tag:blogger.com,1999:blog-32568253696607957502024-02-19T07:23:28.551-08:00Pendidikan Berkarakter Islami Ala Rosulullah SAWPendidikan yang diajarkan rosulullah adalah pendidikan berkarakter yang paling sempurna. karena Akhlaqul Karimah yang dimiliki nabi dapat merubah dunia. suatu perubahan terjadi karena Akhlaqul Karimah. mustahil kita merubah bangsa, merubah lingkungan, merubah pribadi seseorang, merubah anak didik kita dengan memaksa mereka berubah menurut keinginan kita. akan tetapi Akhlaqul karimah adalah kuncinya. Mengapa nabi Muhammad? karena Akhlaq nabi adalah AL-Qur'an. Wallahu A'lam.SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.comBlogger14125tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-49506037128699596102012-11-06T15:56:00.001-08:002012-11-06T15:56:33.485-08:00Amalan Sebelum Tidur ( sebuah pesan Rasulullah ) <strong>Amalan Sebelum Tidur ( sebuah pesan Rasulullah )</strong>
<br /><br />
<br />
<div class="avatar-kecil">
</div>
Administrator<br />
Kamis, 30 Juli 2009 <br />
Kategori : Petikan Hikmah<br /><br />
Pada suatu hari Rasulullah SAW masuk ke rumah putrinya Sayyidah
Fathimah. Ketika itu, Fathimah sudah siap-siap berbaring untuk tidur.
Rasulullah SAW lalu berkata, “Wahai Fathimah putriku, lâ tanâmi.
Janganlah engkau tidur sebelum engkau lakukan empat hal; mengkhatam
Al-Quran, memperoleh syafaat dari para nabi, membuat hati kaum Mukminin
dan mukminat senang dan rida kepadamu, serta melakukan haji dan umrah.”<br />
<br />
Fathimah bertanya, “Bagaimana mungkin aku melakukan itu semua sebelum
tidur?” Rasulullah saw menjawab, “Sebelum tidur, bacalah oleh kamu Qul
huwallâhu ahad tiga kali. Itu sama nilainya dengan mengkhatam Al-Quran.”<br />
<br />
Yang dimaksud dengan Qul huwallâhu ahad adalah seluruh surat Al-Ikhlas,
bukan ayat pertamanya saja. Dalam banyak hadis, sering kali suatu surat
disebut dengan ayat pertamanya. Misalnya surat Al-Insyirah yang sering
disebut dengan surat Alam nasyrah.<br />
<br />
Rasulullah saw melanjutkan ucapannya, “Kemudian supaya engkau mendapat
syafaat dariku dan para nabi sebelumku, bacalah shalawat: “Allâhumma
shalli ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shalayta ‘alâ Ibrâhim wa
‘alâ âli Ibrâhim. Allâhumma bârik ‘alâ Muhammad wa ‘alâ âli Muhammad,
kamâ bârakta ‘alâ Ibrâhim wa ‘alâ âli Ibrâhim fil ‘âlamina innaka
hamîdun majîd.”<br />
<br />
“Kemudian supaya kamu memperoleh rasa ridha dari kaum mukminin dan
mukminat, supaya kamu disenangi oleh mereka, dan supaya kamu juga ridha
kepada mereka, bacalah istighfar bagi dirimu, orang tuamu, dan seluruh
kaum mukminin dan mukminat.”<br />
<br />
Tidak disebutkan dalam hadis itu istighfar seperti apa yang harus
dibaca. Yang jelas, dalam istighfar itu kita mohonkan ampunan bagi
orang-orang lain selain diri kita sendiri. Untuk apa kita memohon
ampunan bagi orang lain? Agar kita tidur dengan membawa hati yang
bersih, tidak membawa kebencian atau kejengkelan kepada sesama kaum
muslimin. Kita mohonkan ampunan kepada Allah untuk semua orang yang
pernah berbuat salah terhadap kita. Hal itu tentu saja tidak mudah.
Sulit bagi kita untuk memaafkan orang yang pernah menyakiti hati kita.
Bila kita tidur dengan menyimpan dendam, tanpa memaafkan orang lain,
kita akan tidur dengan membawa penyakit hati. Bahkan mungkin kita tak
akan bisa tidur. Sekalipun kita tidur, tidur kita akan memberikan mimpi
buruk bagi kita. Penyakit hati itu akan tumbuh dan berkembang ketika
kita tidur. Dari penyakit hati itulah lahir penyakit-penyakit jiwa dan
penyakit-penyakit fisik. Orang yang stress harus membiasakan diri
memohonkan ampunan kepada Allah untuk orang-orang yang membuatnya stress
sebelum ia beranjak tidur.<br />
<br />
Dalam hadis itu tidak dicontohkan istighfar macam apa yang harus kita
baca. Tapi ada satu istighfar yang telah dicontohkan oleh orang
tua-orang tua kita di kampung. Biasanya setelah salat maghrib, mereka
membaca: “Astaghfirullâhal azhîm lî wa lî wâlidayya wa lî ashâbil huqûqi
wajibâti ‘alayya wal masyâikhina wal ikhwâninâ wa li jamî’il muslimîna
wal muslimât wal mukminîna wal mukminât, al ahyâiminhum wal amwât. Ya
Allah, aku mohonkan ampunan pada-Mu bagi diriku dan kedua orang tuaku,
bagi semua keluarga yang menjadi kewajiban bagiku untuk mengurus mereka.
Ampuni juga guru-guru kami, saudara-saudara kami, muslimin dan
muslimat, mukminin dan mukminat, baik yang masih hidup maupun yang telah
wafat.”<br />
<br />
Apabila kita amalkan istighfar itu sebelum tidur, paling tidak kita
telah meminta ampun untuk orang tua kita. Istighfar kita, insya Allah,
akan membuat orang tua kita di alam Barzah senang kepada kita. Istighfar
itu pun akan menghibur mereka dalam perjalanan mereka di alam Barzah.
Manfaat paling besar dari membaca istighfar adalah menentramkan tidur
kita.<br />
<br />
Nasihat terakhir dari Rasulullah saw kepada Fathimah adalah, “Sebelum
tidur, hendaknya kamu lakukan haji dan umrah.” Bagaimana caranya?
Rasulullah saw bersabda, “Siapa yang membaca subhânallâh wal hamdulillâh
wa lâ ilâha ilallâh huwallâhu akbar, ia dinilai sama dengan orang yang
melakukan haji dan umrah.”<br />
<br />
Menurut Rasulullah saw, barangsiapa yang membaca wirid itu lalu tertidur
pulas, kemudian dia bangun kembali, Allah menghitung waktu tidurnya
sebagai waktu berzikir sehingga orang itu dianggap sebagai orang yang
berzikir terus menerus. Tidurnya bukanlah tidur ghaflah (cuek), tidur
kelalaian, tapi tidur dalam keadaan berzikir.<br />
<br />
Sebetulnya, bila sebelum tidur kita membaca zikir, tubuh kita akan
tertidur tapi ruh kita akan terus berzikir. Sekiranya orang itu
terbangun di tengah tidurnya, niscaya dari mulut orang itu akan keluar
zikir asma Allah. ■ Wallahualam bissawab<br />
<br />
Petikan dari ceramah KH. Jalaluddin Rakhmat pada Pengajian Ahad di
Mesjid Al-Munawwarah, tanggal 12 September 1999. Ditranskripsi oleh
Ilman Fauzi Rakhmat<br />
<br />
Lebak Bulus 27 Juli 2009 pk 21.40 WIB<br />
<br />
Semoga Bermanfaat<br />
<br />
Wassalamualaikum wr.wb<br />
Imam Puji Hartono (IPH)
SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-83519113603790301982012-05-16T20:47:00.000-07:002012-05-16T20:47:07.823-07:00<div class="title-container fix">
<div class="title">
<h1 class="posttitle">
<a class="entry-title" href="http://cara-muhammad.com/perilaku/cara-berkomunikasi-rasulullah-saw/" rel="bookmark" title="Cara Berkomunikasi Rasulullah SAW">Cara Berkomunikasi Rasulullah SAW</a></h1>
<a href="http://cara-muhammad.com/">Sumber : http://cara-muhammad.com</a></div>
</div>
<div class="entry fix">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bismillahirrahmanirrahim" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-55" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" title="bismillah_green" width="188" /></a></div>
Berkomunikasi adalah hal yang penting dalam hubungan antara manusia,
bahkan di masa kini, komunikasi sangat menentukan sukses tidaknya
seseorang dalam segala sisi kehidupan. Rasulullah SAW adalah seorang
komunikator yang handal. Seorang teladan luar biasa yang sepantasnya
kita tiru. Berikut ini adalah beberapa tips yang diangkat dari teladan
beliau dalam berkomunikasi:<br />
<ol>
<li>Rasullullah SAW adalah sosok yang fasih berbicara. Sedikit bicara
namun penuh makna, mudah dimengerti, dan tidak menyinggung perasaan
orang yang diajak berbicara.</li>
<li>Ketika ada yang salah dan harus dihukum, maka hukumlah dengan adil tanpa harus menghinakannya.</li>
<li>Berikan motivasi perbaikan diri kepada orang yang dihukum dan sudah
menyesali kesalahannya, bukan malah menghina atau mencemoohnya.</li>
<li>Berkatalah yang baik ketika mendapat musibah. Lakukan introspeksi, tidak menyalahkan siapapun, apalagi menghujat Allah SWT.</li>
<li>Berkatalah yang baik atas orang yang sudah meninggal, kecuali untuk
penulisan sejarah, boleh ditulis sewajarnya berdasarkan fakta yang ada.</li>
<li>Berbicara yang baik kepada yang bukan ahli waris (tidak mendapat waris)</li>
<li>Rasulullah SAW berpesan kepada perempuan untuk berbicara dengan cara yang baik dengan tidak mempermainkan suaranya.</li>
<li>Ketika ditanya, “Siapa Anda?”, maka sebutkan nama kita, jangan hanya “Aku!”, atau “Saya!”.</li>
<li>Berdakwah dengan cara yang terbaik yaitu dengan lemah lembut. Kalaupun harus berdebat, lakukan dengan cara yang paling baik.</li>
<li>Berkata yang baik pada saat khitbah (meminang) seorang wanita.</li>
<li>Berkata yang baik saat memegang amanah, misalnya ketika mendapat
kepercayaan menjadi pimpinan atau memegang suatu tanggung jawab penting.</li>
<li>Sabar dan tiada batasan untuk sabar. Sabar tidak berbatas, kita sendirilah yang membatasinya.</li>
<li>Ketika mendapati diri mendapat fitnah maka ketika diklarifikasi maka
lakukanlah dengan sabar. Jika memungkinkan, nasehatkan kebenaran kepada
orang yang menyebarkan fitnah tersebut agar tersadar dari kesalahannya.
Bagaimanapun, jika kebaikan kita dibalas dengan keburukan lalu kita
seolah tidak peduli, maka ibaratnya kita sedang memberikan bara api
kepada orang tersebut. Adalah kewajiban kita untuk menasehatinya,
minimal mendoakannya agar suatu saat diberikan hidayah oleh Allah.</li>
</ol>
Sungguh perbuatan yang mencerminkan akhlak mulia memberikan efek yang
jauh lebih dahysat dibandingkan dengan sekedar lisan. Siapkah diri kita
untuk mengamalkan akhlak seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW baik
dalam bertutur kata maupun berbuat? Insya Allah.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="alhamdulillahirabbilalamin" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-64" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" title="alhamdulillah" width="95" /></a></div>
<span style="color: #003300;"><em><span style="text-decoration: underline;">Referensi</span>:</em></span><br />
<ol>
<li><span style="color: #003300;"><em>Abu Hurairah radhiyallahu anhu
berkata, dibawa ke hadapan Rasulullah SAW seorang yang tertangkap telah
mabuk (minum khamar). Rasulullah SAW berkata : “hukumlah dia
(pukullah)”. Maka di antara kami ada yang memukul dengan tangannya,
dengan sandalnya, juga ada yang dengan kain. Ketika telah selesai
pergilah orang itu, namun ada seorang sahabat yang berkata padanya,
“Semoga Allah menghinakan kamu!!!”. Mendengar itu rasulullah berkata,
“Janganlah kau berkata seperti itu padanya. Jangan kamu membantu syaitan
(dalam menyesatkan orang itu)”. (HR. Imam Bukhari)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Dari Ummi Salamah berkata, aku
mendengar rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “barangsiapa
yang mendapatkan musibah kemudian mengucapkan “Sesungguhnya semua
datang dari Allah dan akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, berilah aku
pahala atas musibah ini dan berikanlah ganti yang lebih baik”. Ummu
Salamah berkata lagi, “Saat suamiku meninggal, aku mengucapkan seperti
yang Rasul ullah ajarkan padaku, dan kemudian Allah menggantikan aku
yang lebih baik, yaitu (aku menikah dengan) Rasulullah sallallahu
‘alaihi wa sallam. (HR. Muslim)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Aisyah radhiyallahu anha berkata
Rasullullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah menghina
orang yang sudah meninggal dunia, karena mereka telah melakukan apa yang
dapat mereka perbuat (HR. Imam Bukhari)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Dan apabila sewaktu pembagian itu
hadir kerabat , anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari
harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.
(An-Nisa QS. 4:8)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Hai isteri-isteri Nabi, kamu
sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang
yang ada penyakit dalam hatinya , dan ucapkanlah perkataan yang baik.
(Al-Ahzab, QS. 33:32)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Jabir radhiyallahu anhu berkata,
Aku berkunjung ke rumah Nabi Sallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku ketuk
pintunya dan Beliau bertanya, “Siapa ini (di luar)?” Maka kujawab,
“Aku”. Kemudian Rasulullah berkata, “Aku..Aku..”, seolah Beliau sangat
tidak suka (dengan jawaban aku..aku..). (Mutaqqah Alaih)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Dan tidak ada dosa bagi kamu
meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan
(keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu
akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan
janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan
(kepada mereka) perkataan yang ma’ruf . Dan janganlah kamu ber’azam
(bertetap hati) untuk berakad nikah, sebelum habis iddahnya. Dan
ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; maka
takutlah kepada-Nya, dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyantun. (Al-Baqarah, QS. 2:235)</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Dan janganlah kamu serahkan kepada
orang-orang yang belum sempurna akalnya , harta (mereka yang ada dalam
kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka kata-kata yang baik. (An-Nisa, QS. 4:5).</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><em>Pernah suatu ketika rasulullah dan
aisyah seang berjalan dan di tengah berjalan bertemu dengan orang kafir
yang mengucap salam ‘asam alaika’. Kemudian aisyah menjawab dengan
jawaban panjang yang disertai doa keburukan atas orang kafir itu,
kemudian rasul menasehatinya bahwanya hendaknya cukup dijawab dengan “wa
alaika”.</em></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><a href="http://ulfa7.multiply.com/journal/item/479"><em>http://ulfa7.multiply.com/journal/item/479</em></a></span></li>
</ol>
</div>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-29796594430105721562012-05-14T19:17:00.001-07:002012-05-14T19:20:05.113-07:00Cara berjalan Rosulullah SAW<br />
<div style="color: magenta;">
<b> Sumber : <a href="http://cara-muhammad.com/">http://cara-muhammad.com</a></b></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="bismillahirrahmanirrahim" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-55" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/bismillah_green.jpg" title="bismillah_green" width="188" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berjalan adalah hal yang paling mudah
dilakukan jika kita termasuk manusia yang beruntung mendapatkan sepasang
kaki yang normal dari Allah SWT. Sayangnya, tidak banyak diantara kita
yang tahu bagaimana cara berjalan yang baik. Ingin tahu bagaimana cara
Rasulullah SAW tercinta berjalan. Simaklah hal-hal berikut ini:</div>
<ol>
<li>Langkah kaki beliau mantap</li>
<li>Postur tubuh beliau ketika melangkah tegap dan kuat seperti orang yang berjalan menuruni perbukitan</li>
<li>Beliau mengangkat kakinya ketika berjalan, tidak diseret.</li>
<li>Walaupun tegap dan kuat, gerakan beliau tetap terkesan santun dan tidak sombong</li>
<li>Cara berjalan beliau melambangkan langkah orang yang memiliki tekad tinggi, visioner dan gagah berani</li>
</ol>
Jadi, siapkah kita sekarang juga mengubah gaya berjalan kita seperti beliau?<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="alhamdulillahirabbilalamin" border="0" class="aligncenter size-full wp-image-64" src="http://cara-muhammad.com/wp-content/uploads/2010/09/alhamdulillah_green.jpg" title="alhamdulillah" width="95" /></a></div>
<span style="color: #003300;"><i><span style="text-decoration: underline;">Referensi</span>:</i></span><br />
<ol>
<li><span style="color: #003300;"><i>Sahabat Anas Radhiallahuanhu,
menceritakan : “Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam orangnya
berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, fisiknya bagus. Warna
kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting, juga tidak lurus.
Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak (Hadist Shahih
asy-syamail no 2)</i></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><i>Sahabat Ali bin Abi Thalib
Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda: “Rasulullah
Shallallahu alaihi Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek
(sekali..) Jika melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang
yang sedang menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang
seperti beliau sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar
asy-Syamail no 4</i></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><i>lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167</i></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><i>Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu
mengatakan :’Perlu diketahui, tuntutan agama tidaklah seperti it. yang
tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu
alaihi Wasallam dan para sahabat, dilanjutkan oleh generasi Slafus
Shalih. Sungguh, penghulu generasi terdahulu dan generasi belakangan
(Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan
dengan tegap seolah-olah berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi
lit-Tiba’a hlm 193).</i></span></li>
<li><span style="color: #003300;"><i><a href="http://dianbilqis.multiply.com/journal/item/13">http://dianbilqis.multiply.com/journal/item/13</a><br />
</i></span></li>
</ol>
<div id="_mcePaste" style="height: 1px; left: -10000px; overflow: hidden; position: absolute; top: 0px; width: 1px;">
<span style="font-size: x-small;">Kesempurnaan
yang dimiliki Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam tidak hanya
bersifat ruhani semata. Secara jasmani pun, Beliau memiliki
kesempurnaan. Salah satu yang bisa kita lihat, yaitu cara Rasulullah
Shallallahu alaihi Wasallam berjalan dalam mengayunkan kedua kakinya.
beliau memiliki langkah yang mantap, postur yang tegap, kuat layaknya
orang yang berjalan menuruni perbukitan dari arah ketinggian.
Sahabat Anas Radhiallahuanhu, menceritakan :<br />
<span style="font-style: italic;">“Rasulullah Shallallahu alaihi
Wasallam orangnya berpostur sedang, tidak tinggi ataupun pendek,
fisiknya bagus. Warna kulitnya kecoklatan. Rambutnya tidak keriting,
juga tidak lurus. Apabila berjalan, beliau berjalan dengan tegak
(Hadist Shahih asy-syamail no 2)</span><br />
Shabat Ali bin Abi Thalib Radhiallahuanhu, juga memberikan gambaran tidak berbeda:<br />
“<span style="font-style: italic;">Rasulullah Shallallahu alaihi
Wasallam orangya tidak tinggi juga tidak pendek (sekali..) Jika
melangkah, beliau berjalan dengan tegak layaknya orang yang sedang
menapaki jalan menurun. Aku belum pernah melihat orang seperti beliau
sebelum atau setelahnya. (Hadist shahih, Mukhtashar asy-Syamail no 4)</span><br style="font-style: italic;" /><br />
Maknanya beliau mengangkat ke dua kakinya dari permukaan tanah dengan
tarikan kuat, namun tetap santun tidak menunjukkan kesombongan. Cara
berjalan seperti itu merupakan gaya langkah orang-orang yang memiliki
tekad tinggi, berita-cita luhur lagi gagah berani. Selain itu, ia
merupakan cara berjalan yang baik dan memberikan perasaan paling nyaman
bagi anggota tubuh.<br />
Sebaliknya, gaya berjalan sangat lamban hingga gerakannya bak batang
pohon yang dipikul saking beratnya, kurang semangat dalam bergerak bak
orang mati, cara demikian ini tercela. Begitu pula dengan cara
berjalan terlalu cepat, tak beraturan tanpa perhitungan juga merupakan
cara berjalan yang buruk, menunjukkan orang tersebut kurang akalnya.
Apalagi bila sembari dengan sering menengok ke kanan atau ke kiri.
(lihat Ibnul Qayyim dalam Zadul ma’ad 1/167)<br />
cara berjalan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam ini semestina
menjadi panutan kita. Akan tetapi ironisnya, ada sejumlah orang yang
disebut ahli ibadah, ia memiliki cara berjalan kontradiktif dengan
ketegapan Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam. Ahli ibadah ini
mempertomtonkan gerak yang lemah lunglai, lesu tanpa tenaga menampakkan
rasa malas-malasan dalam berjalan maupub berbicara. Supaya orang lain
menilainya sebagai orang yang suka beribadah pada malam hari, sering
berpuasa pada siang harinya dan ahli wara’.<br />
Imam as-SuyuthiRadhiallahu anhu mengomentari cara berjalan”ahli
ibadah” yang sperti itu. Katanya :’Perlu diketahui, tuntutan agama
tidaklah seperti it. yang tepat ialah tata cara yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah Shallallahu alaihi Wasallam dan para sahabat,
dilanjutkan oleh generasi Slafus Shalih. Sungguh, penghulu generasi
terdahulu dan generasi belakangan (Rasulullah Shallallahu alaihi
Wasallam) jika berjalan, mereka berjalan dengan tegap seolah-olah
berjalan dari arah ketinggian” (Al amru bi lit-Tiba’a hlm 193).<br />
Ada sebuah kisah menarik, adalah asy-Syifa’ binti Abdillah pernah
menyaksikan sejumlah pemuda yang berjalan lambat, maka ia pun
melontarkan: “Siapakah mereka itu?” Orang-orang menjawab :”Mereka
adalah ahli ibadah,” maka beliau menimpali:”Dulu, demi Allah, jika Umar
berbicara suaranya terdengar. Jika berjalan, ia cepat. Dan jika
memukul, membuat orang kesakitan. Dan beliau itulah contoh ahli ibadah
sebenarnya”.<br />
Ternyata gaya berjalan pun talah dicontohkan Rasulullah Shallalhu
alaihi Wasallam secara sempurna. Yang mungkin sebagian orang
menganggapnya perkara ringan dan sepele. <span style="font-style: italic;">Wallahu a’lam</span><br />
</span></div>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-6780622257176385932012-05-14T16:36:00.002-07:002012-05-14T16:36:37.187-07:00Pelaksanaan Pendidikan Berkarakter Islami di Sekolah<h3>
<center></center></h3>
Sumber : <a href="http://disdik.pesisirselatan.go.id/artikel25-pelaksanaan-pendidikan-berkarakter-islami-di-sekolah.html">http://disdik.pesisirselatan.go.id</a><br /><hr style="border: dashed 1px;" />
<a href="http://disdik.pesisirselatan.go.id/images/artikel/gb25.jpg" target="_blank" title="lihat gambar"><img align="left" height="225" hspace="5" id="gambar" src="http://disdik.pesisirselatan.go.id/images/artikel/gb25.jpg" width="300" /></a>Dalam dimensi agama Islam, karakter berkaitan dengan akhlak. Secara etimologis, kata <em>akhlak </em>berasal dari bahasa Arab <em>al-akhlaq </em>yang merupakan bentuk jamak dari kata <em>khuluq </em>yang
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Sinonim dari
kata akhlak ini adalah etika, moral, dan karakter. Sedangkan secara
terminologis, akhlak berarti keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah
melakukan perbuatan dengan tidak menghajatkan pikiran. Inilah pendapat
yang dikemukakan oleh Ibnu Maskawaih. Sedang al-Ghazali mendefinisikan
akhlak sebagai suatu sifat yang tetap pada jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada
pikiran.<br />
<br />
Akhlak merupakan salah satu dari tiga kerangka dasar ajaran Islam
yang memiliki kedudukan yang sangat penting, di samping dua kerangka
dasar lainnya, aqidah dan syariah. Nabi Muhammad Saw. dalam salah satu
sabdanya mengisyaratkan bahwa kehadirannya di muka bumi ini membawa misi
pokok untuk menyempurnakan akhlak manusia yang mulia. Nabi Muhammad
Saw. bersabda:<br />
<strong>Artinya:</strong> <em>“Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia</em>”. (HR. Ahmad).<br />
<br />
Keharusan menjunjung tinggi akhlak karimah lebih dipertegas lagi oleh
Nabi Saw. dengan pernyataan yang menghubungkan akhlak dengan kualitas
kemauan, bobot amal, dan jaminan masuk surga. Sabda Nabi Saw. yang
diriwayatkan oleh Abdullah Ibn Amr:<br />
<strong>Artinya:</strong> “<em>Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik akhlaknya </em>… (HR. al-Tirmidzi).<br />
<br />
Dalil-dalil di atas<em> </em>menunjukkan bahwa akhlak Islam bukan
hanya hasil pemikiran dan tidak berarti lepas dari realitas hidup,
melainkan merupakan persoalan yang terkait dengan akal, ruh, hati, jiwa,
realitas, dan tujuan yang digariskan oleh <em>akhlaq qur’aniah</em>. Dengan demikian akhlak karimah merupakan sistem perilaku yang diwajibkan dalam agama Islam melalui nash al-Quran dan Hadis.<br />
<br />
Allah menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan yang terbaik yang
harus dicontoh sikap dan perilakunya. Terkait dengan ini Allah Swt.
berfirman:<br />
<strong>Artinya:</strong> <em>“Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”</em> (QS. al-Ahzab (21): 21).<br />
<br />
Allah memilih Nabi Muhammad SAW. sebagai teladan terbaik karena
keluhuran budi atau akhlaknya. Semua yang diperintahkan Allah dalam
al-Quran selalu pasti dilaksanakan oleh Nabi dan yang dilarang Allah
dalam al-Quran pasti dijauhi Nabi.<br />
<br />
Sifat-sifat khusus (akhlak) yang dimiliki oleh Nabi Muhammad Saw. maupun para nabi dan rasul yang lain adalah:<br />
<ol>
<li><em>Shiddiq</em>, yang berarti jujur. Nabi dan rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya.</li>
<li><em>Amanah</em>, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya.</li>
<li><em>Tabligh</em>, yang berarti menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia.</li>
<li><em>Fathanah</em>, yang berarti cerdas atau pandai, sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya.</li>
<li><em>Ma’shum</em>, yang berarti tidak pernah berbuat dosa atau
maksiat kepada Allah. Sebagai manusia bisa saja nabi berbuat salah dan
lupa, namun lupa dan kesalahannya selalu mendapat teguran dari Allah
sehingga akhirnya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.</li>
</ol>
<br />
Akhlak Rasulullah tersebut menjadi dasar pelaksanaan pendidikan
berkarakter islami di sekolah. Bagaimana sekolah menjadi lembaga
pembinaan peserta didik sehingga menjadi manusia yang berakhlak dan
berbudi pekerti yang mulia. Metode pelaksanaannya di sekolah harus
disesuaikan dengan keadaan sekolah, lingkungan masyarakat dan kesiapan
lembaga sekolah tersebut karena. Untuk pelaksanaan pendidikan
berkarakter islami ini, seluruh aspek dan sendi-sendi sekolah harus
sudah dimulai dengan kehidupan yang islami, mulai dari dasar dan dari
awal hingga akhir.<br />
<br />
Pengembangan pendidikan berkarakter islami dapat dilakanakan dengan memperhatikan beberapa prinsip.<br />
<ul>
<li>Identifikasi akar filosofis</li>
</ul>
Sebelum memulai, teliti dan pelajari terlebih dahulu akar filosofis
permasalahan yang ada di sekolah. Pelajari keadaan, kesiapan, niat dan
keseriusan seluruh komponen sekolah dalam melaksanakan pendidikan
berkarakter islami ini. Selanjutnya rancang sebuah konsep yang
disesuaikan dengan keadaan skolah. Persiapkan segala sesuatu dan segala
kemungkinan yang mngkin terjadi. <br />
<ul>
<li>Pendidik / guru</li>
</ul>
Guru adalah faktor kunci dalam pelaksanaan pendidikan berkarakter
islami di sekolah. Keseriusan guru bukan hanya pada pelaksanaan di kelas
dan dalam pembelajaran, namun juga dalam kehidupan dan pergaulan di
lingkungan sekolah dan masyarakat. Jadi guru benar-benar harus
melaksanakan karakter islami pada dirinya sebelum menerapkannya kepada
peserta didik.<br />
<ul>
<li>Al-quran sebagai sahabat</li>
</ul>
Pendekatan pembelajaran yang islami tidak bisa dipisahkan dengan
kedekatan pada Al-quran. Al-quran harus menjadi sahabat dalam kehidupan
guru dan siswa. Membaca dan mempelajari Al-quran merupakan bagian wajib
dalam pembelajaran dan kehidupan. Al-quran akan menjadi penuntun utama
dalam pelaksanaan ajaran islam dalam kehidupan. <br />
<ul>
<li>Masjid sebagai pusat kegiatan</li>
</ul>
Berbicara tentang kehidupan keislaman tidak bisa dipisahkan dar
masjid. Pelaksanaan pendidikan berkarakter islami harus dimulai dari
kedekatan siswa dengan masjid. Masjid harus dijadikan sebagai pusat
segala kegiatan. Pembelajaran diawali dan dipusatkan dari masjid,
sehingga nuansa keislaman akan melekat dalam lingkungan sekolah. Masjid
harus berada di tempat yang strategis dan pengelolaan masjid harus
optimal sehingga setiap kegiatan berjalan dengan lancar.<br />
<ul>
<li><em>Key Player</em></li>
</ul>
Dalam pergerakan mempersiapkan dan melaksanakan pendidikan berkarakter islami di sekolah sangat tergantung pada pemain kunci (<em>key player</em>).
Seorang penggerak yang gigih dan serius sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan perubahan yang sangat mendasar pada sebuah sekolah ini.
Pemain kunci ini haruslah seorang yang benar-benar memahami keadaan
sekolah dan lingkungan sekitar serta paham dan memiliki program yang
jelas dan tertata serta terencana dengan baik sehingga dapat
menggerakkan komponen sekolah yang lain dalam pelaksanaan pendidikan
berkarakter islami dan mempertahankannya.<br />
<ul>
<li>Mobilitas vertikal dan horizontal</li>
</ul>
Pergerakan pelaksanaan pendidikan berkarakter islami tidak hanya
dilaksanakan di sekolah, namun juga harus ada pergerakan secara vertikal
dan horizontal. Masyarakat dan lingkungan harus dirangkul dan harus
dibuat mendukung sepenuhnya. Ini sangat mempengaruhi kesuksesan
pelaksanaan dan mempertahankan pendidikan berkarakter islami. Selain itu
tidak kalah penting para pemangku kepentingan yan harus dibuat
mendukung penuh, baik dari segi moril, kebijakan maupun pendanaan,
karena tanpa hal tersebut akan banyak kendala yang dihadapi. Jadi
mobilitas secara vertikal dan horizontal harus dipertahankan dan terus
dilaksanakan. <br />
<ul>
<li>Kerjasama antar lembaga</li>
</ul>
Kerjasama sangat diperlukan dalam pelaksanaan pendidikan berkarakter
islami. Dalam proses pendidikan harus ada kerjasama dengan lembaga
terkait yang dapat menyokong pelaksanaannya. Misalnya dalam pendidikan
Al-quran dan keislaman, harus bekerjasama dengan lembaga Al-quran dan
keislaman untuk mendidik siswa maupun guru. Begitupun untuk pembentukan
akhlak, watak dan kepribadian.<br />
<ul>
<li>Asrama</li>
</ul>
Asrama adalah salah satu komponen penting dalam pembinaan pendidikan
berkarakter islami, namun asrama bukan hal yang wajib. Adanya asrama
sangat mendukung karena dengan tinggalnya siswa dan guru di asrama,
pendidikan dapat dilakukan secara menyeluruh dalam segala segi
kehidupan siswa.<br />
<br />
(Dukutip dari berbagai sumber dengan perubahan seperlunya)<br />
<br />
<br />Pengirim : Tomi Tridaya PutraSDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-35483388027498484382012-05-08T10:04:00.002-07:002012-05-14T07:58:34.252-07:00Mendidik Anak ala Rasulullah<h4>
</h4>
<hr align="left" color="#999999" noshade="noshade" size="1px" />
<div align="right">
<a href="http://anugerah.hendra.or.id/pasca-nikah/3-anak-anak/mendidik-anak-ala-rasulullah/print/" rel="nofollow" title=""></a>
</div>
<div class="navboxwrapright" style="margin-left: 5px;">
<div class="navboxwrapright">
</div>
</div>
Oleh: M.Quraish Shihab<br />
ImagePakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab
utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang gagal.
Padahal, salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan pendidikan adalah
dipilihnya pendidik yang baik. Nah, Rasulullah adalah suri tauladan yang
terbaik, karenanya mari kita berkaca dari sepercik cara mendidik anak
ala beliau.<br />
Pakar-pakar pendidikan di Indonesia menilai bahwa salah satu sebab
utama kegagalan pendidikan kita karena para pendidiknya yang gagal. Kita
dalam hal ini berada dalam lingkaran setan, anak didik tidak
berkualitas ternyata karena gurunya yang kurang bermutu, akhirnya
pendidikannya gagal. Memang salah satu syarat mutlak untuk keberhasilan
pendidikan adalah dipilihnya pendidik yang baik, yang sebelumnya perlu
dididik pula. Sebenarnya kalau melihat ke sejarah Nabi, problema ini
baru terselesaikan karena Allah Swt. turun tangan.<br />
Anak didik dibentuk oleh empat faktor. Pertama, ayah yang berperan
utama dalam membentuk kepribadian anak. Bahkan, dalam Al-Quran hampir
semua ayat yang berbicara tentang pendidikan anak, yang berperan adalah
ayah. Kedua, yang membentuk kepribadiannya juga adalah ibu; ketiga, apa
yang dibacanya (ilmu); dan keempat, lingkungan. Kalau ini baik, anak
bisa baik, juga sebaliknya. Begitu pula baik-buruk kadar pendidikan
kita.<br />
Empat faktor ini belum tentu semuanya terwujud. Ketika Allah Swt.
menetapkan bahwa Nabi Muhammad sebagai utusan-Nya, maka yang membentuk
kepribadiannya adalah Allah Swt. Sebab, bila diserahkan kepada
masyarakat atau keluarga, maka ia tidak akan sempurna, bisa jadi keliru.
Dalam hal ini, Tuhan yang melakukan, sedangkan masyarakat atau keluarga
diberi peranan yang sangat sedikit. Itu sebabnya bila telah selesai
peranan ayah, maka dia diambil-Nya meninggal dunia. Ini karena Tuhan
tidak mau beliau dididik bapaknya. Begitu lahir dibawa ke desa dan
ketika usia remaja baru ketemu ibunya. Namun, ibunya pun kemudian
diambil-Nya. Selain itu, beliau lahir di lingkungan dengan gaya hidup
yang terbelakang, bahkan hampir tidak tersentuh oleh peradaban. Padahal,
waktu itu Mesir, Persia, dan India semunya sudah maju. Dalam hal ini,
Allah Swt. ingin mendidik langsung beliau untuk menjadi pendidik, yakni
figur yang diteladani bagaimana seharusnya mendidik. Itu sebabnya beliau
bersabda, Addabanî Rabbî fa Ahsana Ta’dîbi (“Yang mendidik saya itu
adalah Tuhan”). Juga, Bu’itstu Mu’alliman (“Saya diutus-Nya menjadi
pengajar, pendidik”).<br />
Kita ambil beberapa inti dari kisah hidup Rasulullah Saw. Beliau
bersabda, “Bila ingin anak yang membawa namamu itu tumbuh berkembang
dengan baik, maka pilih-pilihlah tempat kamu meletakkan spermamu, karena
gen itu menurun”. Jadi, sebelum anak lahir kita harus memilih hal yang
baik, karena gen ini mempengaruhi keturunan. Pakar pendidikan mengakui
bahwa ada faktor genetik dan pendidikan. Walaupun mereka berbeda
pendapat yang mana lebih dominan, namun yang jelas keduanya punya
pengaruh. Penulis pribadi cenderung berpendapat yang lebih dominan itu
sebenarnya pada pendidikan, bukan sperma (gen). Sebagai analogi, bila
kita lagi sumpek, masakan kita bisa tidak enak. Di sini ada pengaruh
dari emosi dan sikap pada saat membuat suatu masakan. Jadi, bila ingin
anak yang baik, maka harus ditanamkan perasaan yang enak, harmonis, dan
penuh keagamaan sewaktu memproduksinya. Ini berpengaruh kepada jabang
bayi. Ketika membuatnya dalam situasi ketakutan, maka anaknya pun akan
menjadi penakut. Anak yang lahir di luar nikah itu berbeda dengan anak
yang lahir dari hubungan yang sah. Karena semua orang sadar dalam hati
bahwa perzinahan itu buruk, maka hal ini nantinya dapat berpengaruh
terhadap anak. Karena itu pula, Nabi Saw. memerintahkan untuk memilih
tempat-tempat yang baik saat menanamkan sperma kita dan dianjurkan
sebelumnya untuk membaca doa dan tidak dihantui rasa takut atau cemas.<br />
Di dalam Al-Quran diterangkan, Nisâukum hartsun lakum (Isteri kamu
adalah ladang buatmu). Di sini Al-Quran mengumpamakan suami sebagai
“petani” dan isteri sebagai “ladang”. Kalau petani menanam tomat, apakah
apel yang tumbuh? Siapa yang salah, bila si suami menghendaki anak
laki-laki namun yang lahir perempuan, petani atau ladangnya? Tentu
petani. Setelah ditanam, semestinya benih itu dipelihara. Bila ada hama,
maka perlu dipupuk, disirami, dan dipelihara dengan baik. Setelah ada
hasilnya, maka perlu dicuci dulu bila ingin dimakan. Dan bila ingin
dijual, juga dibersihkan dulu dan dikemas sedemikian rupa agar dapat
bermanfaat. Ini sebenarnya pelajaran dalam Al-Quran. Agar buah yang
lahir dari kehidupan suami-isteri ini bisa membawa manfaat sebanyak
mungkin, maka harus memperhatikan sang isteri (ibu). Dari sini, sekian
banyak anjuran untuk memberikan makanan yang bergizi bagi seorang ibu.
Di masa Nabi Saw, buah yang paling banyak adalah kurma. Kurma itu
memiliki vitamin dan karbohidrat yang tinggi. Nabi Saw. berkata,
“Isteri-isteri kamu yang sedang hamil, maka berilah ia kurma agar supaya
anaknya lahir sehat dan gagah”.<br />
Hal di atas menunjukkan bahwa jauh sebelum anak dilahirkan, ternyata
Islam telah memiliki landasan dan tempat berpijak. Lalu, apa yang perlu
diperankan orang tua sekarang? Pertama, satu hal yang perlu
digarisbawahi, begitu seorang anak lahir, Islam mengajarkan untuk
diadzankan. Walaupun anak itu belum mendengar dan melihat, tapi ini
memiliki makna psiko-keagamaan pada pertumbuhan jiwanya. Anak yang baru
beberapa hari lahir, kalau ia ketawa, anda jangan menduga bahwa ia
ketawa karena atau dengan ibunya, tapi karena ia merasakan kehadiran
seseorang. Para pakar mengatakan demikian, karena ada orang yang lahir
buta tetap tersenyum saat ibu mendekatinya. Jadi, seorang bayi memiliki
rasa pada saat mendengar adzan, juga memiliki jiwa yang bisa berhubungan
dengan sekelilingnya. Karena itu, adzan menjadi kalimat pertama yang
diucapkan kepadanya. Dan, karena saat membacakan adzan seorang muadzin
berhubungan dengan Tuhan, maka inilah yang memberikan dampak bagi
perkembangan anak ke depan.<br />
Kedua, sampai umur tujuh hari, kelahiran anak perlu disyukuri
(‘aqiqah). Kalau begitu, jangan sampai terbetik dalam pikiran ibu/bapak
merasa tidak mau atau tidak membutuhkannya, karena saat itu sang anak
sudah punya perasaan dan harus disambut dengan penuh syukur (‘aqiqah).
Misal, ada orang yang mengharapkan anak laki-laki, namun kemudian lahir
anak perempuan, akhirnya ia kecewa serta tidak menerima dan
menyukurinya. Semestinya perlu disyukuri, baik laki-laki maupun
perempuan.<br />
Ketiga, setelah ‘aqiqah, sang anak baru diberi nama yang terbaik
karena dalam hadis disebutkan, “Di hari kemudian nanti orang-orang itu
akan dipanggil dengan namanya”. Dalam hadis lain dijelaskan, “Nama itu
adalah doa dan nama itu bisa membawa pada sifat anak kemudian”. Jadi,
pilihlah nama yang baik untuknya.<br />
Nama itu adalah sebuah doa yang menyandangnya. Ada ilustrasi, sebelum
perang Badar (2 H.). berkecamuk, ada duel perorangan antara kaum muslim
dan musyrik. Ali, Hamzah, dan ‘Ubaidah dari pihak kaum muslim,
sedangkan dari pihak kaum musyrik yaitu ‘Utbah, Al-Walid dan Syaibah.
Ali (yang tinggi) melawan Utbah (orang yang kecil). Hamzah (singa)
berhadapan dengan Syaibah (orang tua). Al-Walid (anak kecil) berhadapan
dengan ‘Ubaidah (hamba yang masih kecil). Bisa dibayangkan, bagaimana
kalau orang yang tinggi besar berhadapan dengan anak kecil atau orang
yang dijuluki “singa” dengan orang tua, siapa yang menang? Yang terjadi,
Ali dan Hamzah berhasil membunuh lawannya, sedangkan Ubaidah dan
al-Walid tidak ada yang terbunuh hanya keduanya terluka.<br />
Nabi Saw. dipilihkan oleh Allah semua nama yang baik dan sesuai,
karena ia adalah doa bagi yang menyandangnya. Misal, Nabi memiliki ibu
bernama Aminah (yang memberi rasa aman) dan ayahnya Abdullah (hamba
Allah). Yang membantu melahirkan Nabi namanya As-Syaffa (yang memberikan
kesehatan dan kesempurnaan). Yang menyusuinya adalah Halimah (perempuan
yang lapang dada), jadi Nabi dibesarkan oleh kelapangan dada. Anjuran
untuk memilih nama yang mengandung doa juga dimaksudkan agar jangan
sampai menimbulkan rasa rendah diri pada sang anak.<br />
Keempat, mendidik anak bagi Nabi Saw. adalah menumbuhkembangkan
kepribadian sang anak dengan memberikan kehormatan kepadanya, sehingga
beliau sangat menghormati anak-cucunya. Bila memang sejak kecil ia sudah
memiliki perasaan, maka jangan sampai ada perlakuan yang menjadikannya
merasa terhina. Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya untuk
berbakti kepada orang tuanya. Nabi Saw. pernah ditanya, “Bagaimana
seseorang membantu anaknya supaya ia berbakti?”, Nabi berkata:
“Janganlah ia dibebani (hal) yang melebihi kemampuannya, memakinya,
menakut-nakutinya, dan menghinanya”.<br />
Ada sebuah riwayat, seorang anak lelaki digendong oleh Nabi dan anak
itu pipis, lantas ibunya langsung merebut anaknya itu dengan kasar. Nabi
kemudian bersabda, “Hai, bajuku ini bisa dibersihkan oleh air, tetapi
hati seorang anak siapa yang bisa membersihkan”. Riwayat lain
menyebutkan bahwa Nabi berkata, “Jangan, biarkan ia kencing”. Dari hal
ini, muncul ketentuan, bila anak laki-laki kencing cukup dibasuh,
sedangkan bila anak perempuan dicuci dengan sabun. Riwayat tadi memberi
pelajaran bahwa sikap kasar terhadap seorang anak dapat mempengaruhi
jiwanya sampai kelak ia dewasa.<br />
Namun sisi lain, ada satu hal di mana Nabi sangat hati-hati dalam
persoalan anak. Ketika Nabi lagi di masjid, ada orang yang kirim kurma,
kemudian cucunya datang dan mengambil sebuah kurma lalu dimakannya. Nabi
bertanya kepada ibunya, “Ini anak tadi mengambil kurma dari mana?”
Sampai akhirnya, dipanggilnya Saidina Hasan dan dicongkel kurma dari
mulutnya. Ini maknanya apa? Nabi tidak mau anak cucunya itu memakan
sesuatu yang haram, walaupun ia masih kecil dan tidak ada dosa baginya,
karena itu akan memberikan pengaruh kepadanya kelak ia besar.<br />
Ada cerita dari pengalaman seorang ibu yang pendidikannya hanya
sampai SD dan memiliki 13 anak, tetapi semuanya berhasil. Suatu ketika,
ada orang yang bertanya kepada si ibu itu, “Doa apa yang dipakai ibu
sehingga semuanya berhasil?” Jawabnya, “Saya dan suami saya tidak banyak
berdoa. Tapi, bila anak saya bersalah atau saya tidak senang
perbuatannya, saya selalu berkata, “Mudah-mudahan Tuhan memberimu
petunjuk”. Jadi, anak ini tidak dimaki, dikutuk, atau dimarahi. Dan,
kami kedua orang tuanya tidak pernah memberi makan mereka dengan makanan
yang haram”.<br />
Sumber: http://www.psq.or.id<br />
http://www.halalguide.info/content/view/558/72/SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-9199105573305538792012-05-08T09:57:00.000-07:002012-05-08T09:57:14.068-07:00Strategi Pendidikan Karakter Rasulullah<h2>
<a href="http://mejadiskusi.web.id/index.php/articles/islami/82-rasulullah"> Strategi Pendidikan Karakter Rasulullah</a></h2>
<ul class="actions">
<li class="print-icon">
<a href="http://mejadiskusi.web.id/index.php/articles/islami/82-rasulullah?tmpl=component&print=1&page=" rel="nofollow" title="Print"><img alt="Print" src="http://mejadiskusi.web.id/media/system/images/printButton.png" /></a> </li>
<li class="email-icon">
<a href="http://mejadiskusi.web.id/index.php/component/mailto/?tmpl=component&template=bojitom1.7&link=685d0cf4e20b5dbd62f2c6d8cbc036f0305b61f5" title="Email"><img alt="Email" src="http://mejadiskusi.web.id/media/system/images/emailButton.png" /></a> </li>
</ul>
<dl class="article-info"><dd class="category-name">
Category: <a href="http://mejadiskusi.web.id/index.php/articles/islami">Islami</a> </dd><dd class="published">
Published on Friday, 09 December 2011 10:05 </dd><dd class="createdby">
Written by Alfi Nur Lailiyah </dd><dd class="hits">
Hits: 17 </dd></dl>
Maraknya kekerasan di Indonesia membuat banyak kalangan merasakan
keresahan mendalam. Berbagai konflik, bencana dan masalah melanda
Republik tercinta. Paling menyedihkan tentunya konflik antar kelompok
beragama dan kalangan muda. Budaya tawuran antar kampung, pelajar,
mahasiswa dan suku masih terjadi.<br />
Kita pantas bertanya, mengapa Indonesia menghadapi krisis kronis dan
mengalami erosi moralitas. Perilaku positif hilang termakan zaman
digantikan produksi perilaku negatif yang cenderung destruktif. Harga
manusia dijual murah, penghilangan nyawa dianggap biasa dan budaya
kecurigaan antar kelompok sangat tinggi.<br />
Merespon fenomena itu, kita layak bertafakur dan merumuskan kembali
sendi kehidupan agama dan kesalehan kolektif yang memudar. Salah satunya
mengembalikan kembali posisi ajaran Islam yaitu Al – Qur’an dan Hadits
Rasulullah secara proporsional, mengakar kuat dan mampu dirasakan
sentuhannya dalam kehidupan masyarakat. Ada baiknya, kita juga kembali
belajar membaca ulang bagaimana peri kehidupan teladan terbaik yaitu
Rasulullah SAW.<br />
<strong>Menumbuhkan Karakter Islami</strong><br />
Dalam kacamata kaum muslimin, gejala yang merusak di masyarakat
akibat hilangnya karakter dan kepribadian Islami. Kita kecanduan produk
Barat yang hedonistik, serba bebas dan berkiblat kesenangan duniawi.
Konsep permissif itu berdampak rusaknya tatanan kehidupan sosial,
kacaunya moralitas dan mengendurnya nilai kebersamaan antar individu.<br />
Jelas, ini konsepsi yang bertentangan dengan nilai Islam yang
mengatur tawazun (keseimbangan) kehidupan dunia dan akhirat. Rasulullah
SAW dalam membentuk generasi pilihan sangat mengintensifkan tiga
kecerdasan yaitu emosional, spritual dan intelektul. Hasilnya dapat
dirasakan dimana banyak dilahirkan pejuang Islam hebat seperti Abu
Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat lainnya.<br />
Ada beberapa prinsip strategis pembentukan karakter Rasulullah kepada para sahabat sebagai generasi penerusnya.<br />
<strong>Pertama</strong>, Rasulullah SAW sangat fokus kepada
pembinaan dan penyiapan kader. Fakta itu dapat dilihat sejak beliau
mulai mendapatkan amanah dakwah. Tugas menyebarkan Islam dijalankan
dengan mencari bibit kepemimpinan unggul berhati bersih. Dakwah beliau
fokus tidak menyentuh segi kehidupan politik Makkah. Selain faktor
instabilitas dan kekuatan politik, perjuangan dakwah memang difokuskan
nilai pembinaan.<br />
Dirinya berusaha menanamkan karakter kenabian yaitu siddiq (jujur),
amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
Rumah Arqam bin Abil Arqam menjadi saksi bagaimana ahirnya kepemimpinan
Islam dilahirkan. Point penting pertama pendidikan karakter adalah
fokus, bertahap dan konsisten terhadap pembinaan sejak dini.<br />
<strong>Kedua</strong>, mengutamakan bahasa perbuatan lebih baik dari
perkataan. Aisyah menyebut Rasulullah SAW sebagai Al-Qur’an yang
berjalan. Sebutan itu tidak salah, mencermati Sirah Nabawiyah menjadikan
kita menuai kesadaran rekonstruksi pemikiran dan tindakan Rasulullah
SAW. Beliau berbuat dulu, baru menyerukan kepada kaumnya untuk
mengikutinya. Kesalehan individu berhasil membentuk kesalehan kolektif
di masyarakat Makkah dan Madinah.<br />
“<em>Sesungguhnya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan
bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat
serta banyak berzikir kepada Allah</em>” (QS 33 : 21)<br />
Ketika berdakwah di masyarakat Thaif dirinya mendapat perlakuan buruk
dilempari kotoran. Pada saat itu datanglah Malaikat Jibril menawarkan
jasa. “Hai muhammad jika engkau kehendaki gunung yang ada dihadapanmu
ini untuk aku timpahkan kepada penduduk Thaif, niscaya sekarang juga aku
lakukan.” Nabi menjawab “Jangan Jibril, semua itu dilakukan mereka
karena ketidaktahuan mereka” kemudia nabi berdo’a “allâhumahdî qaumî
fainnahû lâ ya’lamûn” “Ya Allah berikanlah hidayah kepada kaumku
sesungguhnya mereka tidak mengetahui” Alhamdulillah, Allah SWT mendengar
doanya, masyarakat Thaif banyak menjadi pengikut Islam. Point penting
kedua, berikan keteladanan baru mengajak orang lain mengikuti apa yang
kita lakukan.<br />
<strong>Ketiga</strong>, menanamkan keyakinan bersifat ideologis
sehingga menghasilkan nilai moral dan etika dalam mengubah
masyarakatnya. Beliau meluruskan kemusyrikan mereka dengan mengajarkan
kalimat tauhid yakni meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang
berhak disembah. Karakter tauhid menghasilkan pergerakan manusia yang
dilandasi syariat Islam dalam menjalankan kehidupan. Mengutip Nur Faizin
(Republika, 13/10)<br />
Pendidikan karakter yang terpenting adalah pendidikan moral dan
etika. Rasulallah SAW sendiri pun menegaskan hal itu dalam sabdanya, "<em>Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak karimah</em>."
(HR Ahmad dan yang lain). Menumbuhkan kembali akhlak karimah haruslah
menjadi kompetensi dalam proses pendidikan karakter setiap bangsa.<br />
Akhirnya karakter itu harus memadukan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Rasulullah SAW sudah memberikan teladan itu dengan
membangun pendidikan berbasis moral dan etik. Pembangunan pendidikan
dapat dimulai dari Pesantren, Kampus dan Sekolah sebagai tempat subur
pembinaan sekaligus pemberdayaan karakter generasi muda. Karena dengan
moral yang baik dan etika yang berlandaskan ideologi yang benar akan
membentuk komunitas masyarakt bangsa yang rahmatan lil alamin.<br />
<br />
sumber:
http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/inggar-saputra-pengurus-pusat-kammi-strategi-pendidikan-karakter-rasulullah-saw.htmSDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-58274666076032068582012-05-08T09:47:00.002-07:002012-05-08T09:47:24.546-07:00HADIS-HADIS TENTANG METODE PENDIDIKAN RASULULLAH SAW<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
HADIS-HADIS TENTANG METODE PENDIDIKAN RASULULLAH SAW
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-6014848301377433794" itemprop="articleBody">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjA-opVLBGbXIV57zfdjkBBXULMtxJNJanpKiJkHN59aB0kuuuHiJpAjiOjNSdiZxlcOi2nvz6iTfyH9WFAL0CqyoLa5fRuPjgdf7_VXScLhv5P2GLX5gVERpc_fppJbsNkHgTsW7JfwRy/s1600-h/BUKU+GUDANG+ILMU.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347773800642029906" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjA-opVLBGbXIV57zfdjkBBXULMtxJNJanpKiJkHN59aB0kuuuHiJpAjiOjNSdiZxlcOi2nvz6iTfyH9WFAL0CqyoLa5fRuPjgdf7_VXScLhv5P2GLX5gVERpc_fppJbsNkHgTsW7JfwRy/s320/BUKU+GUDANG+ILMU.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 151px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 154px;" /></a><br /><div class="snap_preview">
<div style="text-align: center;">
HADIS-HADIS TENTANG METODE PENDIDIKAN<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>A. Pendahuluan</strong><br />Keberhasilan
menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah
swt.) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem
pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam
menyampaikan pesan-pesan ilahiyah, sebab dengan metode yang tepat,
materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai peserta didik. Dalam
pendidikan Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang dapat
melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi
jasmani dan rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu
jenis metode pendidikan yang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua
keadaan.</div>
<blockquote>
<div style="text-align: justify;">
Sebaik apapun
tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan
tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode
akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau
tidak. Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting
daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan
harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor
terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan. (Anwar, 2003: 42)</div>
</blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<span id="more-287"></span><br />Rasul
saw. sejak awal sudah mencontohkan dalam mengimplementasikan metode
pendidikan yang tepat terhadap para sahabatnya. Strategi pembelajaran
yang beliau lakukan sangat akurat dalam menyampaikan ajaran Islam. Rasul
saw. sangat memperhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang,
sehingga nilai-nilai Islami dapat ditransfer dengan baik. Rasulullah
saw. juga sangat memahami naluri dan kondisi setiap orang, sehingga
beliau mampu menjadikan mereka suka cita, baik meterial maupun
spiritual, beliau senantiasa mengajak orang untuk mendekati Allah swt.
dan syari’at-Nya.<br />Makalah ini akan menyajikan hadis-hadis Nabi saw.
tentang metode pendidikan dalam lingkup makro dan mikro, yang
dilaksanakan Rasulullah. Hadis-hadis yang berimplikasikan pada metode
pendidikan dalam lingkup makro, meliputi; metode keteladanan, metode
lemah lembut/kasih sayang, metode deduktif, metode perumpamaan, metode
kiasan, metode memberi kemudahan, metode perbandingan. Metode pendidikan
dalam lingkup mikro terdiri dari; metode tanya jawab, metode
pengulangan, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode pemecahan
masalah, metode diskusi, metode pujian/memberi kegembiraan, metode
pemberian hukuman. </div>
<div style="text-align: left;">
B. Pembahasan</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Pengertian Metode Pendidikan.<br />Satu
dari berbagai komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan adalah
ketepatan menentukan metode. Sebab dengan metode yang tepat, materi
pendidikan dapat diterima dengan baik. Metode diibaratkan sebagai alat
yang dapat digunakan dalam suatu proses pencapaian tujuan. Tanpa metode,
suatu materi pelajaran tidak akan dapat berproses secara efektif dan
efisien dalam kegiatan pembelajaran menuju tujuan pendidikan.<br />Secara
etimologi kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu meta yang berarti
”yang dilalui” dan hodos yang berarti ”jalan”, yakni jalan yang harus
dilalui. Jadi secara harfiah metode adalah cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu.(Poerwakatja, 1982: 56). Sedangkan dalam bahasa
Inggeris, disebut dengan method yang mengandung makna metode dalam
bahasa Indonesia.(Wojowasito, 1980:113). Dalam bahasa Arab, metode
disebut dengan tharīqah yang berarti jalan atau cara.(Louwis, t.t.:
465). Demikian pula menurut Yunus, tharīqah adalah perjalanan hidup,
hal, mazhab dan metode.(Munawwir, 1997: 849). Secara terminologi, para
ahli memberikan definisi yang beragam tentang metode, di antaranya
pengertian yang dikemukakan Surakhmad (1998: 96), bahwa metode adalah
cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan.
Menurut Yusuf (1995: 2), metodologi adalah ilmu yang mengkaji atau
membahas tentang bermacam-macam metode mengajar, keunggulannya,
kelemahannya, kesesuaian dengan bahan pelajaran dan bagaimana
penggunaannya. Poerwakatja (1982: 386), mengemukakan; metode
pembelajaran berarti jalan ke arah suatu tujuan yang mengatur secara
praktis bahan pelajaran, cara mengajarkannya dan cara mengelolanya.<br />Berdasarkan
definisi yang dikemukakan para ahli mengenai pengertian metode
pendidikan, beberapa hal yang mesti ada dalam metode yaitu:<br />a. Melaksanakan aktivitas pembelajaran dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab;<br />b. Aktivitas tersebut memiliki cara yang baik dan tujuan tertentu;<br />c. Tujuan harus dicapai secara efektif.<br />Ada
istilah lain dalam pendidikan yang mengandung makna berdekatan dengan
metode, yaitu pendekatan dan teknik/strategi, sebagai berikut:<br />a. Pendekatan (al-madkhal/approach).<br />Pendekatan
yaitu sekumpulan pemahaman mengenai bahan pelajaran yang mengandung
prinsip-prinsip filosofis. Jadi pendekatan merupakan kebenaran umum yang
bersifat mutlak. Misalkan asumsi yang berhubungan dengan pembelajaran
bahasa, bahwa aspek menyimak dan percakapan harus diajarkan terlebih
dahulu sebelum aspek membaca dan menulis atau sebaliknya, sehingga dari
asumsi tersebut pendidik dapat menentukan metode yang tepat.(Sumardi,
t.t: 91-94).<br />b. Teknik/strategi.<br />Teknik penyajian bahan pelajaran
adalah penyajian yang dikuasai pendidik dalam mengajar atau menyajikan
bahan pelajaran kepada peserta didik di dalam kelas, agar bahan
pelajaran dapat dipahami dan digunakan dengan baik. Teknik adalah
pelaksanaan pengajaran di dalam kelas, yaitu penggunaan metode yang
didasarkan atas pendekatan terhadap materi pelajaran. Jadi teknik harus
sejalan dengan metode dan pendekatan. Misalkan dalam mengatasi masalah
peserta didik yang tidak dapat menyebutkan bunyi suatu huruf dengan
tepat, pendidik memintakan peserta didik untuk menirukan ucapannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Metode.<br />Metode
adalah rencana menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian bahan/materi
pelajaran secara sistematis dan metodologis serta didasarkan atas suatu
pendekatan, sehingga perbedaan pendekatan mengakibatkan perbedaan
penggunaan metode. Jika metode tersebut dikaitkan dengan pendidikan
Islam, dapat membawa arti metode sebagai jalan pembinaan pengetahuan,
sikap dan tingkah laku sehingga terlihat dalam pribadi subjek dan obyek
pendidikan, yaitu pribadi Islami. Selain itu, metode dapat membawa arti
sebagai cara untuk memahami, menggali dan mengembangkan ajaran Islam,
sehingga terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.(Nata, 2001:
91).<br />Metode, merupakan alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Alat ini mempunyai dua fungsi ganda, yaitu polipragmatis dan
monopragmatis. Polipragmatis, bilamana metode mengandung kegunaan yang
serba ganda, misalnya suatu metode tertentu pada suatu situasi kondisi
tertentu dapat digunakan membangun dan memperbaiki. Kegunaannya dapat
tergantung pada si pemakai atau pada corak, bentuk dan kemampuan dari
metode sebagai alat. Sebaliknya monopragmatis, bilamana metode
mengandung satu macam kegunaan untuk satu macam tujuan. Penggunaannya
mengandung implikasi bersifat konsisten, sistematis dan kebermaknaan
menurut kondisi sasarannya. Mengingat sasaran metode adalah manusia,
maka pendidik dituntut untuk berhati-hati dalam penerapannya.<br />Metode
pendidikan yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran
jalannya proses pembelajaran, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang
sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh seorang guru baru
berdaya guna dan berhasil guna, jika mampu dipergunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dalam pendidikan Islam, metode yang
tepat guna adalah metode yang mengandung nilai nilai instrinsik dan
ekstrinsik, sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat
dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam
tujuan pendidikan Islam. (Arifin, 1996: 197). Nahlawi (1996: 204),
mengatakan metode pendidikan Islam adalah metode dialog, metode kisah
Qur’ani dan Nabawi, metode perumpamaan Qur’ani dan Nabawi, metode
keteladanan, metode aplikasi dan pengamalan, metode ibrah dan nasihat
serta metode tarģîb dan tarhîb.<br />Berdasarkan rumusan-rumusan di atas,
dapat dipahami bahwa metode pendidikan Islam adalah berbagai cara yang
digunakan oleh pendidik muslim, sebagai jalan pembinaan pengetahuan,
sikap dan tingkah laku, sehingga nilai-nilai Islami dapat terlihat dalam
pribadi peserta didik (subjek dan obyek pendidikan).</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Hadis-hadis Tentang Metode Pendidikan dalam Lingkup Makro<br />a. Metode Keteladanan.<br />حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَامِرِ بْنِ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ
عَنْ أَبِي قَتَادَةَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ
بِنْتَ زَيْنَبَ بِنْتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَلِأَبِي الْعَاصِ بْنِ رَبِيعَةَ بْنِ عَبْدِ شَمْسٍ فَإِذَا سَجَدَ
وَضَعَهَا وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا.<br />Artinya: Hadis dari Abdullah ibn
Yusuf, katanya Malik memberitakan pada kami dari Amir ibn Abdullah ibn
Zabair dari ‘Amar ibn Sulmi az-Zarâqi dari Abi Qatadah al-Anshâri, bahwa
Rasulullah saw. salat sambil membawa Umâmah binti Zainab binti
Rasulullah saw. dari (pernikahannya) dengan Abu al-Ash ibn Rabi’ah ibn
Abdu Syams. Bila sujud, beliau menaruhnya dan bila berdiri beliau
menggendongnya. (al-Bukhari, 1987, I: 193)</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfû’ dengan kualitas perawi yang sebagian
terdiri dari şiqah mutqinũn, ra’su mutqinũn, şiqah dan perawi bernama
Qatadah adalah sahabat Rasulullah saw. (CD Room, Kutub at-Tis’ah).<br />Menurut
al-Asqalâni, ketika itu orang-orang Arab sangat membenci anak
perempuan. Rasulullah saw. memberitahukan pada mereka tentang kemuliaan
kedudukan anak perempuan. Rasulullah saw. memberitahukannya dengan
tindakan, yaitu dengan menggendong Umamah (cucu Rasulullah saw.) di
pundaknya ketika salat. Makna yang dapat dipahami bahwa perilaku
tersebut dilakukan Rasulullah saw. untuk menentang kebiasaan orang Arab
yang membenci anak perempuan. Rasulullah saw. menyelisihi kebiasaan
mereka, bahkan dalam salat sekalipun. (Al-Asqalani, 1379H: 591-592).
Hamd, mengatakan bahwa pendidik itu besar di mata anak didiknya, apa
yang dilihat dari gurunya akan ditirunya, karena anak didik akan meniru
dan meneladani apa yang dilihat dari gurunya, maka wajiblah guru
memberikan teladan yang baik. (al-Hamd, 2002: 27).<br />Memperhatikan
kutipan di atas dapat dipahami bahwa keteladanan mempunyai arti penting
dalam mendidik, keteladanan menjadi titik sentral dalam mendidik, kalau
pendidiknya baik, ada kemungkinan anak didiknya juga baik, karena murid
meniru gurunya. Sebaliknya jika guru berperangai buruk, ada kemungkinan
anak didiknya juga berperangai buruk.<br />Rasulullah saw.
merepresentasikan dan mengekspresikan apa yang ingin diajarkan melalui
tindakannya dan kemudian menerjemahkan tindakannya ke dalam kata-kata.
Bagaimana memuja Allah swt., bagaimana bersikap sederhana, bagaimana
duduk dalam salat dan do’a, bagaimana makan, bagaimana tertawa, dan lain
sebagainya, menjadi acuan bagi para sahabat, sekaligus merupakan materi
pendidikan yang tidak langsung.<br />Mendidik dengan contoh (keteladanan)
adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala
yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam kehidupannya, merupakan
cerminan kandungan Alquran secara utuh, sebagaimana firman Allah swt.
berikut:<br />لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا.<br />Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. 33: 21).</div>
<div style="text-align: justify;">
Al-Baidhawi
(Juz 5: 9), memberi makna uswatun hasanah pada ayat di atas adalah
perbuatan baik yang dapat dicontoh. Dengan demikian, keteladanan menjadi
penting dalam pendidikan, keteladanan akan menjadi metode yang ampuh
dalam membina perkembangan anak didik. Keteladanan sempurna, adalah
keteladanan Rasulullah saw., yang dapat menjadi acuan bagi pendidik
sebagai teladan utama, sehingga diharapkan anak didik mempunyai figur
pendidik yang dapat dijadikan panutan.<br />Dengan demikian, keteladanan
menjadi penting dalam pendidikan, keteladanan akan menjadi metode yang
ampuh dalam membina perkembangan anak didik. Keteladanan sempurna,
adalah keteladanan Rasulullah saw., yang dapat menjadi acuan bagi
pendidik sebagai teladan utama, sehingga diharapkan anak didik mempunyai
figur pendidik yang dapat dijadikan panutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Metode lemah lembut/kasih sayang.<br />حَدَّثَنَا
أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي
شَيْبَةَ وَتَقَارَبَا فِي لَفْظِ الْحَدِيثِ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ
بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي
كَثِيرٍ عَنْ هِلَالِ بْنِ أَبِي مَيْمُونَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ قَالَ بَيْنَا أَنَا
أُصَلِّي مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ
عَطَسَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ فَقُلْتُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَرَمَانِي
الْقَوْمُ بِأَبْصَارِهِمْ فَقُلْتُ وَا ثُكْلَ أُمِّيَاهْ مَا شَأْنُكُمْ
تَنْظُرُونَ إِلَيَّ فَجَعَلُوا يَضْرِبُونَ بِأَيْدِيهِمْ عَلَى
أَفْخَاذِهِمْ فَلَمَّا رَأَيْتُهُمْ يُصَمِّتُونَنِي لَكِنِّي سَكَتُّ
فَلَمَّا صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَبِأَبِي هُوَ وَأُمِّي مَا رَأَيْتُ مُعَلِّمًا قَبْلَهُ وَلَا بَعْدَهُ
أَحْسَنَ تَعْلِيمًا مِنْهُ فَوَاللَّهِ مَا كَهَرَنِي وَلَا ضَرَبَنِي
وَلَا شَتَمَنِي قَالَ إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ
مِنْ كَلَامِ النَّاسِ إِنَّمَا هُوَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ
وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ…. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis dari Abu Ja’far Muhammad ibn Shabah dan Abu Bakr ibn Abi Syaibah,
hadis Ismail ibn Ibrahim dari Hajjâj as-Shawwâf dari Yahya ibn Abi Kaşir
dari Hilâl ibn Abi Maimũnah dari ‘Atha’ ibn Yasâr dari Mu’awiyah ibn
Hakam as-Silmiy, Katanya: Ketika saya salat bersama Rasulullah saw.,
seorang dari jama’ah bersin maka aku katakan yarhamukallâh. Orang-orang
mencela saya dengan pandangan mereka, saya berkata: Celaka, kenapa
kalian memandangiku? Mereka memukul paha dengan tangan mereka, ketika
saya memandang mereka, mereka menyuruh saya diam dan saya diam. Setelah
Rasul saw. selesai salat (aku bersumpah) demi Ayah dan Ibuku (sebagai
tebusannya), saya tidak pernah melihat guru sebelumnya dan sesudahnya
yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah beliau tidak
membentak, memukul dan mencela saya. Rasulullah saw. (hanya) bersabda:
Sesungguhnya salat ini tidak boleh di dalamnya sesuatu dari pembicaraan
manusia. Ia hanya tasbîh, takbîr dan membaca Alquran. (Muslim, t.t, I:
381).</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas tergolong syarîf
marfũ’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong şiqah dan şiqah
şubut. An-Nawâwi, dalam syarahnya mengatakan hadis ini menunjukkan
keagungan perangai Rasulullah saw., dengan memiliki sikap lemah lembut
dan mengasihi orang yang bodoh (belum mengetahui tata cara salat). Ini
juga perintah agar pendidik berperilaku sebagaimana Rasulullah saw.
dalam mendidik.(an-Nawawi, 1401H, V: 20-21).<br />Pentingnya metode lemah
lembut dalam pendidikan, karena materi pelajaran yang disampaikan
pendidik dapat membentuk kepribadian peserta didik. Dengan sikap lemah
lembut yang ditampilkan pendidik, peserta didik akan terdorong untuk
akrab dengan pendidik dalam upaya pembentukan kepribadian. </div>
<div style="text-align: left;">
c. Metode deduktif.</div>
<div style="text-align: justify;">
حَدَََّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ بُنْدَارٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ
حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ
يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ
فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ
وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا
عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ
إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ
شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا
فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ.<br />Artinya: Hadis Muhammad ibn Basysyar ibn Dar,
katanya hadis Yahya dari Abdullah katanya hadis dari Khubâib ibn
Abdurrahman dari Hafs ibn ‘Aśim dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah
saw.bersabda: Tujuh orang yang akan dinaungi oleh Allah di naungan-Nya
yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah; pemimpin yang adil, pemuda
yang tumbuh dalam keadaan taat kepada Allah; seorang yang hatinya
terikat dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah
(mereka bertemu dan berpisah karena Allah), seorang yang diajak oleh
wanita terpandang dan cantik namun ia berkata ’saya takut kepada Allah’,
seorang yang menyembunyikan sadekahnya sampai tangan kirinya tidak
mengetahui apa yang diberikan oleh tangan kanannya dan orang yang
mengingat Allah dalam kesendirian hingga air matanya mengalir.
(al-Bukhari, t.t, I: 234). </div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di
atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah mutqin, sedangkan Abu Hurairah adalah sahabat
Rasulullah saw. Menurut Abi Jamrah, metode deduktif (memberitahukan
secara global) suatu materi pelajaran, akan memunculkan keingintahuan
pelajar tentang isi materi pelajaran, sehingga lebih mengena di hati dan
memberi manfaat yang lebih besar. (an-Andalusi, 1979, I: 97).</div>
<div style="text-align: justify;">
d. Metode perumpamaan<br />حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَاللَّفْظُ لَهُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ
الْوَهَّابِ يَعْنِي الثَّقَفِيَّ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ
نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ مَثَلُ الْمُنَافِقِ كَمَثَلِ الشَّاةِ الْعَائِرَةِ
بَيْنَ الْغَنَمَيْنِ تَعِيرُ إِلَى هَذِهِ مَرَّةً وَإِلَى هَذِهِ مَرَّةً
. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya; Hadis dari Muhammad ibn
Mutsanna dan lafaz darinya, hadis dari Abdul Wahhâb yakni as- Śaqafi,
hadis Abdullah dari Nâfi’ dari ibn Umar, Nabi saw. bersabda: Perumpamaan
orang munafik dalam keraguan mereka adalah seperti kambing yang
kebingungan di tengah kambing-kambing yang lain. Ia bolak balik ke sana
ke sini. (Muslim, IV: 2146)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di
atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah şubut, şiqah hâfiz, sedangkan ibn Umar adalah
sahabat Rasulullah saw. Menurut ath-Thîby (1417H, XI: 2634), orang-orang
munafik, karena mengikut hawa nafsu untuk memenuhi syahwatnya,
diumpamakan seperti kambing jantan yang berada di antara dua kambing
betina. Tidak tetap pada satu betina, tetapi berbolak balik pada ke
duanya. Hal tersebut diumpamakan seperti orang munafik yang tidak
konsisten dengan satu komitmen.<br />Perumpamaan dilakukan oleh Rasul saw.
sebagai satu metode pembelajaran untuk memberikan pemahaman kepada
sahabat, sehingga materi pelajaran dapat dicerna dengan baik. Matode ini
dilakukan dengan cara menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain,
mendekatkan sesuatu yang abstrak dengan yang lebih konkrit. Perumpamaan
yang digunakan oleh Rasulullah saw. sebagai satu metode pembelajaran
selalu syarat dengan makna, sehinga benar-benar dapat membawa sesuatu
yang abstrak kepada yang konkrit atau menjadikan sesuatu yang masih
samar dalam makna menjadi sesuatu yang sangat jelas. </div>
<div style="text-align: left;">
e. Metode kiasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
حَدَّثَنَا
يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ مَنْصُورِ بْنِ صَفِيَّةَ
عَنْ أُمِّهِ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ امْرَأَةً سَأَلَتْ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ غُسْلِهَا مِنْ الْمَحِيضِ فَأَمَرَهَا
كَيْفَ تَغْتَسِلُ قَالَ خُذِي فِرْصَةً مِنْ مَسْكٍ فَتَطَهَّرِي بِهَا
قَالَتْ كَيْفَ أَتَطَهَّرُ قَالَ تَطَهَّرِي بِهَا قَالَتْ كَيْفَ قَالَ
سُبْحَانَ اللَّهِ تَطَهَّرِي فَاجْتَبَذْتُهَا إِلَيَّ فَقُلْتُ
تَتَبَّعِي بِهَا أَثَرَ الدَّمِ….<br />Artinya: Hadis Yahya, katanya hadis
‘Uyainah dari Mansyur ibn Shafiyyah dari Ibunya dari Aisyah, seorang
wanita bertanya pada Nabi saw. tentang bersuci dari haid. Aisyah
menyebutkan bahwa Rasul saw. mengajarkannya bagaimana cara mandi.
Kemudian kamu mengambil secarik kain dan memberinya minyak wangi dan
bersuci dengannya. Ia bertanya, bagaimana aku bersuci dengannya? Sabda
Rasul saw. Kamu bersuci dengannya. Subhânallah, beliau menutup wajahnya.
Aisyah mengatakan telusurilah bekas darah (haid) dengan kain itu.
(al-Bukhari, I: 119)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas
tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
şiqah dan şiqah hâfiz, sedangkan Aisyah adalah istri Rasulullah saw. Ibn
Hajar, memberi komentar terhadap hadis ini dengan mengatakan ini adalah
dalil tentang disunnahkannya menggunkan kiasan/sindiran pada hal-hal
yang berkenaan dengan aurat dan bimbingan untuk masalah-masalah yang
dianggap aib. (al-Asqalani, I: 415-416). Muhammad bin Ibrahim al-Hamd,
mengatakan cara mempergunakan kiasan dalam pembelajaran, yaitu:<br />1)
Rayuan dalam nasehat, seperti memuji kebaikan anak didik, dengan tujuan
agar lebih meningkatkan kualitas akhlaknya, dengan mengabaikan
membicarakan keburukannya.<br />2) Menyebutkan tokoh-tokoh agung umat Islam masa lalu, sehingga membangkitkan semangat mereka untuk mengikuti jejak mereka.<br />3) Membangkitkan semangat dan kehormatan anak didik.<br />4) Sengaja menyampaikan nasehat di tengah anak didik.<br />5) Menyampaikan nasehat secara tidak langsung/ melalui kiasan.<br />6)
Memuji di hadapan orang yang berbuat kesalahan, orang yang mengatakan
sesuatu yang berbeda dengan perbuatannya. Merupakan cara mendorong
seseorang untuk berbuat kebajikan dan meninggalkan keburukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
f. Metode memberi kemudahan.<br />حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ قَالَ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
يَسِّرُوا وَلا تُعَسِّرُوا وَبَشِّرُوا وَلا تُنَفِّرُوا وكان يحب التخفيف
والتسري على الناس. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya: Hadis
Muhammad ibn Basysyar katanya hadis Yahya ibn Sâ’id katanya hadis
Syu’bah katanya hadis Abu Tayyâh dari Anas ibn Malik dari Nabi saw.
Rasulullah saw. bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit. Rasulullah
saw. suka memberikan keringanan kepada manusia.(al-Bukhari, I: 38)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah hâfiz, Anas adalah sahabat Rasul saw. Ibnu
Hajar al-Asqalâni mengomentari hadis tersebut dengan mengatakan
pentingnya memberikan kemudahan bagi pelajar yang memiliki kesungguhan
dalam belajar, (al-Asqalani, I: 62) dalam arti mengajarkan ilmu
pengetahuan harus mempertimbangkan kemampuan si pelajar.<br />Sebagai
pendidik, Rasulullah saw. tidak pernah mempersulit, dengan harapan para
sahabat memiliki motivasi yang kuat untuk tetap meningkatkan aktivitas
belajar .</div>
<div style="text-align: justify;">
g. Metode perbandingan.<br />حَدَّثَنَا
أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
إِدْرِيسَ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي وَمُحَمَّدُ
بْنُ بِشْرٍ ح و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا مُوسَى بْنُ
أَعْيَنَ ح و حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا أَبُو
أُسَامَةَ كُلُّهُمْ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ ح و حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَاللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ
حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ حَدَّثَنَا قَيْسٌ قَالَ سَمِعْتُ مُسْتَوْرِدًا
أَخَا بَنِي فِهْرٍ يَقُولُا قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاللَّهِ مَا الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا مِثْلُ
مَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبَعَهُ هَذِهِ وَأَشَارَ يَحْيَى
بِالسَّبَّابَةِ فِي الْيَمِّ فَلْيَنْظُرْ بِمَ تَرْجِعُ وَفِي
حَدِيثِهِمْ جَمِيعًا غَيْرَ يَحْيَى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَلِكَ وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ
عَنْ الْمُسْتَوْرِدِ بْنِ شَدَّادٍ أَخِي بَنِي فِهْرٍ وَفِي حَدِيثِهِ
أَيْضًا قَالَ وَأَشَارَ إِسْمَعِيلُ بِالْإِبْهَامِ. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artinya:
Hadis Abu Bakr ibn Abi Syaibah, hadis Abdullah ibn Idris, Hadis ibn
Numair, hadis Abi Muhammad ibn Bisyr, hadis Yahya ibn Yahya, khabar dari
Musa ibn A’yân, hadis Muhammad ibn Rafi’, hadis Abu Usamah dari Ismail
ibn Abi Khalid, hadis Muhammad ibn Hatim dan lafaz darinya, hadis Yahya
ibn Sa’id, hadis Ismâil, hadis Qâis katanya aku mendengar Mustaurid
saudara dari bani Fihrin katanya, Rasul saw. bersabda: Demi Allah
tidaklah dunia dibandingkan dengan akhirat kecuali seperti seorang yang
menaruh jarinya ini, beliau menunjuk kepada telunjuknya di laut,
kemudian perhatikan apa yang tersisa di telunjuknya. (Muslim, IV: 3193)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis
di atas tergolong syarif marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah hafiz, şiqah şubut dan śaduq. Imam an-Nawâwi
memberi komentar pada hadis ini, dengan ungkapan” akhirat dibandingkan
dengan dunia, dalam hal waktunya dunia itu singkat dan kenikmatannya
yang sirna, sedangkan akhirat serba abadi, sebagaimana perbandingan
antara air yang lengket pada jari dibanding dengan sisanya di lautan.
(an-Nawawi, XVII: 192-193)<br />Makna hadis di atas yaitu pentingnya
metode perbandingan dalam pendidikan, sehingga potensi jasmaniah dan
rohaniah si pembelajar dapat memahami hal-hal yang memiliki perbedaan
antara suatu permasalahan dengan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Hadis-hadis Tentang Metode Pendidikan dalam Lingkup Mikro<br />a. Metode tanya jawab<br />حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا لَيْثٌ ح وَقَالَ قُتَيْبَةُ
حَدَّثَنَا بَكْرٌ يَعْنِي ابْنَ مُضَرَ كِلَاهُمَا عَنْ ابْنِ الْهَادِ
عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَفِي حَدِيثِ بَكْرٍ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَرَأَيْتُمْ لَوْ
أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ
مَرَّاتٍ هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالُوا لَا يَبْقَى مِنْ
دَرَنِهِ شَيْءٌ قَالَ فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَمْحُو
اللَّهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا. </div>
<div style="text-align: justify;">
Artinya:
Hadis Qutaibah ibn Sa’id, hadis Lâis kata Qutaibah hadis Bakr yaitu ibn
Mudhar dari ibn Hâd dari Muhammad ibn Ibrahim dari Abi Salmah ibn
Abdurrahmân dari Abu Hurairah r.a. Rasulullah saw. bersabda; Bagaimana
pendapat kalian seandainya ada sungai di depan pintu salah seorang di
antara kalian. Ia mandi di sana lima kali sehari. Bagaimana pendapat
kalian? Apakah masih akan tersisa kotorannya? Mereka menjawab, tidak
akan tersisa kotorannya sedikitpun. Beliau bersabda; Begitulah
perumpamaan salat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.
(Muslim, I: 462-463)</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas
tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong
şiqah dan şiqah şubut, sedangkan Abu Hurairah adalah sahabat Rasulullah
saw. Metode bertanya ini untuk mengajak si pendengar agar fokus dengan
pembahasan. Misalnya kata; ”bagaimana pendapat kalian?” adalah
pertanyaan yang diajukan untuk meminta informasi. Maksudnya beritahukan
padaku, apakah masih tersisa?. Menurut at-Thiiby, sebagaimana dikutip
al-Asqalâni, menjelaskan lafaz ”لو” dalam hadis tersebut memberi makna
perumpamaan. (al-Asqalani, I: 462).<br />Metode tanya jawab, apakah
pembicaraan antara dua orang atau lebih, dalam pembicaraan tersebut
mempunyai tujuan dan topik tertentu. Metode dialog berusaha
menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai
manfaat bagi pelaku dan pendengarnya.(an-Nahlawi, 1996: 205). Uraian
tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan
orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan. Nahlawi,
mengatakan pembaca dialog akan mendapat keuntungan berdasarkan
karakteristik dialog, yaitu topik dialog disajikan dengan pola dinamis
sehingga materi tidak membosankan, pembaca tertuntun untuk mengikuti
dialog hingga selesai. Melalui dialog, perasaan dan emosi akan
terbangkitkan, topik pembicaraan disajikan bersifat realistik dan
manusiawi. Dalam Alquran banyak memberi informasi tentang dialog, di
antara bentuk-bentuk dialog tersebut adalah dialog khitâbi, ta’abbudi,
deskritif, naratif, argumentatif serta dialog nabawiyah. Metode tanya
jawab, sering dilakukan oleh Rasul saw. dalam mendidik akhlak para
sahabat. Dialog akan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang sesuatu yang tidak mereka pahami. Pada dasarnya metode
tanya jawab adalah tindak lanjut dari penyajian ceramah yang disampaikan
pendidik. Dalam hal penggunaan metode ini, Rasulullah saw. menanyakan
kepada para sahabat tentang penguasaan terhadap suatu masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Metode Pengulangan.<br />حَدَّثَنَا
مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ بَهْزِ بْنِ حَكِيمٍ
قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ
فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis Musaddad ibn Musarhad hadis Yahya dari Bahzâ ibn Hâkim, katanya
hadis dari ayahnya katanya ia mendengar Rasulullah saw bersabda:
Celakalah bagi orang yang berbicara dan berdusta agar orang-orang
tertawa. Kecelakaan baginya, kecelakaan baginya. (As-Sijistani, t.t, II:
716).</div>
<div style="text-align: justify;">
Hadis di atas tergolong
syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian tergolong şiqah dan
şiqah hafiz, şiqah sadũq. Rasulullah saw. mengulang tiga kali perkataan
”celakalah”, ini menunjukkan bahwa pembelajaran harus dilaksanakan
dengan baik dan benar, sehingga materi pelajaran dapat dipahami dan
tidak tergolong pada orang yang merugi.<br />Satu proses yang penting
dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau praktek yang
diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya
melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan
perbuatan secara nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting.
Latihan mental, mengaktifkan orang yang belajar untuk membayangkan
kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk berikutnya
bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan
juga dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan
tingkah laku dan kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode
visual mempermudah pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah
saw. ketika menjelaskan sesuatu yang penting untuk diingat para sahabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Metode demonstrasi<br />حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ قَالَ
حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ قَالَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ
أَتَيْنَا إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ
شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُونَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِينَ يَوْمًا
وَلَيْلَةً وَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
رَحِيمًا رَفِيقًا فَلَمَّا ظَنَّ أَنَّا قَدْ اشْتَهَيْنَا أَهْلَنَا أَوْ
قَدْ اشْتَقْنَا سَأَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا بَعْدَنَا فَأَخْبَرْنَاهُ
قَالَ ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوا فِيهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ
وَمُرُوهُمْ وَذَكَرَ أَشْيَاءَ أَحْفَظُهَا أَوْ لا أَحْفَظُهَا وَصَلُّوا
كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis dari Muhammad ibn Muşanna, katanya hadis dari Abdul Wahhâb
katanya Ayyũb dari Abi Qilâbah katanya hadis dari Mâlik. Kami mendatangi
Rasulullah saw. dan kami pemuda yang sebaya. Kami tinggal bersama
beliau selama (dua puluh malam) 20 malam. Rasulullah saw adalah seorang
yang penyayang dan memiliki sifat lembut. Ketika beliau menduga kami
ingin pulang dan rindu pada keluarga, beliau menanyakan tentang
orang-orang yang kami tinggalkan dan kami memberitahukannya. Beliau
bersabda; kembalilah bersama keluargamu dan tinggallah bersama mereka,
ajarilah mereka dan suruhlah mereka. Beliau menyebutkan hal-hal yang
saya hapal dan yang saya tidak hapal. Dan salatlah sebagaimana kalian
melihat aku salat. (al-Bukhari, I: 226)</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah kaşir, şiqah şubut. Hadis ini sangat jelas
menunjukkan tata cara salat Rasulullah saw. kepada sahabat, sehingga
para sahabat dipesankan oleh Rasulullah saw. agar salat seperti yang
dicontohkan olehnya.<br />Menurut teori belajar sosial, hal yang amat
penting dalam pembelajaran ialah kemampuan individu untuk mengambil
intisari informasi dari tingkah laku orang lain, memutuskan tingkah laku
mana yang akan diambil untuk dilaksanakan. Dalam pandangan paham
belajar sosial, sebagaimana dikemukakan Grendler (1991: 369), orang
tidak dominan didorong oleh tenaga dari dalam dan tidak oleh
stimulus-stimulus yang berasal dari lingkungan. Tetapi sebagai interaksi
timbal balik yang terus-menerus yang terjadi antara faktor-faktor
penentu pribadi dan lingkungannya.<br />Metode demonstrasi dimaksudkan
sebagai suatu kegiatan memperlihatkan suatu gerakan atau proses kerja
sesuatu. Pekerjaannya dapat saja dilakukan oleh pendidik atau orang lain
yang diminta mempraktekkan sesuatu pekerjaan. Metode demonstrasi
dilakukan bertujuan agar pesan yang disampaikan dapat dikerjakan dengan
baik dan benar.<br />Metode demonstrasi dapat dipergunakan dalam
organisasi pelajaran yang bertujuan memudahkan informasi dari model
(model hidup, model simbolik, deskripsi verbal) kepada anak didik
sebagai pengamat. Sebagai contoh dipakai mata pelajaran Pikih kelas II
pada madrasah Tsanawiyah yang membahas pelaksanaan shalat Zuhur.
Kompetensi Dasar (KD) dari pokok bahasan tersebut adalah: “Siswa dapat
melaksanaan ibadah shalat Zuhur setelah mengamati dan mempraktekkan
berdasarkan model yang ditentukan”. Untuk mencapai tujuan pembelajaran,
dibutuhkan beberapa kemampuan yang harus dikuasai anak didik dalam
indikator pencapaian, yaitu :<br />1) Kemampuan gerakan (melakukan posisi
berdiri tegak menghadap kiblat, mengangkat tangan sejajar dengan telinga
ketika takbiratul ihram, membungkuk dengan memegang lutut ketika ruku’,
melakukan i’tidal, melakukan sujud dengan kening menempel di sajadah,
melakukan duduk di antara dua sujud, melakukan duduk tahyat akhir yang
agak berbeda dengan duduk di antara dua sujud, melakukan salam dengan
menoleh ke kanan dan kiri.<br />2) Kemampuan membaca bacaan salat (bacaan
surat al-Fatihah, bacaan ayat Alquran, bacaan ruku’, bacaan berdiri
i’tidâl, bacaan sujud, bacaan duduk antara dua sujud, bacaan tahyat awal
dan akhir.<br />3) Menganalisis tingkah laku yang dimodelkan. Tingkah
laku yang dimodelkan sesuai dengan bahan pelajaran adalah ‘motorik”
meliputi keterampilan dalam gerakan salat dan kemampuan membaca bacaan
shalat.<br />4) Menunjukkan model. Gerakan dalam salat dilakukan
berdasarkan urut-urutannya (prosedural) dan bacaan dalam salat diucapkan
dengan baik dan benar berdasarkan tata cara membaca Alquran (ilmu
tajwid).<br />5) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktekkan
dengan umpan balik yang dapat dilihat, tiap anak didik mempraktekkan
kembali gerakan shalat Zuhur yang ditunjukkan oleh model seiring dengan
aba-aba prosedur yang diberikan guru. Demikian pula dengan bacaan salat
dapat dipraktekkan anak didik.<br />6) Memberikan reinforcement dan
motivasi. Guru memberikan penguatan pada anak didik yang telah berhasil
melakukan gerakan dengan baik dan benar dan mengarahkan serta
memperbaiki gerakan dan bacaan anak didik yang belum sesuai. </div>
<div style="text-align: left;">
d. Metode eksperimen</div>
<div style="text-align: left;">
حَدَّثَنَا
آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا الْحَكَمُ عَنْ ذَرٍّ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيهِ قَالَ جَاءَ
رَجُلٌ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَقَالَ إِنِّي أَجْنَبْتُ فَلَمْ
أُصِبْ الْمَاءَ فَقَالَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ
أَمَا تَذْكُرُ أَنَّا كُنَّا فِي سَفَرٍ أَنَا وَأَنْتَ فَأَمَّا أَنْتَ
فَلَمْ تُصَلِّ وَأَمَّا أَنَا فَتَمَعَّكْتُ فَصَلَّيْتُ فَذَكَرْتُ
لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّمَا كَانَ يَكْفِيكَ هَكَذَا فَضَرَبَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِكَفَّيْهِ الْأَرْضَ
وَنَفَخَ فِيهِمَا ثُمَّ مَسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ ….</div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis Adam, katanya hadis Syu’bah ibn Abdurrahmân ibn Abzâ dari
ayahnya, katanya seorang laki-laki datang kepada Umar ibn Khattâb, maka
katanya saya sedang janabat dan tidak menemukan air, kata Ammar ibn
Yasir kepada Umar ibn Khattâb, tidakkah anda ingat ketika saya dan anda
dalam sebuah perjalanan, ketika itu anda belum salat, sedangkan saya
berguling-guling di tanah, kemudian saya salat. Saya menceritakannya
kepada Rasul saw. kemudian Rasulullah saw. bersabda: ”Sebenarnya anda
cukup begini”. Rasul memukulkan kedua telapak tangannya ke tanah dan
meniupnya kemudian mengusapkan keduanya pada wajah.(al-Bukhari, I: 129)</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah hafiz, şiqah şubut. Menurut al-Asqalani, hadis
ini mengajarkan sahabat tentang tata cara tayammum dengan perbuatan.
(Al-Asqalani, I: 444) Sahabat Rasulullah saw. melakukan upaya pensucian
diri dengan berguling di tanah ketika mereka tidak menemukan air untuk
mandi janabat. Pada akhirnya Rasulullah saw. memperbaiki ekperimen
mereka dengan mencontohkan tata cara bersuci menggunakan debu.</div>
<div style="text-align: left;">
e. Metode pemecahan masalah.</div>
<div style="text-align: left;">
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً
لَا يَسْقُطُ وَرَقُهَا وَإِنَّهَا مَثَلُ الْمُسْلِمِ فَحَدِّثُونِي مَا
هِيَ فَوَقَعَ النَّاسُ فِي شَجَرِ الْبَوَادِي قَالَ عَبْدُ اللَّهِ
وَوَقَعَ فِي نَفْسِي أَنَّهَا النَّخْلَةُ فَاسْتَحْيَيْتُ ثُمَّ قَالُوا
حَدِّثْنَا مَا هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ هِيَ النَّخْلَةُ.</div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis Quthaibah ibn Sâ’id, hadis Ismâil ibn Ja’far dari Abdullah ibn
Dinar dari Umar, sabda Rasulullah saw. Sesungguhnya di antara pepohonan
itu ada sebuah pohon yang tidak akan gugur daunnya dan pohon dapat
diumpamakan sebagai seorang muslim, karena keseluruhan dari pohon itu
dapat dimanfaatkan oleh manusia. Cobalah kalian beritahukan kepadaku,
pohon apakah itu? Orang-orang mengatakan pohon Bawâdi. Abdullah berkata;
Dalam hati saya ia adalah pohon kurma, tapi saya malu
(mengungkapkannya). Para sahabat berkata; beritahukan kami wahai
Rasulullah!. Sabda Rasul saw; itulah pohon kurma.(al-Bukhari, I: 34).</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah şubut, dan şiqah, sedangkan ibn Umar ra. adalah sahabat
Rasulullah saw. Al-Asqalâni (I:147), menyebutkan dengan metode
perumpamaan tersebut dapat menambah pemahaman, menggambarkannya agar
melekat dalam ingatan serta mengasah pemikiran untuk memandang
permasalahan yang terjadi. (al-Asqalani, I: 147). Metode tanya jawab
berusaha menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain, serta
mempunyai manfaat bagi pelaku dan pendengarnya, melalui dialog, perasaan
dan emosi pembaca akan terbangkitkan, jika topik pembicaraan disajikan
bersifat realistik dan manusiawi. (an-Nahlawi, t.t.: 205) Uraian
tersebut memberi makna bahwa dialog dilakukan oleh seseorang dengan
orang lain, baik mendengar langsung atau melalui bacaan.</div>
<div style="text-align: left;">
f. Metode diskusi<br />حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَا حَدَّثَنَا
إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا
دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي
يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ
شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا
وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ
فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ
مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis Qutaibah ibn Sâ’id dan Ali ibn Hujr, katanya hadis Ismail dan dia
ibn Ja’far dari ‘Alâ’ dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasnya
Rasulullah saw. bersabda: Tahukah kalian siapa orang yang muflis
(bangkrut)?, jawab mereka; orang yang tidak memiliki dirham dan harta.
Rasul bersabda; Sesungguhnya orang yang muflis dari ummatku adalah orang
yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) salat, puasa dan zakat,.
Dia datang tapi telah mencaci ini, menuduh ini, memakan harta orang ini,
menumpahkan darah (membunuh) ini dan memukul orang ini. Maka orang itu
diberi pahala miliknya. Jika kebaikannya telah habis sebelum ia bisa
menebus kesalahannya, maka dosa-dosa mereka diambil dan dicampakkan
kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke neraka.(Muslim, t.t, IV: 1997)</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah şubut, şiqah hâfiz, sedangkan Abu Hurairah ra.
adalah sahabat Rasulullah saw. Menurut an-Nawâwi, Penjelasan hadis di
atas yaitu Rasulullah saw. memulai pembelajaran dengan bertanya dan
jawaban sahabat ternyata salah, maka Rasulullah saw. menjelaskan bahwa
bangkrut dimaksud bukanlah menurut bahasa. Tetapi bangkrut yang
dimaksudkan adalah peristiwa di akhirat tentang pertukaran amal kebaikan
dengan kesalahan. (an-Nawawi, t.t, XVI: 136).</div>
<div style="text-align: left;">
g. Metode pujian/memberi kegembiraan.<br />حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ عَنْ
عَمْرِو بْنِ أَبِي عَمْرٍو عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ
الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا
أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ
أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ
النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ.<br />Artinya: Hadis Abdul
Aziz ibn Abdillah katanya menyampaikan padaku Sulaiman dari Umar ibn Abi
Umar dari Sâ’id ibn Abi Sa’id al-Makbârî dari Abu Hurairah, ia berkata:
Ya Rasulullah, siapakah yang paling bahagia mendapat syafa’atmu pada
hari kiamat?, Rasulullah saw bersabda: Saya sudah menyangka, wahai Abu
Hurairah, bahwa tidak ada yang bertanya tentang hadis ini seorangpun
yang mendahului mu, karena saya melihat semangatmu untuk hadis. Orang
yang paling bahagia dengan syafaatku ada hari Kiamat adalah orang yang
mengucapkan ”Lâilaha illa Allah” dengan ikhlas dari hatinya atau dari
dirinya.(al-Bukhari, t.t, I: 49) </div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfu’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah dan şiqah şubut. sedangkan Abu Hurairah adalah sahabat
Rasul saw. Ibn Abi Jamrah mengatakan hadis ini menjadi dalil bahwa
sunnah hukumnya memberikan kegembiraan kepada anak didik sebelum
pembelajaran dimulai. Sebagaimana Rasulullah saw. mendahulukan sabdanya;
’saya telah menyangka’, selain itu ‘karena saya telah melihat
semangatmu untuk hadis’. Oleh sebab itu perlu memberikan suasana
kegembiraan dalam pembelajaran. (Andalusi, t.t :133-134)</div>
<div style="text-align: left;">
h. Metode pemberian hukuman.<br />حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي
عَمْرٌو عَنْ بَكْرِ بْنِ سَوَادَةَ الْجُذَامِيِّ عَنْ صَالِحِ بْنِ
خَيْوَانَ عَنْ أَبِي سَهْلَةَ السَّائِبِ بْنِ خَلَّادٍ قَالَ أَحْمَدُ
مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ
رَجُلًا أَمَّ قَوْمًا فَبَصَقَ فِي الْقِبْلَةِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْظُرُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ فَرَغَ لَا يُصَلِّي لَكُمْ…. </div>
<div style="text-align: left;">
Artinya:
Hadis Ahmad ibn Shalih, hadis Abdullah ibn Wahhab, Umar memberitakan
padaku dari Bakr ibn Suadah al-Juzâmi dari Shâlih ibn Khaiwân dari Abi
Sahlah as-Sâ’ib ibn Khallâd, kata Ahmad dari kalangan sahabat Nabi saw.
bahwa ada seorang yang menjadi imam salat bagi sekelompok orang,
kemudian dia meludah ke arah kiblat dan Rasulullah saw. melihat, setelah
selesai salat Rasulullah saw. bersabda ”jangan lagi dia menjadi imam
salat bagi kalian”… (Sijistani, t.t, I: 183).</div>
<div style="text-align: left;">
Hadis
di atas tergolong syarîf marfū’ dengan kualitas perawi yang sebagian
tergolong şiqah hâfiz, şiqah dan şiqah azaly. memberikan hukuman (marah)
karena orang tersebut tidak layak menjadi imam. Seakan-akan larangan
tersebut disampaikan beliau tampa kehadiran imam yang meludah ke arah
kiblat ketika salat. (Abadi, t.t, II: 105-106). Dengan demikian
Rasulullah saw. memberi hukuman mental kepada seseorang yang berbuat
tidak santun dalam beribadah dan dalam lingkungan sosial.<br />Sanksi
dalam pendidikan mempunyai arti penting, pendidikan yang terlalu lunak
akan membentuk pelajar kurang disiplin dan tidak mempunyai keteguhan
hati. Sanksi tersebut dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut,
dengan teguran, kemudian diasingkan dan terakhir dipukul dalam arti
tidak untuk menyakiti tetapi untuk mendidik. Kemudian dalam menerapkan
sanksi fisik hendaknya dihindari kalau tidak memungkinkan, hindari
memukul wajah, memukul sekedarnya saja dengan tujuan mendidik, bukan
balas dendam. Alternatif lain yang mungkin dapat dilakukan adalah;<br />1) Memberi nasehat dan petunjuk.<br />2) Ekspresi cemberut.<br />3) Pembentakan.<br />4) Tidak menghiraukan murid.<br />5) Pencelaan disesuaikan dengan tempat dan waktu yang sesuai.<br />6) Jongkok.<br />7) Memberi pekerjaan rumah/tugas.<br />8) Menggantungkan cambuk sebagai simbol pertakut.<br />9) Alternatif terakhir adalah pukulan ringan. (al-Syalhub, Terj. Abu Haekal, 2005: 59-60).<br />Hal
yang menjadi prinsip dalam memberikan sanksi adalah tahapan dari yang
paling ringan, sebab tujuannya adalah pengembangan potensi baik yang ada
dalam diri anak didik.</div>
<div style="text-align: left;">
C. Penutup<br />Metode
pendidikan adalah cara yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan
bahan pelajaran kepada peserta didik, sehingga dengan metode yang tepat
dan sesuai, bahan pelajaran dapat dikuasai dengan baik oleh peserta
didik. Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam makalah ini
(masih banyak yang belum), terdiri dari metode keteladanan, metode lemah
lembut/kasih sayang, metode deduktif, metode perumpamaan, metode
kiasan, metode memberi kemudahan, metode perbandingan, metode tanya
jawab, metode pengulangan, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode
pemecahan masalah, metode diskusi, metode pujian/memberi kegembiraan,
metode pemberian hukuman dapat dilaksanakan pendidik dalam penanaman
nilai-nilai pada ranah afektif dan pengembangan pola pikir pada ranah
kognitif serta latihan berperilaku terpuji pada ranah psikomotorik.<br />. </div>
<div style="text-align: center;">
DAFTAR BACAAN</div>
<div style="text-align: left;">
Andalūsi,
Imâm Ibn Abi Jamrah. Bahjât an-Nufūs wa Tahallihâ Bima’rifati mâ Lahâ
wa mâ Alaihi (Syârah Mukhtasar Shahih al-Bukhâri) Jam’u an Nihâyah fi
bad’i al-Khairi wa an-Nihâyah. Beirut: Dârul Jiil, 1979.</div>
Anwar, Qomari. Pendidikan Sebagai Karakter Budaya Bangsa. Jakarta: UHAMKA Press, 2003.<br />
Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996.<br />
Asqalâni, Ahmad ibn Ali ibn Hajar Abu al-Fâdhil. Fâthul Bâri Syarah Shahih al-Bukhâri. Beirut: Dâr al-Ma’rifah, 1379 H.<br />
Bukhâri, Abu Abdullah bin Muhammad Ismâil. Al-Jâmi’ al-Shahĩh al-Mukhtasar, Juz 1. Beirut: Dâr Ibnu Kaşir al-Yamâmah, 198.<br />
Grendler, Bell E. Margaret. Belajar dan Membelajarkan, terj. Munandir. Jakarta: Rajawali, 1991.<br />
Hamd, Ibrahim, Muhammad. Maal Muallimîn, terj. Ahmad Syaikhu. Jakarta: Dârul Haq, 2002.<br />
Lathîb,
Muhammad Syamsy al-Hâq al-’Azhîm ‘Abadi. ‘Aunu al-Ma’būd Syarh Sunan
Abi Dâud. Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet 1, 1401 H.<br />
Munawwir, Warson Ahmad. Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.<br />
Nahlawi,
Abdurrahman. Ushulut Tarbiyyah Islamiyyah Wa Asâlibiha fî Baiti wal
Madrasati wal Mujtama’ terj. Shihabuddin. Jakarta: Gema Insani
Press:1996.<br />
Naisabūri, Abu al-Husain Muslim ibn al-Hajjaj
al-Qusyairi. Shahih Muslim, Juz 1. Saudi Arabia : Idâratul Buhūş Ilmiah
wa Ifta’ wa ad-Dakwah wa al-Irsyâd, 1400 H.<br />
Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001.<br />
Nawâwi, Abu Zakaria Yahya ibn Syaraf ibn Maria. Syarah an-Nawāwi ‘ala Shahih Muslim. Beirut: Dâr al-Fikri, 1401 H.<br />
Poerwakatja, Soegarda. Ensiklopedia Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, 1982.<br />Sijistâni, Abu Dâud Sulaiman ibn al-Asy’aş. Sunan Abu Dâud. Beirut: Dâr al-Kutub al-’Ilmiyah, cet 1, 1401 H.<br />
Sumardi,
Muljanto. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama
Islam/IAIN. Jakarta: Departemen Agama RI, Proyek Pengembangan Sistem
Pendidikan Agama, t.t.<br />
Surakhmad,Winarno. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito, 1998.<br />
Syalhub,
Fuad bin Abdul Azizi. Al-Muallim al-Awwal shalallaahu alaihi Wa Sallam
Qudwah Likulli Muallim wa Muallimah, terj. Abu Haekal. Jakarta: Zikrul
Hakim, 2005.<br />
Thîby, Syarafuddin. Syaharh ath-Thîby alâ Misykat al-Mashâbih, juz 11. Makkah: Maktabah Nizar Musthafa al-Bâz, 1417 H.<br />
Wojowasito, S. W. Wasito Tito. Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, Indonesia-Inggeris. Bandung: Hasta, 1980.<br />
Yasū‘iy, Ma‘lūf, Louwis. Al-Munjid fi al-Lughah wa al-A‘lam, Cetakan XXVI. Beirut: al- Masyriq, t.t.<br />
Yusuf, Tayar Anwar, Syaiful. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995.<br />
</div>
</div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-1">
<span class="post-author vcard">
Diposkan oleh
<span class="fn">
<a href="http://www.blogger.com/profile/17189363219423240021" itemprop="author" rel="author" title="author profile">
ap_siddiqasih
</a>
</span>
</span>
<span class="post-timestamp">
di
<a class="timestamp-link" href="http://purnamasiddiqasih.blogspot.com/2009/06/hadis-hadis-tentang-metode-pendidikan.html" itemprop="url" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" itemprop="datePublished" title="2009-06-15T21:12:00-07:00">21:12</abbr></a>
</span>
<span class="post-comment-link">
</span>
<span class="post-icons">
<span class="item-action">
<a href="http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=2548596211190226552&postID=6014848301377433794" title="Posting Email">
<img alt="" class="icon-action" height="13" src="http://img1.blogblog.com/img/icon18_email.gif" width="18" />
</a>
</span>
</span>
<span class="post-backlinks post-comment-link">
</span>
</div>
<div class="post-footer-line post-footer-line-2">
<span class="post-labels">
Label:
<a href="http://purnamasiddiqasih.blogspot.com/search/label/Embun%20penyejuk%20kalbu" rel="tag">Embun penyejuk kalbu</a>
</span>
</div>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-30615643556310155252012-05-08T08:55:00.000-07:002012-05-08T08:55:03.310-07:00METODE PENDIDIKAN RASULULLAH<div class="post-header">
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-8393421957424258975" itemprop="articleBody">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZblGlFPrImJNuoM1Giwaap7xJV4SmLLcVUmqoscSwxK2TnhxcMukpyA1CSVm3ufMX_Z3dpaJch92UHOmENf0Dsi76-NnGMgzChnz-SwRcU3OSTSEFMtijZqHkhCcRjmKMuvQZamww3Urj/s1600-h/REMBULAN+INDAH.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5347784915227612242" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZblGlFPrImJNuoM1Giwaap7xJV4SmLLcVUmqoscSwxK2TnhxcMukpyA1CSVm3ufMX_Z3dpaJch92UHOmENf0Dsi76-NnGMgzChnz-SwRcU3OSTSEFMtijZqHkhCcRjmKMuvQZamww3Urj/s320/REMBULAN+INDAH.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 197px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 288px;" /></a><br /> <div class="Section1" style="font-family: verdana;">
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span>METODE PENDIDIKAN RASULULLAH TELADAN</span></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span> </span>DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN ISLAM BAGI PENDIDIK UMAT</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="ListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>1.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><u><span>LATAR BELAKANG</span></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Era
globalisasi seakan tidak bisa dibendung lajunya memasuki setiap sudut
negara dan menjadi sebuah keniscayaan. Era ini menghendaki setiap negara
beserta individunya harus mampu bersaing satu sama lain baik antar
negara maupun antar individu. Persaingan yang menjadi esensi dari
globalisasi tak jarang memiliki pengaruh dan dampak yang negatif pula
jika dicermati dengan seksama. Pengaruh yang ada dari globalisasi pada
aspek kehidupan meskipun awal tujuannya diarahkan pada bidang ekonomi
dan perdagangan serta memberikan dampak multidimensi. Globalisasi memang
menjadi lokomotif perubahan tata dunia yang tentu saja akan menarik
gerbong-gerbongnya yang berisi budaya, pemikiran maupun materi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Bidang
pendidikan pun juga tidak luput dari efek yang ditimbulkan dari
globalisasi. Isu yang digulirkan untuk pendidikan adalah kompetensi bagi
setiap individu yang terlibat dalam proses pendidikan maupun keunggulan
kompetitif yang harus dimiliki oleh institusi pendidikan. Jika dilihat
sekilas, muatan nilai yang terdapat dalam agenda globalisasi nampak
universal dan tidak memiliki dampak negatif. Namun jika ditelaah
standard kompetensi dan keunggulan kompetitif yang seperti apa inilah
yang perlu dicermati dengan seksama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Faktanya,
standard tersebut tampak di permukaan ditentukan oleh dunia
internasional melalui lembaga internasional semacam UNESCO atau yang
sejenis dan menjadi sebuah kesepakatan dunia, akan tetapi ada sisi gelap
yang belum terkuak yaitu pihak perumus standard tersebut adalah negara
Eropa dan Amerika. Bagi kalangan masyarakat awam, kedua kawasan (Eropa
dan Amerika) tersebut masih relevan menjadi kiblat peradaban modern dan
mapan. Dikatakan demikian karena penampakan yang ada dan diopinikan
dengan sistematis bahwa Amerika dan Eropa telah berhasil menjadi negara
yang unggul dibandingkan negara lainnya dan menampakkan gambaran
kesejahteran dan kemakmuran yang dirasakan oleh setiap orang yang berada
di kawasan tersebut.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Pandangan
akan kemilau keberhasilan Amerika dan Eropa membangun peradaban
modernnya yang didalamnya juga terdapat pola pendidikan diasumsikan
terbaik tidak hanya bagi masyarakat awam. Negara-negara di dunia ketiga
yang notabene banyak diantaranya adalah negeri-negeri muslim silau
dengan keberhasilan pendidikan di kedua kawasan tersebut dan
menjadikannya <i>benchmark</i> / patokan untuk pengembangan pendidikan di negaranya masing-masing.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Perlu
diketahui bersama, sisi gelap dalam pola pendidikan yang dirumuskan
oleh Amerika dan Eropa yaitu tidak adanya muatan nilai ruhiyah, dan
lebih mengedepankan logika materialisme serta memisahkan antara agama
dengan kehidupan yang dalam hal ini sering disebut paham Sekulerisme.
Implikasi yang bisa dirasakan namun jarang disadari adalah adanya
degradasi moral yang dialami oleh anak bangsa. Banyak kasus buruk dunia
pendidikan yang mencuat di permukaan dimuat oleh beberapa media massa cukup meresahkan semua pihak yang peduli terhadap masa depan pendidikan bangsa yang lebih baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Ambillah contoh, baru-baru ini seluruh pelajar SMA di Indonesia
melangsungkan Ujian Akhir Nasional. Standard kelulusan yang ditetapkan
Mendiknas tiap tahunnya dinaikkan mulai dari 3,00 pada tahun 2003 hingga
5,25 pada 2008 ini. Penetapan standard ini sebagai implementasi
penyetaraan kompetensi pelajar Indonesia
dengan pelajar Internasional. Tapi di tataran praktik, banyak terjadi
fenomena paradoks dan fakta yang ironis. Seperti anak yang dikenal
pintar ternyata tidak lulus UAN dengan berbagai alasan, belum lagi
variasi kecurangan selama UAN berlangsung yang ternyata tidak dominasi
pelajar tapi juga sampai pada jajaran guru dan sekolah untuk mengelabui
dan mengejar standard kelulusan.(JawaPos, 23/04/2008)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Juga, Indonesia
diketahui sebagai negara pada urutan ketujuh dunia sebagai negara
pengakses situs-situs porno. Lebih jauh lagi, dibahas didalamnya
ternyata sebagai pengakses situs porno dari Indonesia
dari kalangan pelajar. Prosentase terbesar diduduki oleh pelajar SMA
sejumlah 38% diikuti oleh mahasiswa sebesar 33,6% dan ternyata dari
kalangan siswa SMP juga menjadi pengakses situs porno17,3% sisanya
sebesar 11% ditempati oleh masyarakat non pelajar. (<i>Times</i>, 14/12/2006)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Kasus
parah lainnya yang tampak sebagai indicator degradasi moral dalam
pandangan umum adalah tawuran yang sering dilakukan di kalangan pelajar
ternyata juga merambah di kalangan mahasiswa. Padahal jika memandang
secara idealnya, seharusnya semakin tinggi jenjang pendidikan yang
dilalui oleh anak didik semestinya yang bersangkutan mengedepankan etika
dan logika-rasional akademisi. Maksudnya mahasiswa sebagai insan
pendidikan yang menjalani jenjang tertinggi tidak seharusnya terbawa
emosi sehingga berujung pada tawuran. Peristiwa yang sering terjadi di
kota Jakarta, maupun Makassar, Medan, Palu itu yang tampak, mungkin akan
banyak lagi yang belum terjangkau liputan media massa sehingga tidak
tampak di permukaan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Beberapa contoh kasus diatas merupakan efek negatif dari pola pendidikan yang diadopsi Indonesia
dari negara acuannya yaitu Eropa dan Amerika. Dikatakan berefek negatif
karena ditinjau secara kebijakan makro, pendidikan Barat tidak lepas
dari kerangka berpikir pada ideologi kapitalisme. Padahal sudah banyak
dikupas habis banyaknya kelemahan dan keburukan pada ideology
kapitalisme sebagai buah tangan manusia. Sedangkan jika ditinjau secara
mikro, permasalahan tidak adanya <i>link and match</i> antara materi
yang didapatkan di bangku sekolah dengan realitas yang ada di lapangan.
Sehingga anak didik sering mengalami kebingungan sesuai menyelesaikan
masa studi dan mulai memasuki masyarakat. Lulusan institusi pendidikan
belum sempat menentukan langkah sudah tenggelam dengan hiruk pikuknya
tata kehidupan materialistic. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Selain
itu, esensi materi pendidikan yang distandardisasi (baca : ditiru) dari
Barat bermuatan budaya dan pemikiran yang tidak sesuai dengan syari’at
Islam. Indikasi yang bisa dijumpai, masih diajarkannya teori evolusi Darwin tanpa diimbangi dengan pemahaman Islam terhadapnya. Hukum kekekalan massa
pada fisika yang juga semestinya dinilai secara kritis dalam pandangan
Islam oleh gurunya. Belum lagi pelajaran yang berkaitan dengan
sosial-ekonomi yang bisa dikatakan sekitar 85% tidak sesuai dengan
Syari’at Islam. Ditambah lagi mata pelajaran agama yang diajarkan di
sekolah maupun pendidikan tinggi cuma <u>+</u>2 jam dalam seminggu.
Itupun materi ajarnya ‘menjenuhkan’ artinya dari mulai Sekolah Dasar
hingga Pendidikan Tinggi pembahasannya berputar permasalahan ibadah
mahdloh. Sedangkan permasalahan interaksi manusia (<i>muamalat</i>) hampir tidak ada sama sekali. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Derasnya serangan <i>tsaqofah</i>
Barat seperti sikap hedonistic dengan implikasinya berupa gaya hidup
hura-hura, konsumeristik, rakus, boros, cinta mode, pergaulan bebas,
individualistic, kebebasan yang salah arah dan lepas kendali serta
tampilan pada anak didik sebagai generasi permisif dan anarkis yang
telah disebutkan diatas secara eksplisit wujudnya. Serangan tersebut
berakibat pada pengaruh dan peran pendidik umat (guru) menurun drastic
sehingga pendidik umat secara perlahan-lahan kehilangan kewibawaan dan
keteladanan di tengah-tengah anak didik.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Akhirnya
kita dihadapkan pada perkara inti yaitu bagaimana gambaran pola
pendidikan Islam ? bagaimana pula sosok pendidik umat yang dibutuhkan
untuk membangun kepribadian Islam pada anak didik kaum muslimin?.
Pertanyaan ini akan mudah untuk dijawab jika kita memiliki pedoman yang
jelas dan kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah serta ber-<i>azzam</i>
(bertekad kuat) untuk menggali dan mengeksplorasi khazanah Islam sebagai
fundamendal pendidikan generasi muda yang handal. Karena sungguh
didalam Al-Qur’an Sunnah telah dijelaskan dengan mendalam segala aspek
kehidupan termasuk aspek pendidikan. Maka dari itu penulis mencoba akan
menguraikan pada penjelasan berikut ini. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="ListParagraph" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>2.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><u><span>ARAH DAN PILAR PENDIDIKAN ISLAM</span></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span> </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Kerusakan
yang lama ada pada pola pendidikan di negara Barat sepatutnya
ditinggalkan oleh kaum muslimin. Kerusakan tersebut timbul dikarenakan
tidak adanya muatan ruhiyah dalam penelitian dan pengembangan sains dan
teknologinya. Sehingga dampak yang bisa dirasakan, pola pendidikan
tersebut menghasilkan <i>output</i> berpikir dan bersikap berdasarkan
pada prinsip materialisme dengan menanggalkan prinsip syari’at Islam.
Dari sinilah problem sosial kemasyarakatan muncul dan kerusakan tatanan
kehidupan. sebagaimana telah disitir dalam ayat berikut ini </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">“ <i>Telah nyata kerusakan didaratan dan dilautan oleh karena tangan – tangan manusia</i> “. (<b>Ar- Rum : 41</b>).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Segala
urusan dunia jika solusinya diserahkan pada hasil pemikiran manusia
tanpa melibatkan hukum-hukum Allah didalamnya, maka solusi tersebut
tidak bisa menuntaskan masalah. Sehingga yang terjadi adalah fenomena
tambal sulam ataupun gali lubang, tutup lubang atas masalah yang ada.<span> </span>Maka dari itu jika ingin menyelesaikan masalah tanpa masalah termasuk pendidikan harus berujung pangkal pada Islam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Islam
diturunkan Allah SWT melalui Rasulullah Muhammad tidak sekadar
melakukan perbaikan akhlaq. Namun lebih jauh lagi, turunnya Islam
menjadi penyempurna dari semua agama yang ada dan memuat semua tata
aturan kehidupan secara paripurna. Islam menjelaskan aturan mulai dari
masuk kamar mandi hingga masuk parlemen, mulai dari menegakkan sholat
hingga menegakkan Negara Islam. Demikian pula, Islam menjelaskan secara
total bagaimana kaidah pendidikan sesuai dengan <i>Khitab As-Syaari’</i>.
Jadi sangat disayangkan jika kaum muslimin berpaling dari Islam malah
meniru total pendidikan ala Barat karena silau dengan kemajuannya.</span></div>
<div align="right" class="ListParagraphCxSpFirst" dir="rtl" style="direction: rtl; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<span dir="ltr" style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="right" class="ListParagraphCxSpMiddle" dir="rtl" style="direction: rtl; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: left; unicode-bidi: embed;">
<span dir="ltr" style="font-size: 100%;"><span> </span>“<i>Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu</i>.” (<b>Al-Baqoroh : 208</b>)</span></div>
<div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“<i>Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan
mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah
Dia telah sesat, sesat yang nyata</i>”(<b>QS.Al-Ahzab : 36</b>)</span></div>
<div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><span> </span>“<i>Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir
menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu
mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?</i>” (QS.An-Nisa’: )</span></div>
<div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 100%;">Sepanjang
sejarah dunia, Islam telah terbukti mampu membangun peradaban manusia
yang khas dan mampu menjadi pencerah serta penerang hampir seluruh dunia
dari masa-masa kegelapan dan kejayaannya <u>+</u>13 abad lamanya.
Factor paling menentukan atas kegemilangan Islam membangun peradaban
dunia adalah keimanan dan keilmuannya. Tidak ada pemisahan ataupun
dikotomi atas kedua factor tersebut dalam pola pendidikan yang
diterapkan. Sehingga generasi yang dihasilkan juga tidak diragukan
kehandalannya hingga kini. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 100%;">Sebut saja tokoh Ibnu Sina sebagai sosok yang dikenal peletak dasar ilmu kedokteran dunia namun beliau juga <i>faqih ad-diin</i>
terutama dalam hal ushul fiqh. Masih ada tokoh-tokoh dunia dengan
perannya yang penting dan masih menjadi acuan perkembangan sains dan
teknologi berasal dari kaum muslimin yaitu Ibnu Khaldun(bapak ekonomi),
Ibnu Khawarizm (bapak matematika), Ibnu Batutah (bapak geografi),
Al-Khazini dan Al-Biruni (Bapak Fisika), Al-Battani (Bapak Astronomi),
Jabir bin Hayyan (Bapak Kimia), Ibnu Al-Bairar al-Nabati (bapak Biologi)
dan masih banyak lagi lainnya. Mereka dikenal tidak sekadar paham
terhadap sains dan teknologi namun diakui kepakarannya pula di bidang
ilmu diniyyah. <span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">
<span style="font-size: 100%;">Kalau
begitu pola pendidikan seperti apa yang mampu mencetak generasi islam
berkualitas sekaliber tokoh-tokoh dunia tersebut? Penting kiranya
menyatukan persepsi tentang pendidikan sesuai kaidah Syara’. Hakekat
pendidikan adalah proses manusia untuk menjadi sempurna yang diridhoi
Allah SWT. Hakikat tersebut menunjukkan pendidikan sebagai proses menuju
kesempurnaan dan bukannya puncak kesempurnaan, sebab puncak
kesempurnaan itu hanyalah ada pada Allah dan kemaksuman Rasulullah SAW.
Karena itu, keberhasilan pendidikan hanya bisa dinilai dengan standar
pencapaian kesempurnaan manusia pada tingkat yang paling maksimal.
Setelah diketahui hakikat pendidikan maka berikutnya bisa dirumuskan
tujuan dari pendidikan Islam yang diinginkan yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>1.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Membangun
kepribadian islami yang terdiri dari pola piker dan pola jiwa bagi umat
yaitu dengan cara menanamkan tsaqofah Islam berupa Aqidah, pemikiran,
dan perilaku Islami kedalam akal dan jiwa anak didik. Karenanya harus
disusun dan dilaksanakan kurikulum oleh Negara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>2.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Mempersiapkan generasi Islam untuk menjadi orang ‘<i>alim</i> dan <i>faqih</i>
di setiap aspek kehidupan, baik ilmu diniyah (Ijtihad, Fiqh, Peradilan,
dll) maupun ilmu terapan dari sains dan teknologi (kimia, fisika,
kedokteran, dll). Sehingga output yang didapatkan mampu menjawab setiap
perubahan dan tantangan zaman dengan berbekal ilmu yang berimbang baik <i>diniyah</i> maupun <i>madiyah</i>-nya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Kedua
tujuan dari pola pendidikan Islam bisa terlaksana jika ditopang dengan
pilar yang akan menjaga keberlangsungan dari pendidikan Islam tersebut.
Pilar penopang pendidikan Islam yang dibutuhkan untuk bekerja sinergis
terdiri dari :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>1.<span> </span></span></span></b><b><span>Keluarga</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Dalam
pandangan Islam, keluarga merupakan gerbang utama dan pertama yang
membukakan pengetahuan atas segala sesuatu yang dipahami oleh anak-anak.
Keluarga-lah yang memiliki andil besar dalam menanamkan prinsip-prinsip
keimanan yang kokoh sebagai dasar bagi si anak untuk menjalani
aktivitas hidupnya. Berikutnya, mengantarkan dan mendampingi anak meraih
dan mengamalkan ilmu setingggi-tingginya dalam koridor taqwa. Jadi
keluarga harus menyadari memiliki beban tanggung jawab yang pertama
untuk membentuk pola akal dan jiwa yang Islami bagi anak. Singkatnya,
keluarga sebagai cermin keteladanan bagi generasi baru. Sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">كلّ مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصّرانه أو يمجّسانه</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“Setiap
anak dilahirkan atas fitrah. Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan
anak itu beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (<b>HR. Bukhari</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">رضى الرّبّ في رضى الوالدوسخط الرّبّ في سخط الولد</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“Ridho
Tuhan terletak pada ridho orang tua, demikian juga kemurkaan Tuhan
terletak pada kemurkaan orang tua.” (HR.Al-Bukhori no.6521)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>2.<span> </span></span></span></b><b><span>Masyarakat</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Pendidikan
generasi merupakan aktivitas yang berkelanjutan tanpa akhir dan
sepanjang hayat manusia. Oleh karena itu, pola pendidikan Islam tidak
berhenti dan terbatas pada pendidikan formal (sekolah), namun justru
pendidikan generasi Islami yang bersifat non formal di tengah masyarakat
harus beratmosfer Islam pula. Kajian tsaqofah islam serta ilmu
pengetahuan dan sarana penunjangnya menuntut peran aktif dari masyarakat
pula. Ada
beberapa peran yang bisa dimainkan masyarakat sebagai pilar penopang
pendidikan generasi islami yaitu sebagai control penyelenggaraan
pendidikan oleh negara dan laboratorium permasalahan kehidupan yang
kompleks. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">خذاالحكمة ممن سمعتموها فانه قديقول الحكمة غير الحكيم وتكون الرمية من غير رام</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“<i>Ambillah
hikmah yang kamu dengan dari siapa saja, sebab hikmah itu kadang-kadang
diucapkan oleh seseorang yang bukan ahli hikmah. Bukankah ada lemparan
yang mengenai sasaran tanpa disengaja?”</i> (HR. Al-Askari dari Anas ra dalam kitab Kashful Khafa’ Jilid II, h.62))</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">العلم ضالة المؤمن حيث وجده أخذه</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Hikmah laksana hak milik seorag mukmin yang hilang. Dimanapun ia mejumpainya, disana ia mengambilnya (<b>HR. Al-Askari dari Anas ra</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>3.<span> </span></span></span></b><b><span>Madrasah</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Tempat
untuk mengkaji keilmuan lebih intensif dan sistematis terletak pada
Madrasah. Semasa Rasulullah SAW, masjid-masjid yang didirikan kaum
muslimin menjadi lembaga pendidikan formal bagi semua manusia.
Didalamnya tidak semata-mata membahas ilmu diniyah, namun juga ilmu
terapan. Rasulullah menjadikan masjid untuk menyampaikan ajaran-ajaran
Islam, tapi penyusunan strategi perang pun juga seringkali dilakukan
oleh Rasulullah SAW bersama para sahabat didalam masjid. Sedangkan
dimasa modern saat ini pendidikan bisa dialihkan yang semula masjid ke
tempat dengan fasilitas yang menunjang dalam proses pembelajaran lebih
efektif baik itu sekolah maupun perguruan tinggi. Hal ini sah-sah saja
dan tidak bisa dianggap sebagai upaya memisahkan anak didik dari masjid.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Peradaban Islam mengalami puncak <span> </span>kegemilangan
pada saat Bani Abbasiyah memegang tampuk kekuasaan dalam system
pemerintah Khilafah Islamiyah. Sepanjang pemerintahan Khilafah
Abbasiyah, perhatian sangat besar diberikan pada pengembangan ilmu
pengetahuan dengan pola pendidikan islami. Sejarah mencatat berdirinya
Bait Al-Hikmah sebagai madrasah dengan jenjang pendidikannya yang
sistematis. Bait Al-Hikmah dibangun oleh Khalifah Al-Ma’mun yang dikenal
sebagai khalifah pencinta ilmu pengetahuan. Dari Bait Al-Hikmah inilah
lahir tokoh-tokoh muslim ternama yang telah disebutkan sebelumnya. Juga
Bait Al-Hikmah lah menjadi mercusuar ilmu pengetahuan yang didatangi
oleh semua orang dari segala penjuru dunia termasuk Barat. Dan munculnya
<i>Renaissance</i> di Eropa terjadi setelah banyak orang Eropa menggali ilmu pengetahuan dari bait Al-Hikmah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Sistematika pendidikan islam yang bisa diterapkan dalam madrasah dikelompokkan secara berjenjang (<i>marhalah</i>)
yang harus memperhatikan fakta anak didik di setiap tingkatan. Tentunya
bobot yang diberikan disetiap tingkatan memiliki komposisi yang berbeda
namun proporsional. Sedangkan keberhasilan sistematika pendidikan
islami yang ada pada madrasah tergantung pada para tenaga pendidiknya.
Perkembangan sikap dan pemahaman yang terdapat pada anak didik merupakan
tanggung jawab terbesar pada para tenaga pendidik. Lebih dari itu,
syakhsiyah Islamiyah yang dicita-citakan pada anak didik menjadi
sempurna apabila para tenaga pendidiknya lebih dahulu memiliki
syakhsiyah islamiyah tersebut dan mampu meningkatkan secara
berkelanjutan. Madrasah meletakkan harapan besar kepada para tenaga
pendidik untuk memberikan proses yang tidak sekadar <i>transfer of knowledge</i> tapi juga <i>cultivate of spirit and value</i>. Maka dari itu arti guru yaitu digugu dan ditiru benar-benar bisa terlaksana dan terjaga dengan baik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>4.<span> </span></span></span></b><b><span>Negara</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Negara
sebagai pilar penopang bisa mewujudkan pola pendidikan Islami akan
lebih optimal, efektif dan sempurna jika didukung dengan semua kebijakan
yang dikeluarkan terhadap aspek kehidupan ini berlandaskan syari’at
Islam. Peran yang bisa diambil oleh Negara dalam mewujudkan pola
pendidikan Islami diantaranya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>a.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Menyusun
kurikulum berdasarkan aqidah islam untuk semua institusi pendidikan
(sekolah dan perguruan tinggi). Filterisasi terhadap paham-paham sesat
dan menyesatkan bisa dijalankan melalui standar kurikulum Islami.
Sehingga harapannya tidak lagi masuk di materi sekolah tentang teori Darwin, ekonomi ribawi, serta filsafat liberal-sekuler dan lainnya yang tidak sesuai dengan Aqidah Islam.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>b.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Seleksi
dan kontrol ketat terhadap para tenaga pendidik. Penetapan kualifikasi
berupa ketinggian syakhsiyah islamiyah dan kapabilitas mengajar. Jika
sudah didapatkan tenaga pendidikan yang sesuai kualifikasi, negara harus
menjamin kesejahteraan hidup para tenaga pendidik agar mereka bisa
focus dalam penelitian dan pengembangan ilmu bagi anak didik dan tidak
disibukkan aktivitas mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>c.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Menyajikan <i>content</i> pendidikan dengan prinsip <i>Fikru lil Amal </i>(Link
and Match / ilmu yang bisa diamalkan). Artinya jangan sampai isi materi
pendidikan tidak membumi (tidak bisa diterapkan) sehingga tidak
berpengaruh dan tidak memotivasi anak didin untuk mendalaminya.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>d.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Tidak
membatasi proses pendidikan dengan batasan usia dan lamanya belajar.
Karena hakekat pendidikan adalah hak setiap manusia yang harus dipenuhi
oleh Negara. Allah mengamanahkan penguasa negara untuk benar-benar
memenuhi kebutuhan umat tanpa syarat termasuk pendidikan.<span> </span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">الامام راع وهو مسؤول عن رعيته</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“Seorang imam (pemimpin) adalah bagaikan penggembala, dan ia akan diminta pertanggungjawaban atas gembalaannya.”</span></i></span><span style="font-size: 100%;"> (<b>HR. Ahmad, Syaikhan, Tirmidzi, Abu Dawud, dari Ibnu Umar</b>)</span></div>
<div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"><u><span></span></u></span></div>
</div>
<span style="font-family: Arial; font-family: verdana; font-size: 100%;"> </span> <div class="Section2" style="font-family: verdana;">
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span>Arah Pendidikan</span></b></span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"><br /></span></div>
</div>
<span style="font-family: Arial; font-family: verdana; font-size: 100%;"><span>3.<span> </span></span></span><span style="font-family: verdana; font-size: 100%;"><u><span>PERAN PENDIDIK DALAM <i>ISLAMIC CHARACTER BUILDING</i></span></u></span> <div class="MsoNormal" style="font-family: verdana; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Rasulullah
SAW selaku penyampai risala Islam yang mulia merupakan cerminan yang
komprehensif untuk mencapai kesempurnaan sikap, prilaku, dan pola pikir.
Bahkan sayyidah ‘Aisyah tatkala ditanya oleh beberapa sahabat mengenai
pribadi Rasulullah SAW menyebutkan bahwa Rasulullah itu adalah Al-Qur’an
berjalan. Artinya semua kaidah kehidupan yang ditetapkan islam melalui
Al-Qur’an semuanya contoh sudah terdapat dan dijumpai dalam diri
Rasulullah SAW. Beliau bukan hanya menjadi seorang nabi, tapi juga
kepala negara. Beliau tidak cuma sekadar bapak tapi juga guru dengan
teladan yang baik. Allah SWT sendiri telah memuji keluhuran pribadi
Rasulullah SAW dalam ayat-Nya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (<b>QS.Al-Ahzab : 21</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Jaminan
mardhatillah akan didapatkan oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh
menggali dan meneladani kepribadian Rasulullah. Selain itu jaminan
keselamatan dan syafa’at saat hari kiamat akan diberikan Rasulullah.
Jadi tidak ada keraguan lagi dan tidak akan memilih cara lain termasuk
dalam menerapkan pola pendidikan selain yang diajarkan oleh Rasulullah
SAW.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Sosok Rasulullah SAW yang menjadi pendidik sukses bisa diakui tidak cuma <span> </span>kalangan dunia Islam namun juga dari komentar yang diberikan oleh kalangan Barat seperti <b>Robert L. Gullick Jr</b>. dalam bukunya <b>Muhammad, The Educator</b> menyatakan: “<i>Muhammad
merupakan seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan
dan kebahagiaan yang lebih besar. Tidak dapat dibantah lagi bahwa
Muhammad sungguh telah melahirkan ketertiban dan stabilitas yang
mendorong perkembangan Islam, suatu revolusi sejati yang memiliki tempo
yang tidak tertandingi dan gairah yang menantang… Hanya konsep
pendidikan yang paling dangkallah yang berani menolak keabsahan
meletakkan Muhammad diantara pendidik-pendidik besar sepanjang masa,
karena -dari sudut pragmatis- seorang yang mengangkat perilaku manusia
adalah seorang pangeran di antara pendidik</i>”. Selain itu <b>Michael Hart</b> dalam bukunya <b>100 tokoh dunia</b>
meletakkan Rasulullah Muhammad di posisi pertama sebagai sosok paling
berhasil dan tak tergantikan oleh sosok lainnya berkaitan dengan
memimpin dan mendidik umat dalam kurun waktu singkat sehingga terwujud
kehidupan yang mulia. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.25in;">
<span style="font-size: 100%;">Wujud
pendidik umat yang mampu membangun generasi islami dengan ciri yang
melekat padanya berupa pola pikir dan pola jiwa yang islami sebagaimana
dicontohkan oleh Rasulullah bisa ditinjau dari sifat seorang pendidik
serta strategi pendidikan yang dimiliki pendidik. Jika kedua hal ini
dipahami dengan benar dan diimplementasikan dengan istiqomah, niscaya
generasi islami akan terwujud. Sifat Rasulullah memang yang paling khas
adalah Shiddiq, Fathonah, Tabligh, dan Amanah. Namun secara spesifik
untuk seorang pendidik, bisa dijumpai sifat yang dicontohkan Rasulullah
SAW berikut ini :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>a.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Kasih Sayang</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Wajib dimiliki oleh setiap pendidik sehingga proses pembelajaran yang
diberikan menyentuh hingga ke relung kalbu. Implikasi dari sifat ini
adalah pendidik menolak untuk tidak suka meringankan beban orang yang
dididik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah
keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka…”</span></i></span><span style="font-size: 100%;"> (QS.Al-Fath : 29)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>b.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Sabar</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Bekal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pendidik yang sukses.
Keragaman sikap dan kemampuan memahami yang dimiliki oleh anak didik
menjadi tantangan bagi pendidik. Terutama bagi anak didik yang lamban
dalam memahami materi dibutuhkan kesabaran yang lebih dari pendidik
untuk terus mencari cara agar si anak didik bisa setara pemahamannya
dengan yang lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“<i>Hai
orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (</i><b>QS.Al-Baqoroh : 153</b><i>)</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>c.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Cerdas</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Seorang pendidik harus mampu menganalisis setiap masalah yang muncul
dan memberikan solusi yang tepat untuk mengembangkan anak didiknya
merupakan wujud dari sifat cerdas. Kecerdasan yang dibutuhkan tidak cuma
intelektual namun juga emosional dan spiritual. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>d.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Tawadhu’</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Pantang bagi seorang pendidik memiliki sifat arogan (sombong) meski itu
kepada anak didiknya. Rasulullah mencontohkan sifat tawadhu’ kepada
siapa saja baik kepada yang tua maupun yang lebih muda dari beliau.
Sehingga tidak ada jarang yang renggang antara pendidik dengan anak
didik dan akan memudahkan pembelajaran dan memperkuat pengaruh baik
pendidik kepada anak didik karena penghormatan.29. Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu
Lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud[1406].
Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam
Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="rtl" style="direction: rtl; font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">عن أنس بن مالك رض الله عنه مرّ صبيانٍ فسلّم عليهم وقال كان النبيّ صلى الله عيه وسلّم يفعله</span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;">(HR.Bukhori) </span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;"><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>e.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Bijaksana</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Seorang pendidik umat tidak boleh mudah terpengaruh dengan kesalahan
bahkan oleh keburukan yang dihadapinya dengan bijaksana dan lapang dada
sehingga akan mempermudah baginya memecahkan sebab-sebab permasalahan
tersebut</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>f.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Pemberi Maaf</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Anak didik yang ditangani oleh pendidik umat tentunya tidak luput dari
kesalahan maupun sikap-sikap yang tidak terpuji lainnya. Maka dari itu
pendidik umat dituntut untuk mudah memberikan maaf meskipun ada sanksi
yang diberikan kepada anak didik yang menjadi pelaku kesalahan<span> </span>sebagai bagian dari edukasi. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>g.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Kepribadian yang Kuat</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Sanksi bisa jadi tidak diperlukan dalam mengedukasi anak didik jika
seorang pendidik umat memiliki kepribadian yang kuat (kewibawaan, tidak
cacat moral, dan tidak diragukan kemampuannya) sehingga memunculkan
apresiasi dari anak didik, bukannya apriori. Sehingga secara otomatis
bisa mencegah terjadinya banyak kesalahan dan mampu menanamkan keyakinan
dalam diri anak </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>h.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Yakin terhadap Tugas Pendidikan</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Rasulullah dalam menjalankan tugas mengedukasi umat selalu optimis dan
penuh keyakinan terhadap tugas yang diembannya. Patutlah jika pendidik
umat juga memiliki sifat ini yaitu yakin usaha sampai, karena Allah SWT
akan mempercepat pemberian terhadap manusia yang memiilki keyakinan
tinggi terhadap keberhasilan setiap tugas yang dilakukan. Sesuai dengan
hadits Qudsi bahwa Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 4.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 4.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Sifat-sifat diatas menjadi bekal dan <i>support </i>bagi
pendidik umat untuk berhasil dalam mengimplementasikan strategi yang
disusunnya. Rasulullah sebagai pendidik memiliki strategi pendidikan
yang penting diketahui. Strategi tersebut terdiri dari metode, aksi, dan
teknik yang diperlukan dalam mendapatkan hasil yang maksimal untuk
pendidikan islami. Metode yang dilakukan Rasulullah meliputi :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>1.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Spiritual-Mentality</span></b><b><span> Building</span></b><b><span>. </span></b></span><span style="font-size: 100%;">Rasulullah
meletakkan pondasi mental berlandaskan aqidah yang kuat terhadap kaum
muslimin semasa itu. Karena jika pendidikan tidak dimulai dari dalam
diri, maka apapun manifestasi pendidikan tersebut hanyalah manipulatiif.
Pembentukan mental islam yang kuat akan menghindarkan anak didik dari
penyakit hati seperti benci, dengki, buruk sangka, sombong, bohong,
pesimis, dsb. Jika seseorang telah mampu mengeliminasi penyakit hati,
maka orang tersebut berpotensi besar untuk sukses. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>2.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Applicable</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Allah SWT tidak pernah memerintahkan keimanan kecuali disertai dengan
tindakan nyata. Maka berawal dari kenyataan ini, Rasulullah SWT
melakukan penguatan pengetahuan teoritis dengan aplikasi praktis. Sebab
akan bisa didapatkan manfaat hakiki yang lahir dari aplikasi praktis
terhadap pengetahuan teoritis tersebut. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik</span></i><b><span>” (QS.Ar-Ra’d : 29)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>3.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Balance in Capacity</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Artinya sebagai seorang pendidik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
adalah memberikan penugasan dan menjelaskan sesuatu sesuai dengan
kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh anak didik. Karena, tugas
yang berlebihan akan menyebabkan seorang pendidik tersebut dijauhi dan
tugasnya pun akan ditinggalkan. Metode ini sesuai dengan hadits
Rasulullah </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">فاذا أمرتكم بشيء فاتوامنه مااستطعتم</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian, maka tunaikanlah sesuai dengan kemampuan kalian (yang paling maksimal</span></i></span><span style="font-size: 100%;">). (HR.Muslim no. 1307)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">ما انت بمحدّث قوم حديثًا لاتبلغه عقولهم إلاّكان لبعضهم فتنةً</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“
Kamu sekali-kali janganlah memberi penjelasan kepada suatu kaum,
penjelasan yang tidak bisa dijangkau oleh akan mereka, kecuali ia akan
menjadi fitnah bagi sebagian diantara mereka.”</span></i></span><span style="font-size: 100%;">(HR.Muslim)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>4.<span> </span></span></span></b><b><span>Right Treatment for Diversity</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Pendidikan Islami memerlukan tindakan tepat terhadap keragaman anak
didik. Keragaman tersebut bisa diklasifikasi berdasarkan demografi.
Rasulullah memberi perlakuan berbeda dalam mendidik antara pria dengan
wanita, antara orang badui dengan orang kota,
antara orang yang baru masuk islam dengan yang sudah lama memeluk
islam. Sehingga jika tepat dalam memberi perlakuan terhadap keragaman
anak didik, apa yang disebut adil akan terwujud dari pendidik kepada
anak didik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>5.<span> </span></span></span></b><b><span>Priority & Thing First Thing</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Kemampuan untuk membuat prioritas dan memilah yang terpenting daripada
yang penting sangat diperlukan untuk dimiliki oleh pendidik. Prioritas
dan mendahulukan hal terpenting dalam proses pendidikan islami berarti
menanamkan kebiasaan kepada anak didik bertindak efektif dan efisien.
Efektif artinya melakukan sesuatu yang benar sedangkan efisien berarti
melakukan sesuatu dengan benar. </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">إغتنم خمسًا قبل خمس<span> </span>حياتك قبل موتك وصحّتك قبل سقمك وفراغك قبل شغلك وشبابك قبل هرمك وغناك قبل فقرك</span><span style="font-size: 100%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“<i>Manfaatkan lima perkara sebelum (datang) lima
perkara : masa hidupmu sebelum (datang) matimu, masa sehatmu sebelum
(datang) masa sakitmu, masa senggangmu sebelum (datang) masa sempitmu,
masa mudamu sebelum (datang) masa tuamu, dan masa kayamu sebelum
(datang) masa miskinmu</i>.” (<b>GR. Tirmidzi</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>6.<span> </span></span></span></b><b><span>Good Advice for Good Time</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.
Pendidik umat harus mampu memberikan konseling kepada anak didik yang
sedang dilanda masalah ataupun berbuat kesalahan fatal tanpa
disadarinya. Ada yang perlu diperhatikan dalam pemberian nasehat/<i>advice </i>kepada anak didik yaitu kuantitas dan <i>timing</i>.
Kuantitas maksudnya nasihat yang diberikan tidak banyak namun
terkontrol dalam pelaksanaan pada anak didiknya. Jika terjadi pengabaian
pada nasihat pertama, maka bisa kemudian diberi nasehat yang
selanjutnya dan lebih berbobot. Lantas, mengenai waktu/<i>timing</i>
penyampaian nasihat harus tepat. Pemilihan waktu yang tepat saat
memberikan nasehat akan memberikan dampak perubahan yang luar biasa
kepada anak didik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>7.<span> </span></span></span></b><b><span>Achievement Motivation</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.Motivasi
berprestasi penting artinya dimasukkan dalam proses pendidikan islami
karena mengandung dorongan positif yang kuat dari dalam diri manusia
berefek pada sikap dan tindakannya mengarah pada hal yang positif pula.
Sehingga kebajikan lebih dominan dan mampu melenyapkan keburukan sesuai
dengan ayat Al-Qur’an :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><i><span>“….Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk..</span></i></span><span style="font-size: 100%;">”<i>.</i><b>(QS.Huud:114)</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>8.<span> </span></span></span></b><b><span>Coercive and Reward</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.Sanksi dan Penghargaan bisa dianggap sebagai upaya memotivasi anak didik. Ada
kalanya anak didik berbuat baik karena takut dihukum dan ada yang
memang menginginkan mendapat pujian dari gurunya. Sedangkan Rasulullah
SAW mencontohkan mengedepankan penghargaan ketimbang sanksi karena Allah
SWT mengutamakan menerima karena suka daripada karena takut. Menerima
karena suka akan memunculkan kerinduan untuk melakukan apa yang
diperintahkan dengan lapang dada. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><b><span><span>9.<span> </span></span></span></b><b><span>Self-Evaluation</span></b></span><span style="font-size: 100%;">. Rasulullah mengajarkan kepada kaum muslimin waktu itu dalam metode pendidikan yang beliau jalankan adalah evaluasi diri (<i>muhasabah</i>).
Anak didik yang selalu diajak untuk melakukan evaluasi diri dalam
keterlibatannya pada proses pendidikan islami akan memacu diri anak
didik untuk melakukan perbaikan sehingga akan didapatkan peningkatan <i>performance</i> (kinerja) yang lebih baik lagi.<span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>10.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><b><span>Sustainable Transfer</span></b></span><span style="font-size: 100%;">.Pendidikan
islami merupakan pembentukan diri dan prilaku yang tidak bisa
didapatkan dalam waktu sekejap. Butuh kesinambungan proses baik transfer
maupun control terhadap hasilnya. Proses pendidikan yang dilakukan oleh
Rasulullah juga berjalan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Waktu
13 tahun dihabiskan selama di Makkah dan dilanjutkan di Madinah di sisa
usia beliau hingga kembali ke haribaan tidak pernah berhenti untuk terus
dan terus mendidik umat. <span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Penjelasan
singkat mengenai keteladanan Rasulullah SAW bagi pendidik umat bisa
menjadi bekal untuk melakukan perbaikan mutu sikap dan pikir anak didik
sesuai dengan syari’at Islam. Sebenarnya masih sangat luas sekali-hingga
tak terhitung jumlahnya-,keteladanan yang diberikan Rasulullah SAW.
Tapi sekali lagi, jika kita mau dan bertekad keras untuk memulai dari
yang sedikit dulu namun istiqomah dan ada peningkatan bertahap kelak
kemudian hari dari apa-apa yang telah dicontohkan Rasulullah, insya
Allah akan menghasilkan kualitas anak didik yang tidak diragukan lagi
kehandalannya. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="ListParagraph" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>4.<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;"><u><span>KHATIMAH</span></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Pembangunan
dan pembentukan generasi islam berkualitas sebagaimana para sahabat,
tabi’in, tabi’in-tabi’at dan ulama-ulama kenamaan merupakan bukti
keberhasilan pola pendidikan islami. Generasi islam dinilai berkualitas
apabila terbentuk pola pikir dan pola jiwa berlandaskan pada aqidah
Islam yang kuat sehingga mampu mengintegrasikan keimanan dan kompetensi
pada diri anak didik. Pola pendidikan islami sudah ada semenjak
Rasulullah SAW hidup dan beliaulah yang meletakkan pondasinya dengan
banyak keteladanan yang bisa diambil. Dengan dihasilkannya generasi
islami juga akan didapati peradaban mulia seperti yang sudah tercatat
dalam sejarah dunia tentang kegemilangan peradaban islam mengubah dunia
dari kegelapan menuju pencerahan hakiki. Pendidikan islami mampu
membuktikan janji Allah SWT dengan munculnya umat terbaik sesuai dengan
ayat al-Qur’an :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di
antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang
yang fasik.(<b>QS. Ali Imron : 110</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" dir="rtl" style="direction: rtl; font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<span lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">خير كم قرني ثمّالذين يلونهم ثمّ الذين يلونهم</span><span dir="ltr" lang="AR-SA" style="font-size: 100%;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 100%;">ثمّ الذين يلونهم</span><span dir="ltr" style="font-size: 100%;"><span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;">“<i>Sesungguhnya
yang terbaik dari kalangan kamu ialah sezaman denganku, kemudian orang
yang hidup selepas zaman aku, setelah itu orang yang hidup selepas
mereka”. </i>(<b>HR. Al-Bukhori no. 1496</b>)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;">DAFTAR PUSTAKA</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="font-size: 100%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Abdurrahman, Hafidz., <b>Membangun Kepribadian Pendidik Umat</b>, WADI Press, 2008</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Ahmed, Shabir., Anas Abdul Muntaqim., Abdul Satar., <b>Islam dan Ilmu Pengetahuan</b>, Penerbit Al-Izzah, 1999</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Al-Baghdadi, Abdurrahman., <b>Sistem Pendidikan di Masa Khilafah Islam</b>, Penerbit Al-Izzah, 1996</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Asari, Hasan., <b>Menyingkap Zaman Keemasan Islam : Kajian Atas Lembaga-Lembaga Pendidikan</b>, Mizan, 1994</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Hizbut Tahrir Indonesia, <b>Membangun Generasi Berkualitas Dengan Perspektif Islam</b>, 2003 </span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Hizbut Tahrir Indonesia, <b>Generasi Cerdas, Generasi Peduli Bangsa : Solusi Tuntas Krisis Kepemimpinan</b>, Proceedings Lokakarya Pendidikan Nasional, Jakarta, 2004</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: arial; line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-size: 100%;">Lukman, H. Fahmy. <b>Syariat Islam dalam Kebijakan Pendidikan</b>, <a href="http://www.icmimuda.org/">www.icmimuda.org</a>, 2006</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;">
<span style="font-family: "; font-family: arial; font-size: 100%;"><span>-<span> </span></span></span><span style="font-family: Arial; font-size: 10;"><span style="font-family: arial; font-size: 100%;">Yasin, Abu., <b>Strategi Pendidikan Negara Khilafah</b>, Pustaka Thariqul Izzah, 2004</span></span></div>
</div>
<span class="post-author vcard">
Diposkan oleh
<span class="fn">
<a href="http://www.blogger.com/profile/17189363219423240021" itemprop="author" rel="author" title="author profile">
ap_siddiqasih
</a>
</span>
</span>
<span class="post-timestamp">
di
<a class="timestamp-link" href="http://purnamasiddiqasih.blogspot.com/2009/06/metode-pendidikan-rasulullah.html" itemprop="url" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" itemprop="datePublished" title="2009-06-15T21:34:00-07:00">21:34</abbr></a></span>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-69092624141275957442012-05-08T08:48:00.002-07:002012-05-08T08:48:42.616-07:00CARA RASULULLAH MENDIDIK ANAK<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr><td class="cattitle"><a href="http://inimona.multiply.com/reviews/item/8" itemprop="url" rel="bookmark"><span itemprop="name">CARA RASULULLAH MENDIDIK ANAK</span></a></td><td class="itemsubsub"><nobr>Sep 28, '06 12:07 AM</nobr><br />untuk semuanya</td></tr>
</tbody></table>
<img border="0" height="204" src="http://multiply.com/mu/inimona/image/20/photos/upload/300x300/RRtKbwoKClkAAFmSVzU1/anak.JPG?et=Cp%2CDesnVAoi%2C4na%2CiJF9CQ&nmid=12011796" style="float: right; margin-left: 5px; position: relative;" width="300" /><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" style="font-weight: bold; margin-bottom: 5px;"><tbody>
<tr><td width="70">Kategori:</td><td>Lainnya</td></tr>
</tbody></table>
<div class="bodytext" id="item_body">
BY : HABIBAH NURUL UMMAH, Lc. *<br /><br />Beberapa
waktu yang lalu mona n fren di ‘lingkar kecil’ diwajibkan ikut seminar
Pendidikan Anak ala Rasulullah. Ini oleh-olehnya, semoga bermanfaat…..<br />***********************************************************************************<br /><br />Anak adalah amanat Allah kepada orangtua, tutur Al-Ghazali.<br />Rasulullah
SAW bersabda, “ Apabila Allah menghendaki kebaikan terhadap sebuah
keluarga, Allah berikan kepada mereka kepahaman dalam agama, yang muda
menghormati yang tua, kasih sayang menjadi anugerah dalam kehidupan
mereka, pengeluaran mereka ekonomis dan diberi kemampuan untuk
mengetahui aib diri lalu bertaubat dari kesalahan, sebaliknya, jika
Allah menghendaki selain itu mereka akan dibiarkan saja ” . ( HR. Daaru
Quthni dari Anas ra. ).<br /><br />Cara Rasulullah Mendidik Anak<br /><br />I.Panduan dasar untuk orangtua dan pendidik.<br /><br />Banyak
orang tidak menyadari kalau anak adalah salah satu pemimpin umat. Hanya
karena masih tertutup dengan baju anak. Seandainya apa yang ada dibalik
bajunya dibukakan kepada kita, niscaya kita akan melihat mereka layak
disejajarkan dengan para pemimpin. Akan tetapi, sunnatullah menghendaki
agar tabir itu disibak sedikit demi sedikit melalui pendidikan. Namun,
tidak semua pendidikan berhasil kecuali dengan strategi matang dan
berkelanjutan. ( Syaikh Muhammad Al Khidr Husein )<br /><br />1.Keteladanan<br />Rasulullah
bersabda “ Barangsiapa berkata kepada anaknya, ‘ kemarilah! ( nanti
kuberi )’ kemudian tidak diberi maka ia adalah pembohong ” ( HR. Ahmad
dari Abu Hurairah )<br /><br />2.Memilih waktu yang tepat untuk menasehati.<br />Ada 3 pilihan waktu yang dicontohkan Rasul ; saat berjalan-jalan di atas kendaraan, waktu makan dan waktu anak sakit.<br /><br />3.Bersikap adil dan tidak pilih kasih<br /><br />4.Memenuhi hak-hak anak<br /><br />5.Menghargai nasehat dan kebenaran meskipun dari anak kecil.<br /><br />6.Mendo’akan anak.<br /><br />7.Membelikan permainan<br /><br />8.Membantu anak agar berbakti dan taat.<br /><br />9.Tidak banyak mencela dan memaki.<br /><br />II.Membangun dan membina Aqidah anak.<br /><br />1.Mentalqinkan kalimat Tauhid pada anak.<br />2.Cinta kepada Allah, merasa diawasi dan beriman kepada Qodho’ & Qodar<br />3.Mencintai Rasulullah, keluarga dan sahabatnya.<br />4.Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak.<br />5.Mendidik keteguhan aqidahnya.<br /><br />III.Membentuk intelektualitas pada anak<br /><br />1.Menanamkan kecintaan mencari ilmu dan adabnya.<br />2.Membimbing anak untuk menghafal Al-Qur’an dan hadits.<br />3.Memilihkan anak, guru yang shalih.<br />4.Mendidik anak tera,pil bahasa asing.<br />5.Mengarahkan sesuai dengan bakat dan kecenderungannya.<br />6.Membuat perpustakaan di rumah.<br /><br />Sifat-sifat Pendidik Sukses<br /><br />a.Penyabar dan tidak pemarah<br />b.Lemah lembut dan menghindari kekerasan<br />c.Hatinya penuh dengan kasih sayang<br />d.Memilih yang termudah di antara dua perkara<br />e.Fleksibel<br />f.Tidak emosional<br />g.Bersikap moderat dan seimbang<br />h.Ada senjang waktu dalam memberi nasehat.<br /><br />* Ketua Bidang Da’wah dan Pendidikan Pengurus SALIMAH Wilayah Yogyakarta</div>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-71539626834819858022012-05-08T08:46:00.002-07:002012-05-08T08:50:47.561-07:00Strategi Pendidikan Karakter Rasulullah SAW<div id="isi">
Maraknya kekerasan di Indonesia membuat banyak kalangan
merasakan keresahan mendalam. Berbagai konflik, bencana dan masalah
melanda Republik tercinta. Paling menyedihkan tentunya konflik antar
kelompok beragama dan kalangan muda. Budaya tawuran antar kampung,
pelajar, mahasiswa dan suku masih terjadi.<br />
Kita pantas bertanya, mengapa Indonesia menghadapi krisis kronis dan
mengalami erosi moralitas. Perilaku positif hilang termakan zaman
digantikan produksi perilaku negatif yang cenderung destruktif. Harga
manusia dijual murah, penghilangan nyawa dianggap biasa dan budaya
kecurigaan antar kelompok sangat tinggi.<br />
Merespon fenomena itu, kita layak bertafakur dan merumuskan kembali
sendi kehidupan agama dan kesalehan kolektif yang memudar. Salah satunya
mengembalikan kembali posisi ajaran Islam yaitu Al – Qur’an dan Hadits
Rasulullah secara proporsional, mengakar kuat dan mampu dirasakan
sentuhannya dalam kehidupan masyarakat. Ada baiknya, kita juga kembali
belajar membaca ulang bagaimana peri kehidupan teladan terbaik yaitu
Rasulullah SAW.<br />
<b>Menumbuhkan Karakter Islami</b><br />
Dalam kacamata kaum muslimin, gejala yang merusak di masyarakat
akibat hilangnya karakter dan kepribadian Islami. Kita kecanduan produk
Barat yang hedonistik, serba bebas dan berkiblat kesenangan duniawi.
Konsep permissif itu berdampak rusaknya tatanan kehidupan sosial,
kacaunya moralitas dan mengendurnya nilai kebersamaan antar individu.<br />
Jelas, ini konsepsi yang bertentangan dengan nilai Islam yang
mengatur tawazun (keseimbangan) kehidupan dunia dan akhirat. Rasulullah
SAW dalam membentuk generasi pilihan sangat mengintensifkan tiga
kecerdasan yaitu emosional, spritual dan intelektul. Hasilnya dapat
dirasakan dimana banyak dilahirkan pejuang Islam hebat seperti Abu
Bakar, Umar, Utsman, Ali dan sahabat lainnya.<br />
Ada beberapa prinsip strategis pembentukan karakter Rasulullah kepada para sahabat sebagai generasi penerusnya.<br />
<b>Pertama</b>, Rasulullah SAW sangat fokus kepada
pembinaan dan penyiapan kader. Fakta itu dapat dilihat sejak beliau
mulai mendapatkan amanah dakwah. Tugas menyebarkan Islam dijalankan
dengan mencari bibit kepemimpinan unggul berhati bersih. Dakwah beliau
fokus tidak menyentuh segi kehidupan politik Makkah. Selain faktor
instabilitas dan kekuatan politik, perjuangan dakwah memang difokuskan
nilai pembinaan.<br />
Dirinya berusaha menanamkan karakter kenabian yaitu siddiq (jujur),
amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan) dan fatonah (cerdas).
Rumah Arqam bin Abil Arqam menjadi saksi bagaimana ahirnya kepemimpinan
Islam dilahirkan. Point penting pertama pendidikan karakter adalah
fokus, bertahap dan konsisten terhadap pembinaan sejak dini.<br />
<b>Kedua</b>, mengutamakan bahasa perbuatan lebih baik dari
perkataan. Aisyah menyebut Rasulullah SAW sebagai Al-Qur’an yang
berjalan. Sebutan itu tidak salah, mencermati Sirah Nabawiyah menjadikan
kita menuai kesadaran rekonstruksi pemikiran dan tindakan Rasulullah
SAW. Beliau berbuat dulu, baru menyerukan kepada kaumnya untuk
mengikutinya. Kesalehan individu berhasil membentuk kesalehan kolektif
di masyarakat Makkah dan Madinah.<br />
“<i>Sesungguhnya pada diri Rasulullah saw. terdapat contoh tauladan
bagi mereka yang menggantungkan harapannya kepada Allah dan Hari Akhirat
serta banyak berzikir kepada Allah</i>” (QS 33 : 21)<br />
Ketika berdakwah di masyarakat Thaif dirinya mendapat perlakuan buruk
dilempari kotoran. Pada saat itu datanglah Malaikat Jibril menawarkan
jasa. “Hai muhammad jika engkau kehendaki gunung yang ada dihadapanmu
ini untuk aku timpahkan kepada penduduk Thaif, niscaya sekarang juga aku
lakukan.” Nabi menjawab “Jangan Jibril, semua itu dilakukan mereka
karena ketidaktahuan mereka” kemudia nabi berdo’a “allâhumahdî qaumî
fainnahû lâ ya’lamûn” “Ya Allah berikanlah hidayah kepada kaumku
sesungguhnya mereka tidak mengetahui” Alhamdulillah, Allah SWT mendengar
doanya, masyarakat Thaif banyak menjadi pengikut Islam. Point penting
kedua, berikan keteladanan baru mengajak orang lain mengikuti apa yang
kita lakukan.<br />
<b>Ketiga</b>, menanamkan keyakinan bersifat ideologis
sehingga menghasilkan nilai moral dan etika dalam mengubah
masyarakatnya. Beliau meluruskan kemusyrikan mereka dengan mengajarkan
kalimat tauhid yakni meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang
berhak disembah. Karakter tauhid menghasilkan pergerakan manusia yang
dilandasi syariat Islam dalam menjalankan kehidupan. Mengutip Nur Faizin
(Republika, 13/10)<br />
Pendidikan karakter yang terpenting adalah pendidikan moral dan
etika. Rasulallah SAW sendiri pun menegaskan hal itu dalam sabdanya, "<i>Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak karimah</i>."
(HR Ahmad dan yang lain). Menumbuhkan kembali akhlak karimah haruslah
menjadi kompetensi dalam proses pendidikan karakter setiap bangsa.<br />
Akhirnya karakter itu harus memadukan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Rasulullah SAW sudah memberikan teladan itu dengan
membangun pendidikan berbasis moral dan etik. Pembangunan pendidikan
dapat dimulai dari Pesantren, Kampus dan Sekolah sebagai tempat subur
pembinaan sekaligus pemberdayaan karakter generasi muda. Karena dengan
moral yang baik dan etika yang berlandaskan ideologi yang benar akan
membentuk komunitas masyarakt bangsa yang rahmatan lil alamin.<br />
<img alt="" height="300" src="http://www.eramuslim.com/fckfiles/image/pemuda-mahasiswa/inggar.jpg" width="400" />
<b><i>Inggar Saputra</i></b><i>; Pengurus Pusat KAMMI dan Peneliti Institute For Sustainable Reform (Insure)</i></div>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-61471592702772404662012-05-08T08:41:00.000-07:002012-05-08T08:41:10.000-07:00SISTEM PENDIDIKAN RASULULLAH SAW<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maju
mundur sesebuah bangsa itu bergantung kepada ilmu. Bangsa yang mendaulatkan
ilmu sebagai makanan kerohanian setiap masa – pagi, petang dan malam – nescaya
akan menjadi bangsa yang disegani dan takuti oleh kawan dan lawan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tetapi
kejayaan di dunia itu, sehingga banyak melahirkan tamadun-tamadun lahir yang
hebat-hebat, belum tentu selamat untuk beroleh kebahagian di akhirat. Sebab
tamadun-tamadun lahir itu adalah hasil ibadah, dan ibadah-ibadah itu
bersumberkan iman!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tanpa
iman, orang tidak akan mengerjakan ibadah!. Dan tanpa ibadah, manusia tidak
faham erti ‘kehambaan’ kepada ALLAH SWT, Tuhan penciptanya!. Lantas, manusia
berbuat ikut hawa nafsu dan syaitan semata.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Manusia
cenderung menghasilkan tamadun ia sendiri, iaitu tamadun yang rosak dan tidak
kekal!. Tamadun Lahir yang terbit dari perasaan tamak dan haloba semata.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
produk yang dihasilkan oleh Sistem Pendidikan kita pada hari ini. Sistem yang bertangungjawab
dalam mencorak Tamadun Lahir yang dibuat dengan perasaan ‘gah’ di mata dunia!.
Pastinya kita tidak mendapat imbalan pahala akhirat sebab bercanggah dengan ‘<a href="http://asoib001.tripod.com/5Syarat2Ibadah.htm">Lima(5) Syarat-Syarat Ibadah’</a>!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalilnya,
kita boleh bina dan kita boleh runtuhkan ia dengan sekelip mata!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak
ada rasa penyesalan!. Apa nak disesalkan!. Bukannya harta benda mak bapak
kita!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
sikap bodoh, ego dan sombong kita yang tidak bertanggungjawab – yang tidak
selayaknya bergelar ‘Khalifah ALLAH’ di muka bumi!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Jelasnya,
kita telah gagal membina peribadi-peribadi soleh dan solehah dalam masyarakat
kita hari ini!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Produk2
yang lahir dari institusi2 pengajian tinggi ternyata tidak membantu membetulkan
keadaan!. Malah mengambil kesempatan pula atas kedaifan orang lain untuk
mengaut kepentingan baik untuk diri, keluarga atau kroni. Dan ianya berlaku
bukan setakat golongan elit dan pemerintah sahaja, malah orang-orang kampung
hatta tok imam sekalipun!. Masing-masing bersikap individualistik dan
materialistik!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Puak
Korporat berjiwa sekularis, lebih-lebih lagi la!. Mengaut keuntungan berlipat
kali ganda, atas nama Program Pengswastaan Negara!. Hak milik rakyat tiba-tiba
berubah jadi hak milik persona!. Sedang benda itu dia dapat percuma-cuma sahaja
dan kos relatif!. </span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tanpa
perlu bersaing dengan siapa-siapa, dan... masih boleh bangkrap!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maka
jadilah ia seorang yang panas baran, lupa diri, dan lupa daratan!. Sudah tidak
ketahuan asal-usul lagi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
ini bisa terjadi demikian?. Bagaimana tebu yang ditanam, dipupuk dan dibaja..
boleh tumbuh jadi buah peria!. Pahit, kelat.. sanggup mengkianati negara dan
bangsa sendiri!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS">(Itu belum berlaku perang!. Jika di zaman
perang, mungkin dia yang pertama cabut lari ke luar negeri bersama anak isteri
dan harta kekayaan. Seperti kes gawat yang melanda ekonomi negara baru-baru
ini. Hampir sahaja orang bungkus tikar bantal, menukar Ringgit dengan Dollar Amerika..
dan bersantai di luar negara!. Tidak ada rasa bertanggungjawaban!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS">Saudara2 harus mengakui hakikat ini.
Mungkin saudara merasa tuduhan ini keterlaluan!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Boleh
saja saudara menganggap demikian, kerana ia tidak mengenai batang hidung sendiri
atau mengugat kepentingan hidup saudara. Apa kata.. jika habuan yang menyeronok
itu datang menyogok diri kepada tuan, samada berupa hamper, saham atau
perempuan!. Apa tidak terjengkil mata dan terliuk dibuatnya?. Kiaslah kepada
mata benda yang lain!. Kerana apa?. Sebab satu-satunya, iaitu <b>Program
Pembinaan Insan belum selesai!.</b> Ringkasnya, <b>Iman</b> tidak ada!).</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Baik!. Kembali kita..</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa
kesilapan dasar pendidikan hari ini sehingga tidak menghasilkan produk yang
sama sepertimana Sistem Pendidikan Rasulullah. Kerana telah jelas dan nyata,
Rasulullah SAW berjaya mengeluarkan produk yang dikatakan, <b><i>“Menjadi Abid
(hamba Allah) di malam hari, dan menjadi Singa (khalifah Allah) di siang hari”.</i></b></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa kelebihan cara Rasulullah itu?. Apa matlamat, dasar dan
kaedah pendidikan yang digunapakai oleh Rasulullah SAW sehingga menghasilkan
masyarakat contoh yang terbaik di kalangan semua umat manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa
kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada Sistem Pendidikan Negara – yang
sentiasa berubah-ubah itu?. Tidak konsisten!. Sehingga kita merasakan anak-anak
kita sebagai ‘testing ground’ sahaja!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
produk akhir boleh kita tidak tahu?.. samada jadi orang atau jadi hantu raya!.
Merayau-rayau di shopping2 complex, tanpa arah tujuan!. Tidak tahu peranan dan
tangungjawab sebagai rakyat negara merdeka, kalau tidakpun sebagai hamba
ALLAH!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
itu mari kita melakukan bedah siasat, di mana kekurangan dan kesilapan Sistem
Pendidikan Negara agar kita tidak disoal siasat sekali lagi di Hari Pengadilan,
dan berakhir dengan bertekak sesama sendiri di dalam Neraka Allah SWT.
Waliyazubillah!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Saya
akan cuba membuat perbandingan ini melalui cara Rasulullah SAW dan cara kita
zaman moden ini dengan melihat kepada tujuan/matlamat, dasar, kaedah/metod,
kesan pendidikan Rasulullah SAW, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
itu, pertama-tama sekali kita harus memahami terlebih dahulu apa itu dikatakan
‘Rasul’.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><h1 style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">A)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">PENGERTIAN
RASUL</span></b></span></h1>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasul
itu Utusan <span> </span>ALLAH, bertangungjawab membawa
syariat ALLAH kepada manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Hakikat tugas Rasul adalah ‘Mengajar, Mendidik dan Memimpin”.
Mengajar sekadar menyemat ilmu di akal fikiran murid, tetapi ‘Mendidik’
melibatkan hubungan/jalinan/kontak hati antara murid dengan gurunya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan
‘Memimpin’ adalah natijah dari itu, iaitu tidak dinamakan ‘Memimpin’ kalau
murid(rakyat) tidak boleh diatur dan diarah-arah!. Semuanya atas kebijaksanaan
mendidik.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Baik!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Perkara 3M ini mestilah dibuat serentak. Sebab ketiga2 itu
saling kait-mengait dan bantu membantu dalam menjayakan perjuangan menegakkan
syariat ALLAH di muka bumi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam 3
perkara itu, ‘Mendidik’ (Didik & Asuh) adalah yang terpenting dan teramat
sulit sekali. Sebab, tiada ertinya mengajar kalau yang mendengar itu tidak
boleh ‘follow-up’ dan berbuat dengan apa yang kita syarah!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Nak
bagi masuk ke dalam benak hati seseorang itu, bukan boleh diajar dan
sebut-sebut begitu sahaja. Perlu dibimbing, didorong dan diawasi sepanjang
masa. Itulah dikatakan mengasuh dan mendidik ataupun Tarbiah!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana
berjayanya sebuah kepimpinan itu bergantung kepada ketaatan, dan ketaatan
adalah hasil dari didikan yang konsisten dan istiqamah!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Orang
tidak akan mengasuh kalau bukan bertujuan untuk jadi orang – boleh dipimpin dan
memimpin. Dan tidak dinamakan ‘memimpin’ kalau rakyat tidak boleh disuruh atau
dilarang melaksanakan sesuatu tindakan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
dikatakan ‘mendidik/mengasuh’ itu dalam ertikata yang sebenar?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
mengetahui bagaimana sikap guru seharusnya mendidik, sila baca <a href="http://asoib001.tripod.com/AsasPerpaduan.htm">‘Perpaduan Ummah Bermula Di Sekolah’.</a></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 1 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kita mengasuhpun tidak!. Setakat mengajar sahaja. Yang penting
tugas mengajar sudah dilaksanakan, dan cukup bulan terima gaji!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sedang maksud mengajar itu mengkehendaki lebih dari itu.
Seseorang perlu korbankan masa, tenaga dan wangnya untuk anak didiknya. Sanggup
makan sedulang, tidur sebantal selain ‘mencontohkan’ sikap dan akhlak yang baik
kepada anak buah.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak peliklah, pelajar-pelajar sekarang tidak boleh terima
arahan guru. Sebab guru sendiri tidak amanah, ambil kesempatan niaga, dan
bla..bla.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Apabila didikan tidak masuk ke dalam benak hati dan akal fikiran
pelajar, bagaimana kita hendak memimpin mereka kepada kebaikan!. Kalau usaha
kita untuk mengatur dan mengarah-mengarah mereka demi kebaikan bangsa dan
negara, dipandang sepi dan curiga sentiasa. Lantas usaha pembangunan negara
tidak berjalan dengan sewajarnya. Asyik berdemonstrasi dan tidak berminat untuk
membangunkan bangsa dan negara. Hala kepada merosakkan itu – banyak!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Itulah produk yang kita peroleh hari ini, anak watan yang
bersikap kurang ajar dan tidak tahu berterima kasih kepada usaha-usaha kerajaan
dan jenerasi terdahulu membangunkan negara tercinta. <i>Sonang-sonang saja
mereka nak runtuh!.</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: #333399; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">B)
Apa MATLAMAT/tujuan pendidikan dalam Islam?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ada dua(2)
matlamat pendidikan dalam Islam. Iaitu untuk melahirkan insan yang berjiwa
taqwa dan untuk melahirkan insan-insan yang sanggup bekerja sebagai khalifah
(duta) ALLAH. Ini dapat dikesan menerusi 2 firman ALLAH TAALA yang bermaksud;</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">i)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak
Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku. (Az Zariat: 56)</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">ii)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sesungguhnya
Aku akan menjadikan di muka bumi seorang khalifah. (Al Baqarah: 30).</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ayat
pertama menegaskan iaitu tujuan ALLAH menjadikan manusia ialah untuk menjadi
seorang hamba ALLAH yang hidupnya hanya <b>untuk menyembah dan mengabdikan</b><b> seluruh hidup kepada ALLAH semata.</b>
Melaksanakan seluruh perintah (hukum-hakam) ALLAH dalam semua aspek kehidupan
manusia, dan menghindari diri dari semua larangan-Nya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Manakala
ayat kedua sebagai khalifah ALLAH bermaksud, untuk melahirkan insan-insan yang
sanggup bekerja sepenuh masa dengan kerajaan ALLAH <b>untuk membangunkan
syariat ALLAH</b> dan <b>melaksanakan tugas yang diamanahkan</b> oleh ALLAH.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">‘Combination’</span></i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> antara dua maksud tersebut maka
lahirlah ungkapan yang masyhur iaitu, “Menjadi Abid di malam hari, dan menjadi
singa ALLAH di siang hari”.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Abid
berperanan sebagai hamba ALLAH yang sebaik-baiknya. Singa berperanan sebagai
khalifah ALLAH yang sebaik-baiknya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maka,
dalam usaha memproses manusia menjadi hamba dan khalifah ALLAH sekaligus, maka
dapat tidak Sistem Pendidikan hendaklah menjurus ke arah itu!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 2 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Adakah kita mendesignkan kurikulum pendidikan kita mengikut
sepertimana kehendak ALLAH itu?. Menjadi Abid dan Singa Allah, sekaligus!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sekali-sekali!. Kalau adapun sedikit sekali. Sekadar lalu
menyapa angin.. ambil nama saja!. Kalau tidak buat begitu, nanti orang kata
menentang arus kebangkitan Islam pulak!. Sebab ini zaman kebangkitan Islam
akhir zaman. Orang pakai tudung di mana-mana!. Hatta dalam pejabat orang bukan
Islam!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Justru itu, tidak peliklah Pendidikan Islam tidak dipantau dengan
baik. Demi menghasilkan pelajar yang bertaqwa tinggi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kerana apa?. Kerana matlamat kita ialah hidup senang di dunia, bukan
menjamin untuk mendapatkan kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dalilnya, produk yang lahir bukannya jenis hamba yang hidup mati
untuk ALLAH. Tetapi untuk menyembah hawa nafsu dan syaitan semata!. Hidup di
dunia ini semata untuk keseronokan wang, kuasa dan wanita. Melaksanakan hukum
hakam Allah dalam setiap aspek kehidupan jauh sekali!. Malah sesiapa yang
berkehidupan Islam diangggap kolot, jumud dan beku.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sukar untuk melihat perkara ‘ego alias satanisme’ ini
melalui pergaulan bebas, dedah aurat, penipuan, rasuah, dsb.nya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalau diri sendiri sudah tidak terkawal gelojohan nafsunya itu,
maka jangan haraplah ia akan menjadi pemimpin (khalifah) yang sebaik-baiknya.
Salah-salah kero, habis semua khazanah negara dilesapkannya!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidakkah ini suatu petanda bahawa sistem pendidikan kita tidak
menjurus kepada pembentukan diri sebagai ‘hamba dan khalifah ALLAH’.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidakkah ini dikatakan perjuangan yang tersasar dari landasan
pembinaan insan yang sebenar?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Bagaimana kita boleh mengatakan sistem pendiddikan sesebuah
jemaah Islam itu tidak betul. Sedangkan sistem kita sendiri menghasilkan
‘melaun’ yang menunggu masa sahaja nak menjatuhkan kita(pemimpin) dan
menjahanamkan negara!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">So.. bagaimana kita boleh melahirkan jenerasi yang bertakwa,
kalau benda semudah inipun kita boleh tertipu hidup-hidup!. Silap programing,
katakan!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText3">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText3">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy;">C) BAGAIMANA PROSES pendidikan yang digunakan oleh
Rasulullah SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Proses Pendidikan yang digunakan oleh Rasulullah SAW
untuk melahirkan manusia-manusia berwatak ‘Abid di malam hari dan Singa di
siang hari’ adalah melalui dua peringkat pendidikan, iaitu:-</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat
Pembangunan Insan di Makkah.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat
Pembangunan Material di Madinah.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat pertama mengambil masa lebih kurang 13
tahun, dan peringkat kedua pula 10 tahun. Perlu diingat bahawa sepanjang
berlakunya pembangunan material itu, proses pembangunan insan tetap berjalan.
Sebab, insan memang perlu dibangunkan selalu kerana ia mudah lupa apabila
berhadapan dengan nikmat dunia atau pembangunan material yang mencabar.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Untuk mendidik insan, Al Quran mempunyai ayat-ayat
khusus yang disebut ayat-ayat Makkiyah. Yakni ayat-ayat mengenai keimanan
kepada ALLAH, kepada Hari Qiamat, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Dengan ayat-ayat yang demikian itu fikiran dan jiwa insan
akan menjadi yakin dengan ALLAH, serta cinta dan takut kepada-Nya. Juga yakin
dengan Hari Qiamat, bahkan sangat membesarkan dan mengutamakan kehidupan di
Alam Akhirat dan cinta dengan Surga.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Dalam pada itu, ayat-ayat Makkiyah akan menjadikan
insan takut dengan azab kubur, azab neraka dan kedahsyatan Padang Mahsyar.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Itulah iman. Yakni rasa hati yang cintakan ALLAH,
gerun dengan Neraka, dan rindu dengan Syurga di Akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Bila fikiran dan jiwa terisi dengan keyakinan begitu,
maka manusia akan takut dengan dosa dan berlumba-lumba untuk beramal soleh dan
berakhlak mulia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat pembangunan seterusnya ialah Pembangunan
Material sudah tidak jadi masalah. Jiwa-jiwa yang telah dibangunkan dengan Iman
dan Islam, rela berkorban untuk menjayakan Tamadun dan Kebudayaan Islam di atas
tauhid yang sejati.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Tidak ada lagi curi tulang, tuang kerja, rasuah,
tidak amanah, tidak jujur, dll serta yang lebih berat ialah mengkianati agama,
bangsa dan negara.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 3 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Adakah kita melaksanakan peringkat-peringkat
pendidikan yang sedemikian cara, iaitu bermula dengan Pendidikan Insan?. Tidak
sekali-sekali!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Pendidikan Insan (di sini ialah Fardhu
Ain sekolah) menjadi pelajaran sampingan yang dibuat pada hari-hari cuti umum
atau sebelah petang sahaja. Kita (termasuk sikap ibu bapa) tidak memberi
tumpuan penuh kepada pencapaian subjek ini berbanding pendidikan yang menjurus
kepada kebendaan (sains, matematik, dll). Sebab apa?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Sebab di situ terletaknya jaminan hidup
di masa depan!. Gara-gara sikap tawakal dan tauhid kepada ALLAH sudah tidak
ada.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Kalau keyakinan kepada azab neraka ALLAH
sudah tidak ada, apa ‘faktor pengawal’ yang boleh menjaga ia dari melakukan
perkara-perkara yang merosakkan diri dan negaranya di hari muka?. Kalau
bukannya IMAN!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Tidak hairan lah, tahun demi tahun, akta
dan undang-undang jenayah digubal untuk mengawal mereka-mereka yang abnormal
ini. Sehinggalah Malaysia hari ini dikenali dunia sebagai negara yang paling
banyak menyakat orang ramai dengan undang-undang!. Tidak bagi can bagi kreativiti
langsung! (Dalam kontek JPJ).</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">D)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Apa dasar pendidikan yang diambil OLEH
RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Daripada
dua(2) proses Pembangunan Insan dan Pembangunan Material di atas, yang lebih ditekankan
ialah Pembangunan Insan. Malah, ia menjadi dasar pendidikan yang pertama dan
utama sekali diambil perhatian oleh Rasulullah SAW sebelum Pembangunan
Material. </span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ringkasnya,
individu-individu yang hidup dalam sistem jahiliah perlu diubah terlebih dahulu
kepada peribadi-peribadi soleh dan solehah, sebelum digerakkan untuk menjalani
sistem hidup Islam sepenuhnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Matlamat
Pembangunan Insan ini ialah untuk melahirkan orang-orang yang membangunkan Al
Quran dan Sunnah dalam setiap aspek kehidupan tanpa mengharapkan apa-apa upah.
Mereka berjuang menegakkan tamadun dan empayar Islam dengan tujuan untuk
menyelamatkan manusia dan dunia amnya daripada sebarang kekejaman dan
pemusnahan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Keuntungan
yang diharapkan bukan kekayaan dan kekuasaan, tetapi keredhaan ALLAH dan
keampunan-Nya. Itu baharulah bertepatan dengan gelaran – hamba dan khalifah
ALLAH yang sesifat sejagat!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS">(Maksudnya, boleh lah kita pergi berdakwah
ke planet-planet lain sebagai duta ALLAH. Kalau boleh dikatakan begitu!.)</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan
kata lain, sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh Rasulullah berjaya mengubah
fikiran, jiwa dan fizikal manusia sehingga berjaya mencetuskan zaman
kegemilangan tamaddun manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Itulah
rahsia kejayaan Rasulullah dalam melahirkan generasi contoh, dan membina sebuah
negara yang cukup indah sehingga mendapat pujian ALLAH dengan firman-Nya; <b><i>Negara
yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH.</i></b><i> (As Saba’: 15)</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 4:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Berbeza dengan sistem pendidikan Negara, kita lebih menumpukan
usaha kepada Pembangunan Fizikal. Membangunkan Al Quran dan Sunnah dalam setiap
aspek kehidupan itu perkara kedua.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka berlakulah pencapaian tamadun lahir kita menongkat langit,
tetapi tamadun batin kita (akhlak dan sifat kehambaan) merundum jatuh!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Jelasnya, sistem pendidikan kita hanya mampu mengubah dasar,
matlamat dan teknik pentadbiran lahir sahaja. Kita <u>tidak dapat mengubah jiwa
manusia</u> sehingga membuat mereka merasakan diri mereka sebagai hamba ALLAH
sebenar-benarnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sepatutnya perkara ini tidak berlaku. Sebab belum tentu negara
boleh terbangun, kalau kita mencuaikan Al Quran dan Sunnah!. Tetapi kalau kita
mengutamakan Al Quran dan Sunnah dalam kehidupan, Pembangunan Material akan
sendirinya akan terbangun dan terbela.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, tidak akan ada orang akan merempuh bangunan pencakar langit
KLCC dengan kapal terbang sebagai ‘copyright’ kepada peristiwa 11 September di
WTC, New York!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Krana apa?. Sebab insan sudah terdidik!. Orang tidak akan buat
kerja gila seperti itu lagi kerana takutkan dosa!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">E)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">APA KAEDAH YANG DIGUNAPAKAI OLEH RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kaedah atau metod yang digunakan oleh
Rasululah SAW – mudah sahaja!. Semudah A, B dan C. Tidak perlu pembaris,
kompass, alat alur, bangunan air-cond, dll. Hanya pakai batu dan pelepah tamar
sahaja!.</span><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"></span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">(Saja nak ‘smash’ mika yang dok design
kurikulum pendidikan.. sampai nak bongkok 3 pelajar-pelajar hari ini kerana
pikul beg yang berat!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kalau bertambah2 tawaduk sejajar dengan beban
beg yang berat tu.. tak apa juga laa!. Tetapi ilmu yang diperolehi tidak setinggi
mana, tapi akhlak dan prilaku amat mengecewakan sebagai seorang mukmin!).</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW menggunakan pendekatan
Pendidikan Informal, iaitu suatu bentok pendidikan tidak resmi. Ia berlaku pada
sebarang tempat, pada sebarang waktu dan pada sebarang orang, tidak kira kecil
atau besar, tua atau muda.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah memberi priority kepada pendidikan
informal daripada pendidikan formal (resmi) kerana kaedah informal lebih
berkesan, praktikal dan memberi hasil yang cepat dan konkrit. Manakala
pendidikan formal hanya menambahkan teori-teori yang jarang dipraktikkan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sistem Pendidikan Rasulullah ini kelihatan
mempunyai maksud untuk melahirkan manusia yang mengamalkan ilmu. Baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi keutamaan
kepada pengamalan ilmu.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam hal ini, Rasulullah SAW ada bersabda, <i>“Barangsiapa
beramal dengan ilmu yang ia tahu, ALLAH akan pusakakan kepadanya ilmu yang dia
tidak tahu.” (dikeluarkan oleh Abu Nuaim).</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sehubungan dengan itu, guru mesti menjadi
contoh yang baik terhadap anak-anak muridnya. Sikap dan cakap guru sepanjang
masa di dalam pergaulannya dengan murid-murid mesti bersifat mengajar dan
mendidik. Kiranya berlaku hal yang sebaliknya, ertinya guru itu sudah
mengagalkan matlamat pendidikannya supaya anak-anak muridnya beramal dengan
ilmu yang mereka perolehi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Oleh
kerana sistem pendidikan Rasulullah tidak memberi penekanan kepada menghafal,
mengingat dan menulis kembali ilmu tetapi ialah pada pengamalan. Maka, sudah
tentu tidak ada apa-apa sijil kelulusan yang hendak dikeluarkan. Sebab produk
akhir yang dikehendaki ialah TAKWA, dan ukuran takwa ialah pada akhlak dan amal
soleh. Takwa itulah nilai tertinggi bagi seseorang yang menuntut ilmu kerana
ALLAH. Seperti kata pepatah, “Jadilah seumpama padi, semakin berisi semakin
tunduk. Jangan jadi seperti lalang, semakin tinggi semakin menyucuk!”.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan kaedah-kaedah di atas, pelajar yang
lahir dari sistem pendidikan Rasulullah ialah orang yang terus beramal, bekerja
dengan ilmu yang ia dapat, bukan kerana gaji tetapi kerana ALLAH. Ertinya
mereka bekerja dengan penuh tanggungjawab, bersih daripada dosa dan maksiat,
dan selamat daripada mengharapkan sebarang kepentingan duniawi atau pribadi.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 5:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Berlainan sikap dengan kita
sebagai guru di zaman moden ini. Kita memberi segala-galanya kepada
pelajar-pelajar kita. Dengan projektor, slaid, komputer, bilik air-cond, dll.
Apa yang kita perolehi?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Memanglah ilmu yang mereka dapat
itu tinggi, tetapi adakah mereka beramal dengan ilmu yang mereka dapat itu?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sekali-kali!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalaulah demikianlah
pulangannya, lebih baik kita mengajar di bawah pokok getah, saja. </span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Hah.. jangan salah faham!.
Samada di bawah pokok getak ke..bawah bangunan ke.. yang penting ialah - Produk
akhir mesti TAQWA!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka, cara yang sebaik-baik
untuk memproses taqwa ialah melalui pendidikan informal. Sebab ilmu yang diajar
secara informal itu (di bawah pokok dan sambil jalan-jalan itu) lebih berkesan
dan meresap ke dalam benak hati mereka.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">(Seperti kisah apabila Nabi SAW
melihat bangkai anjing semasa berjalan-jalan dengan sahabat-sahabatnya, baginda
berkata, ‘Inilah Dunia!’. Tersentak jiwa sahabat.. begitu hina sekali dunia
ini, sekadar 1 ½ hari penghidupan berbanding akhirat yang kekal abadi!. Lantas
mereka terus sujud akur kepada kebenaran Illahi. Tidak ada keinginan untuk curi
tulang, dsb.nya).</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, insya-Allah, jika kaedah
informal ini ditukar stailnya kepada musafir sufi berteknologi, dan belajar dari
Universiti Kehidupan, nescaya mereka akan terus mantap, ghairah beramal dengan
ilmunya berserta panduan dan tauladan dari guru. Dan, ganjaran dari kaedah
‘mujahadah’ ini ialah TAQWA!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dengan taqwa sahaja kita boleh
berdepan dengan Amerika dan Stealth B-2 dan sekutu-kutunya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, dengan taqwa sahaja kita
akan beroleh bantuan ‘Rijalul Ghaib’, iaitu tentera-tentera ALLAH sebagaimana
firman-Nya, “ALLAH menolong orang-orang yang bertaqwa”.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">(Nak harap kepada teknologi,
jangan haraplah kita boleh mengatasi kecanggihan senjata mereka dalam masa
terdekat ini).</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: #003366; font-family: "Courier New";">F)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: #003366; font-family: "Courier New";">APA
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMAHAMKAN ORANG TENTANG ISLAM</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Lain orang
lain kekuatan akalnya. Tentunya lain pulalah pendekatan yang digunakan untuk
memahamkan orang tentang Islam. Seperti contoh, kalau ia seorang budak kecil,
kita sebagai guru hendaklah melakun sebagai budak kecik juga, supaya dia mudah
faham!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
pendekatan pendidikan Rasulullah apabila berhadapan dengan umat-umatnya. Hal
ini selaras dengan firman ALLAH SWT, <b><i>“Serulah kepada Tuhanmu secara
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berhujah dengan mererka secara yang baik”.</i></b><i>
(An Nahl: 125).</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam menunaikan tuntutan hikmah dan
bijaksana itu, Rasulullah membahagikan golongan yang menjadi sasaran dakwah dan
pendidikan kepada 3 kategori, iaitu:-</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Khawas (istimewa),</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Awam, dan</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">c)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Degil.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Khawas (istimewa) ialah orang-orang
yang menerima kebenaran hanya apabila ia disampaikan dengan hujah yang tepat,
jelas dan benar. Mereka adalah golongan bijak pandai, cerdik dan berilmu.
Mereka hanya akan menerima sesuatu kalau ada dalilnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
menghadapi mereka, Rasulullah menggunakan susunan perkataan yang mengandungi
hukum yang sahih dan dalil yang terang serta hujah-hujah yang tepat. Hingga
dengan itu hilanglah keraguan mereka, bahkan mererka melihat Islam begitu
tinggi nilai kebenaranya; mengatasi pegangan-pegangan yang lain.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Awam pula tidak memerlukan hujah
yang ilmiah dalam menerima kebenaran, kerana fikiran mereka tidak diragukan
oleh berbagai-bagai persoalan. (Tidak seperti golongan khawas, golongan ini
banyak sangat bertanya dan hampir-hampir mereka tidak dapat berbuat dengan
suruhan). Sebaliknya golongan awam cukup dengan melihat kebaikan yang ada untuk
dibuat pegangan hidup.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana itu Rasulullah mendekati mereka dengan
nasihat yang baik. Iaitu dengan mendatangkan iktibar yang memuaskan hati atau
yang memberi pengajaran, pendidikan serta ibarat-ibarat yang memberi manfaat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">c)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Degil ialah golongan yang mempunyai
rasa tidak senang dengan sesuatu. Untuk mendekati mereka, Rasulullah mengajak
mereka berdailog tentang hal-hal yang tidak disenangi itu.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dialog
itu dibuat dengan sebaik-baiknya, mudah dan lemah lembut. Hujah-hujahnya adalah
hujah logik yang boleh diterima akal, demi memadamkan hujah yang membuat hati
mereka tidak senang dengan Islam. Hasil dialog membolehkan mereka menerima
perintah-perintah ALLAH. Kalaupun mereka tidak bleh terima, mereka sudah tidak
ada hujah lagi untuk menolaknya. Contoh hujah sepertimana firman ALLAH, <b><i>“Katakanlah,
kemukakanlah 10 surat yang diada-adakan itu yang menyamai Al Quran. Dan
panggilah siapa-siapa yang kamu sanggup selain ALLAH, kalau kamu memang
orang-orang yang benar”.</i></b><i> (Hud: 13)</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah 3 pendekatan yang digunakan oleh
Sistem Pendidikan Rasulullah. Dan ianya dibuat dengan cara penyampaian yang
berbagai-bagai pula, samada dengan menjawab soalan,<span> </span>mengaju sendiri soalan dan menjawabnya pula atau membuat
bandingan dan lain-lain. Segala-galanya dibuat untuk lebih menarik perhatian
dan kefahaman. Dan biasanya, percakapan Rasululah itu tepat, ringkas, padat dan
tidak menjemukan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 6:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><h3>
<span style="font-size: small;"><span lang="MS">Adakah kita menggunakan pendekatan seperti itu?. Iaitu
membahagikan manusia kepada beberapa golongan pencari kebenaran. Tidak ada!.</span></span></h3>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kita mengajar dan bersyarah
pakai tangkap muat sahaja. Kita klasified pelajar mengikut kecerdasan I.Q. Yang
cerdik kita letak di Kelas A, biarpun dia seorang penentang kebenaran, aktivis
sosial lucah ataupun atheis!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kerana apa?. Sebab kita hanya
mementingkan <i>“Apa sumbangan anda kepada negara?”.</i> Pastinya yaqng kita
hendak ialah wang, kuasa dan kemasyhuran.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sedangkan Rasulullah SAW
membahagikan manusia kepada tahap penerimaan mereka kepada kebenaran. Supaya
setiap usaha dakwah yang melibatkan masa dan wang tidak sia-sia begitu sahaja
kerana tidak menepati golongan sasaran.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dalam ertikata lain, perbelanjaan ibubapa untuk
persekolahan anak-anak mendapat pulangan yang setimpal, iaitu kelahiran anak
soleh dengan kos yang minimum!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">G)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">APA SUMBER AMBILAN PENDIDIKAN
RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Seperti dimaklumi, pendekatan yang
digunakan oleh Rasulullah ialah Pembinaan Insan. Sebab tanpa pembinaan insan
(iman dan akhlak), pembinaan material akan melahirkan masyarakat yang tempang
dan pincang. Keadilan, keamanan dan kebahgiaan hidup masyarakat akan hilang.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Justru itu, sumber utama ambilan Rasulullah untuk
mendidik jiwa dan rohani manusia ialah dengan Al Quran dan Hadis. Sebab ALLAH
yang mencipta manusia, ALLAH jugalah yang tahu bagaimana untuk membaiki dan mendidik
hati-hati manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kita lihat apa langkah-langkah pendidikan yang
diambil Al Quran dan Hadis untuk mendidik akhlak, jiwa dan fikiran manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">1)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik jiwa
tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap ALLAH SWT. Ini dibuat
dengan membawa manusia berfikir tentang kebesaran ALLAH, kuasa ALLAH, kehebatan
ALLAH, kebaikan ALLAH, rahmat ALLAH serta nikmatnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">2)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik hati
agar rasa rindu dengan Surga ALLAH, rahmat ALLAH, keampunan ALLAH, bantuan
ALLAH dan lain-lain. Ini dilakukan dengan menyebut khabar-khabar gembira
(tabsyir) tentang perkara-perkara tersebut.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">3)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik iman
dan taqwa di hati agar manusia berasa gerun dengan Neraka dan azab ALLAH, serta
ugutan-ugutan dan kemurkaan ALLAH. Hal ini didapati dengan menyebut perkara-perkara
yang menakutkan manusia (tanzir).</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">4)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar melakukan amal soleh dan berakhlak mulia. Untuk itu, Al Quran
banyak menceritakan sejarah hidup para nabi, rasul dan orang-orang soleh agar
menjadi panduan kepada manusia dalam menjalani kehidupan sebenar.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">5)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar menghindari sifat-sifat jahat dan agar selamat daripada api
Neraka. Maka diceritakan perihal orang-orang jahat atau musuh ALLAH seperti
Firaun, Namrud, Qarun, Haman, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">6)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar memiliki sikap hidup yang khusus sebagai seorang Islam, agar
selamat di dunia dan di Akhirat. Maka Al Quran mengajar tentang syariat atau
hukum-hakam ALLAH. Ada perkara haram dan makruh yang perlu dijauhi. Ada perkara
wajib dan harus yang perlu dibuat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt;">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">(Tentang ayat-ayat Al Quran
berhubung langlah-langkah pendidikan di atas telah sama-sama kita maklumi. Saya
tidak perlu menulis banyak, nanti timbul boring pula..)</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 7:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Oleh kerana kita mementingkan
pendidikan material untuk membangunkan negara, maka kita kurang menumpukan
kepada pembinaan insan (jiwa).</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Justru itu, sumber rujukan kita
ialah kitab dunia, iaitu Sains Encyclopedia, National Geography, dll. Kita
hendak melahirkan saintis-saintis yang terhebat dengan ciptaan-ciptaan yang
anggun.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka, Al Quran dan Sunnah
tinggal jadi bahan pameran dan harapan sahaja. Konon-kononnya, kita sebagai
pejuang agama ALLAH tidak mungkin dibiarkan begitu sahaja oleh ALLAH SWT. Pasti
akan ditolongnya memeranggi tentera kafir!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Begitu sekali sangkaan kita,
sehingga tidak sempat hendak mencermin diri samada kita layak untuk menerima
kurniaan ALLAH sebesar itu.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Nafsu belum sampai ke tahap Mutmainnah, dan iman belum sampai ke
tingkat Iman Ayan, kita sudah mimpi Surga!. Betul-betul lah kita ini Mat Jenin
punya keturunan!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Bagi bom sebiji kan!.. baru dia khabor.</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">H)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">A<span style="text-transform: uppercase;">KHLAK RASULULLAH SEBAGAI CONTOH DAN ‘ROLE MODEL’.</span></span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW mendidik dengan sikap dan akhlak. Apa
yang baginda cakapkan, baginda laksanakan.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Inilah rahsia pendidikan yang cukup penting, iaitu guru
melaksanakan dahulu sebelum diajar kepada murid-murid. Sebagaimana perintah
ALLAH, </span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">“Wahai orang-orang yang beriman,
mengapa kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak berbuat. Amat besar kebencian
di sisi ALLAH bila kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan”.</span></i></b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> (As Saff:
2-3)</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">ALLAH marah dan benci pada
seseorang yang pandai bercakap tapi tidak berbuat. Kerana sikap itu akan
mempersia-siakan ilmu. Dia akan membuat orang yang diajar pun bersikap serupa.
Sehingga ilmu hanya untuk dibanggakan tapi tidak dilaksanakan!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ini bertentangan dengan kehendak Al Quran dan Sunnah
itu sendiri. Sebab pendidikan Islam itu mengajarkan cara hidup yang mesti
ditegakkan dalam realiti kehidupan, kerana Islam itu ‘Cara Hidup’ (Dinulhayah).
Bagaimana hendak dikatakan cara hidup, kalau semua ilmu Islam setakat di akal
fikiran (teori semata), bukan dilaksanakan secara praktis dalam semua aspek
kehidupan!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW telah membuktikan tentang
praktikalnya Al Quran, sekaligus memberi contoh tentang cara hidup Islam yang
diperintahkan oleh ALLAH SWT. Sikap dan akhlak baginda itu dicontohi dan dikuti
oleh para sahabat. Mereka pelajari di kala Rasulullah bersama-sama mereka.
Sembahyang berjemaah, makan sedulang, tidur sebantal. Duduk tidak pernah tinggi
daripada sahabat, pakaian tidak berbeza dengan sahabat. Baginda bercakap,
berbincang dan bermesra bahkan bergurau dengan sahabat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan kebenaran dan keindahan Islam yang begitu
menarik hati, yang kelihatan pada diri Rasulullah, sahabat-sahabat
berlumba-lumba untuk mencontohi Rasulullah dalam apa juga yang baginda lakukan.
Rasulullah benar-benar satu figure yang dicintai, dikagumi, dirindui dan
dicontohi setiap perilakunya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana benar dan baiknya sikap dan akhlak Rasulullah
itu, maka para sahabat rela hidup semati bersama Rasulullah. Apa kata
Rasulullah, ditaati sepenuh hati. Bahkan mereka sanggup mati demi
mempertahankan dan melindungi Rasulullah.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan itu, setiap hukum-hakam ALLAH yang
disampaikan pada mereka, bukan saja mereka dengar dan patuh, bahkan mereka
perjuangkan dengan rela hati sebagai cita-cita hidup. Dan mereka berkorban apa
saja hingga rela terkorban segala-galanya demi untuk ALLAH dan </span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasul.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS">(Kalau hal yang serupa berlaku pada seorang ulama
pewaris nabi, janganlah pulak dikatakan pengikutnya ‘taksud’ dengan tok
gurunya!</span><span lang="MS" style="font-style: normal;">. Maka dituduh tok guru mereka
hidup bermewah-mewah dengan kereta yang banyak, dll hasil pemberian anak-anak
muridnya. Betul ke?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">You’ll jangan nak
tuduh orang dakwah macam tuu!..nak kemana sangat sampai kereta berbelas-belas
buah. Kita sebiji dua keretapun tak tahu mana nak pergi!. Kalau hilang sebuah,
buat tak kisah saja. Malas nak lapur. Kira sodokah saja!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan, orang dakwah
ini mereka bersikap ‘zuhud’ dengan dunia. Erti zuhud ialah apa saja kita boleh
milikki - kapal terbang, kepala keretapi, bot mewah, bas bertingkat, dll.
Tetapi jangan letak di hati!. Letak di tangan supaya mudah nak buat kerja
jihad!).</span></i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Itulah hasil didikan melalui sikap dan akhlak. Ia
mampu membeli hati-hati manusia dan menyatukan hati-hati itu dalam satu barisan
yang teratur kukuh. Dan hati manusia tidak boleh dibeli dengan wang, projek,
dsb.nya. Sebagaimana firman ALLAH SWT, </span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">“Jika kamu
belanjakan seluruh kekayaan seisi bumi untuk menjinakkan hati manusia, nescaya
kamu tidak dapat melakukannya. Tapi ALLAH-lah yang menjinakkannya”.</span></i></b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> (Al Anfal:
63)</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 8:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Akhlak guru dengan anak murid seperti
dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW sedikit sekali berlaku pada zaman kita
kini. Sebab utama, kerana guru sendiri telah ‘Cinta Dunia dan Takut Mati’. Gara-gara
iman tidak ada!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sudah tidak ada lagi keikhlasan dalam
amal kebaikan, lebih-lebih lagi apabila ‘amal kebaikan’ sudah boleh
dikomersialkan!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Orang lebih menjaga periuk nasi sendiri
daripada berkorban untuk anak bangsa. Ditambah lagi dengan habuan(gaji) yang
sentiasa meningkat-ningkat. Maka perhatian dan keikhlasan sudah berubah!. Bukan
kerana murid, bukan kerana amal soleh, tetapi kerana gaji!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Itulah sekularisme.. yang menghantui
amal kebajikan yang kita perbuat!. Sudah tidak ikhlas lagi, tetapi kerana
wang!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka boleh kah diajak anak murid untuk
berjuang jihad fisabilillah!. Untuk mempertahankan agama, bangsa dan negara.
Tak osah nak harap lah!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalau dengan guru sendiri pun
(penyelamat dunia akhirat) tidak dicinta, terhadap negara lebih-lebih lagi
lah!. Iaitu pemimpin negara yang tidak menjalankan amanahnya dengan baik,
bertindak zalim kepada mereka yang tidak sehaluan, lebih-lebih lagi negeri yang
dikuasai oleh pembangkang. </span><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Mengetap bibir.. geram sepanjang masa.</span></i></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><b><span lang="MS" style="color: purple; font-family: "Courier New";">KESIMPULAN:</span></b></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Alahai!.. berapa punya banyak <i>Contradiction</i>
la?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Semua aspek sistem pendidikan bercanggah dengan cara
yang Nabi SAW buat!. Baik dari segi kaedah, tujuan, dasar, pendekatan dakwah,
dll.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sedangkan itu semua adalah siasah yang wajib dalam
Sistem Pendidikan Rasulullah. Satu-satunya sistem pendidikan di dunia yang
telah berjaya menegakkan Sistem Islam (hukum hakam Islam) dalam kehidupan
manusia sehingga meliputi 3/4 dunia. Siapa lagi yang hendak kita tiru dan
contohi kalau bukan kaedah yang nabi buat!.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Jelasnya, kita manusia bergelar umat moden abab ke
22 masih meraba-meraba mencari suatu kaedah pendidikan yang boleh menjadikan
menusia sebagai seorang hamba dan khalifah ALLAH yang sebenar-benarnya.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa rahsia kejayaan Rasulullah SAW sehingga berjaya
membentuk manusia menjadi ‘</span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">sebagai Abid di malam hari, dan pejuang
ALLAH di siang hari’</span></i></b><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> itu?.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak lain dan tidak bukan ialah kerana Rasulullah
mempunyai sahabat-sahabat seperjuangan yang berhati </span><b><u><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">‘Zuhud’</span></u></b><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> dengan
dunia. Hati mereka tidak terpaut dengan dunia yang sementara. Kerana hati
mereka terpaut dengan kehidupan Akhirat yang kekal abadi. Justru itu, mereka
bertindak memperalatkan dunia untuk tujuan memburu Akhirat, kerana <i>‘Dunia
itu tanam-tanaman untuk ke akhirat’. (hadis).</i></span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan adanya sahabat-sahabat Rasulullah yang
berjiwa sedemikian, maka dengan mudah dan cepat Sistem Hidup Islam atau hukum
ALLAH itu tertegak dalam kehidupan masyarakat. Dengan iman dan taqwa mereka
cukup berani untuk memecah tradisi hidup jahiliah untuk digantikan dengan
Islam.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Amalan Islam yang adil, berakhlak dan sesuai dengan
fitrah manusia yang mereka amalkan membuatkan orang ramai tertarik sehingga
mendorong mereka masuk Islam serta turut sama membangunkan cara hidup Islam.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kejayaan sedemikian berpunca daripada pendidikan
insan (jiwa) yang menjadi ‘priority’ dalam proses pendidikan Rasulullah SAW.
Baginda mendidik hati agar zuhud dengan dunia, dan sebagai gantinya baginda
menanamkan rasa cinta kepada kehidupan akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan adanya sifat zuhud maka manusia tidak
terhalang untuk melaksanakan dan memperjuangkan hukum-hakam ALLAH dalam
kehidupan manusia sejagat. Secara otomatiknya, pembangunan fizikal turut
berlaku yang memungkinkan lahirnya Tamadun dan Kebudayaan Islam yang sebenar.
Tamadun dan budaya yang suci murni terbit dari hati hamba dan khalifah ALLAH
yang bertaqwa.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Inilah yang diberi pujian oleh ALLAH SWT sebagai,
“Negara yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH”.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan, sewajarlah mereka mendapat bantuan ALLAH
terhadap orang-orang kafir sebagaimana janji-Nya, “ALLAH menolong orang-orang
yang bertaqwa”.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sekian.</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Akan bersambung... ULASAN MUJAHID</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">APIPI@Abuya.Jr.001</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<span style="font-size: small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">16102001</span></span></div>
<span style="font-size: small;">
</span><div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: small;">
<span lang="MS">(Kuliah di atas dipetik dari buku
‘Pendidikan Rasulullah’ oleh Abuya Sheikh Imam Ashaari Muhammad At-Tamimi
dengan sedikit tambahan oleh penulis).</span></span><span id="goog_880662951" style="font-size: small;"></span><span id="goog_880662952" style="font-size: small;"></span>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-7278862926416956802012-05-08T07:34:00.002-07:002012-05-08T08:20:56.584-07:00Karakter Mulia Rosulullah.(ditulis oleh: Al-Ustadz Abulfaruq Ayip Syafruddin)<br />
Sebagai agama yang ajarannya mencakup semua aspek kehidupan, Islam telah
mengatur pula masalah pendidikan. Rasulullah n telah memberi teladan,
apa & bagaimana memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak.
Karenanya, adalah sebuah kemestian, seseorang yang menghendaki
pendidikan anaknya membuahkan hasil terbaik utk meneladani Rasulullah n.
Allah l berfirman:<br />
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah &
(kedatangan) hari kiamat da<span id="more-175"></span>n dia banyak menyebut Allah.” (Al-Ahzab: 21)<br />
Pendidikan yang diajarkan Rasulullah n bukan dilandasi hawa nafsu. Tidak
pula lantaran menjiplak model-model pendidikan yang berkembang di masa
itu. Tapi, apa yang diajarkan benar-benar karena didasari wahyu. Allah l
berfirman:<br />
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”
(An-Najm: 3-4)<br />
Bagi seorang muslim wajib hukumnya meneladani Rasulullah n, termasuk dlm
masalah pendidikan. Islam tak akan menolerir model-model pendidikan
yang meracuni anak didik dgn nilai-nilai kesyirikan, kekufuran, &
kerusakan akhlak. Di tengah dahsyatnya gempuran berbagai model
pendidikan yang dijejalkan kepada kaum muslimin, keharusan utk merujuk
kepada apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah n adalah suatu yang
sangat urgen (penting). Maka, tiada pilihan lain bagi seorang muslim
kecuali menerapkan apa yang diajarkan Rasulullah n. Allah l berfirman:<br />
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang
dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah; & bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya.” (Al-Hasyr: 7)<br />
Bagaimana model pendidikan yang diterapkan Rasulullah n? Yang utama
sekali ditanamkan adalah menyangkut masalah tauhid, mengenyahkan
kesyirikan. Ajari & pahamkan anak dgn masalah tauhid. Lantaran misi
menanamkan tauhid & memberantas kesyirikan inilah para rasul Allah l
diutus kepada kaumnya. Nabi Nuh q diutus kepada kaumnya, misi utamanya
adalah mendakwahkan & mendidik kaumnya dgn tauhid. Allah l
berfirman:<br />
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata:
‘Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada ilah bagimu
selain-Nya.’ Sesungguhnya (kalau kamu tak menyembah Allah), aku takut
kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” (Al-A’raf: 59)<br />
Begitu pula yang diserukan para nabiyullah yang lainnya, seperti Nabi
Hud q yang diutus kepada kaum ‘Ad, Nabi Shalih q yang diutus kepada kaum
Tsamud, & Nabi Syu’aib q yang berdakwah kepada penduduk Madyan.
Semuanya mendakwahkan satu seruan, yaitu:<br />
“Sembahlah Allah, sekali-kali tak ada ilah bagimu (yang berhak disembah) selain-Nya.” (Al-A’raf: 65, 78, 85)<br />
Semua menyerukan kalimat yang sama: tauhid. Semua memberikan pendidikan
& pengajaran kepada umatnya dgn kalimat yang satu, yaitu tauhid.
Rasulullah n memberikan wejangan kepada Mu’adz bin Jabal z, yang kala
itu hendak diutus berdakwah ke Yaman, juga agar mendidik penduduk Yaman
dgn tauhid. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas c, dia berkata: “Rasulullah n
bersabda kepada Mu’adz bin Jabal kala dia hendak diutus ke Yaman:<br />
إِنَّكَ سَتَأْتِي قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ فَإِذَا جِئْتَهُمْ
فَاْدعُهُمْ إِلَى أَنْ يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ
مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ<br />
“Sesungguhnya engkau akan tiba pada suatu kaum dari ahli kitab. Maka
jika engkau datang kepada mereka, dakwahilah kepada persaksian bahwa
tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah, & bahwa Muhammad
adalah rasulullah.” (HR. Al-Bukhari no. 4347)<br />
Tauhid menjadi awal & dasar bagi pendidikan. Diungkapkan Ibnul
Qayyim t, anak-anak yang telah mencapai kemampuan berbicara, ajarilah
mereka (dengan menalqinkan) kalimat La ilaha illallah, Muhammad
Rasulullah. Jadikanlah apa yang diperdengarkan kepada mereka adalah
tentang pengenalan terhadap Allah l (ma’rifatullah) &
mentauhidkan-Nya. Didik juga anak-anak bahwa Allah l berada di atas
‘Arsy-Nya. Allah Maha Melihat terhadap mereka & Maha Mendengar
terhadap apa yang mereka perbincangkan. Allah l senantiasa bersama
mereka, di mana saja mereka berada. (Tuhfatul Wadud bi Ahkamil Maulud,
hal. 389)<br />
Segaris dgn hal di atas, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab t pun
menekankan pula, bahkan mewajibkan, utk setiap muslim membekali diri dgn
ilmu yang terkait dgn pengenalan terhadap Allah l. Disebutkan oleh
Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri hafizhahullah, pengenalan terhadap Allah l
meliputi perkara keberadaan-Nya, rububiyah-Nya, uluhiyah-Nya, & asma
wa shifat-Nya. (Ithaful ‘Uqul bi Syarhi Ats-Tsalatsatil Ushul, hal.<br />
Kenalkanlah Allah l kepada anak-anak semenjak dini. Kenalkan melalui
metode yang bersifat praktis & mudah dipahami anak-anak. Satu di
antara metode itu adalah dgn tanya jawab (di atas). Sebagaimana
Rasulullah n bertanya kepada seorang budak wanita. Hadits dari Mu’awiyah
bin Hakam As-Sulami z, menceritakan metode dialog (tanya jawab)
tersebut.<br />
قَالَ: أَيْنَ اللهُ؟ قَالَتْ: فِي السَّمَاءِ. قَالَ: مَنْ أَنَا؟ قَالَ:
أَنْتَ رَسُولُ اللهِ. قَالَ: أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ<br />
“Rasulullah n bertanya: ‘Di mana Allah?’ Budak wanita itu menjawab: ‘Di
(atas) langit.’ Rasulullah n bertanya kembali: ‘Siapa saya?’ Budak
wanita itu menjawab: ‘Engkau adalah Rasulullah.’ Rasulullah n bersabda:
‘Bebaskan dia, karena sesungguhnya dia adalah wanita yang beriman’.”
(Sunan Abi Dawud no. 930, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t)<br />
Demikian metode dialog yang mengalir lancar, ringan, menyentuh tanpa
beban. Dialog yang lugas, tegas, menikam tajam ke dlm pusat kesadaran.
Menggugah keyakinan, menumbuhkan keimanan nan makin kokoh.<br />
Pengenalan terhadap Allah l sebagai Rabb bisa pula melalui metode
pengenalan dgn ayat-ayat-Nya & makhluk-makhluk-Nya. Disebutkan oleh
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab t, bahwa apabila engkau ditanya,
dgn apa engkau mengetahui Rabbmu. Maka jawablah: dgn ayat-ayat-Nya &
makhluk-makhluk-Nya. Dari adanya ayat-ayat-Nya yang berupa malam &
siang, matahari & bulan, para makhluk Allah l berada di langit yang
tujuh & di bumi yang berlapis tujuh, serta makhluk-makhluk Allah
yang berada di antara keduanya. (Syarh Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh
Abdul ‘Aziz bin Baz, hal. 22)<br />
Kata Asy-Syaikh Muhammad Aman Al-Jami t saat memberi penjelasan terhadap
perkataan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab t di atas, “Mengapa
dalil, tanda-tanda & ayat-ayat (dijadikan dasar) engkau mengetahui
Rabbmu? Karena, sesungguhnya Allah l terhijab di dunia ini & Dia
(Allah l) tak bisa dilihat. Ini berdasarkan hadits Nabi n:<br />
فَإِنَّكُمْ لَنْ تَرَوْا رَبَّكُمْ حَتَّى تَمُوتُوا<br />
“Maka sungguh kalian tak akan pernah bisa melihat Rabb kalian hingga
kalian mati.” (Makna hadits ini terambil dari hadits yang diriwayatkan
Al-Imam Muslim t dlm Shahih-nya no. 2931)<br />
Dengan begitu, iman kepada Allah l termasuk iman terhadap yang gaib.
Karena, sesungguhnya Allah l adalah gaib dari penglihatan &
pandanganmu. Namun Dia ada bersamamu, tak gaib darimu dgn ilmu-Nya,
pendengaran-Nya, penglihatan-Nya, maka Dia bersamamu. Inilah ma’iyyah
khashshah atau ma’iyyah ma’nawiyah (kebersamaan secara maknawi), bukan
hissiyah (inderawi). Adapun secara hissi (inderawi), Dia gaib dari
dirimu. Karenanya, keimanan kepada Allah l termasuk iman pada hal yang
gaib, yang membutuhkan tanda & dalil yang menunjukkan atas
wujudullah (keberadaan Allah l). (Syarhu Tsalatsatil Ushul, Asy-Syaikh
Al-’Allamah Muhammad Aman Al-Jami t, hal. 45)<br />
Hikmah dari mencermati & mengamati segenap ciptaan Allah l, selain
bisa memicu rasa ingin tahu anak, juga bisa diarahkan utk menumbuhkan
keimanan kepada Allah l. Membangun kesadaran bahwa di balik semua
ciptaan ini, ada yang mengatur, menjaga, memelihara & menghidupi,
yaitu Allah k.<br />
Katakan pula kepada anak, bahwa Allah l mencipta & mengatur setiap
orang berbeda-beda. Tunjukkan karunia & nikmat yang telah dia
rasakan. Ini sebagai upaya menumbuhsuburkan rasa syukur pada diri sang
anak. Sikap syukur yang tertanam dlm diri anak diharapkan akan memupus
sikap tamak, rakus. Memudahkan utk menumbuhkan sikap mau berbagi,
membantu & menolong teman, dgn izin Allah l. Dengan sikap syukur ini
pula diharap makin mendekatkan anak kepada Allah l & memupuk jiwa
tawadhu’ (rendah hati) & tak takabur.<br />
Perlihatkan pula kepada anak sederetan pedagang yang menjual barang
dagangan yang sama. Masing-masing pedagang tak saling berebut pembeli
& tak saling mematikan pesaing antara pedagang yang satu dgn yang
lain. Mereka bersaing secara sehat. Masing-masing mereka mendapatkan
rizki sesuai kadar yang telah Allah l tentukan utk mereka. Subhanallah!
Sebuah fenomena yang memperkaya batin anak, mengasah kepekaannya &
menumbuhkan keimanan dlm aspek tauhid rububiyah. Yaitu, tauhid yang
menumbuhkan keyakinan bahwa sungguh Allah l itu Maha Pencipta, Maha
Pemberi rizki, yang menghidupkan, yang mematikan & mengatur alam
semesta ini. Dengan keyakinan semacam ini, anak tak perlu lagi risau,
hasad, iri atau benci bila melihat temannya mendapatkan sesuatu. Dia
berkeyakinan bahwa segala sesuatu itu telah ditentukan rizkinya oleh
Allah l. Maka, pupuslah segala macam hasad, iri, benci di dlm hatinya.
Kemudian terpancarlah dari diri anak akhlak nan mulia. Semua ini
didasari tauhid yang lurus, bersih dari segala noda kesyirikan. Ibarat
pohon, akarnya menghunjam kokoh ke dasar bumi, cabangnya menjulang
menggapai angkasa raya, daunnya rimbun lebat meneduhkan suasana, &
buahnya bermunculan di setiap musim. Allah l berfirman:<br />
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh & cabangnya
(menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dgn seizin Rabbnya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu utk
manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim: 24-25)<br />
Demikianlah pohon keimanan. Pokok akarnya kokoh di dlm hati seorang
mukmin, secara ilmu & i’tiqad (keyakinan). Cabangnya berupa ucapan
yang baik, amal shalih, akhlak yang disukai, adab (kesantunan) yang baik
(yang mengarah) pada langit, yang senantiasa menapak ketinggian kepada
Allah l. Dari pohon itu mencuat amal-amal & perkataan-perkataan yang
membawa manfaat bagi seorang mukmin & yang lainnya. Itulah
syajaratul iman (pohon keimanan). Ini dinyatakan oleh Asy-Syaikh
Abdurrahman As-Sa’di t dlm Taisir Al-Karimirrahman (hal. 451).<br />
Karenanya, pendidikan tauhid ini harus benar-benar mendapat perhatian.
Nabi Ya’qub q saat menjelang ajal menjemput masih tetap memerhatikan
masalah tauhid terhadap anak-anaknya. Ini dilukiskan dlm Al-Qur`an:<br />
“Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika
ia berkata kepada anak-anaknya: ‘Apa yang kamu sembah sepeninggalku?’
Mereka menjawab: ‘Kami akan menyembah Ilahmu & Ilah nenek moyangmu,
Ibrahim, Ismail & Ishaq, (yaitu) Ilah Yang Maha Esa & kami hanya
tunduk patuh kepada-Nya’.” (Al-Baqarah: 133)<br />
Pendidikan anak lainnya yang ditekankan Rasulullah n adalah membaguskan
semangat anak utk beribadah kepada Allah l. Anak dihasung utk senantiasa
melatih diri beribadah. Hingga pada masanya, anak tumbuh dewasa,
dirinya telah memiliki kesadaran tinggi dlm menunaikan kewajiban ibadah.
Di antara perintah yang mengharuskan anak dididik utk menunaikan yang
wajib, seperti hadits dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari
kakeknya, dia berkata: Rasulullah n bersabda:<br />
مُرُوا أَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِيْنَ
وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِيْنَ وَفَرِّقُوا
بَيْنَهُمْ فِي الْمَضَاجِعِ<br />
“Suruhlah anak-anak kalian menunaikan shalat kala mereka berusia tujuh
tahun, & pukullah mereka (bila meninggalkan shalat) kala usia mereka
sepuluh tahun, & pisahkanlah tempat tidur mereka.” (Sunan Abi Dawud
no. 495. Asy-Syaikh Al-Muhammad Nashiruddin Al-Albani t menyatakan
hadits ini hasan shahih.)<br />
Yang dimaksud menyuruh anak-anak, meliputi anak laki-laki &
perempuan. Mereka hendaknya dididik bisa menegakkan shalat dgn memahami
syarat-syarat & rukun-rukunnya. Jika hingga usia sepuluh tahun tak
juga mau menegakkan shalat, maka pukullah dgn pukulan yang tak keras
& tak meninggalkan bekas, serta tak diperkenankan memukul wajah.
(Lihat ‘Aunul Ma’bud Syarh Sunan Abi Dawud, 2/114)<br />
Untuk mengarahkan anak tekun dlm beribadah memerlukan pola yang
mendukung ke arah hal tersebut. Seperti, diperlukan keteladanan dari
orangtua & orang-orang di sekitar anak. Perilaku orangtua yang
‘berbicara’ itu lebih ampuh dari lisan yang berbicara. Anak akan
melakukan proses imitasi (meniru) dari apa yang diperbuat orangtuanya.
Syariat pun sangat tak membuka peluang terhadap orang yang hanya bisa
berbicara (menyuruh) namun dirinya tak melakukan apa yang dikatakannya.
Allah l berfirman:<br />
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tak kamu
perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan
apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Ash-Shaff: 2-3)<br />
Dengan demikian, keteladanan sangat mengedepankan aspek perilaku dlm bentuk tindakan nyata. Bukan sekadar berbicara tanpa aksi.<br />
Pendukung lainnya yang diperlukan agar anak tekun beribadah adalah
mengondisikan lingkungan atau suasana ke arah hal itu. Manakala tiba
waktu shalat, maka seluruh anggota keluarga menyiapkan diri utk shalat.
Tak ada satu orang pun yang masih santai & tak menghiraukan seruan
utk shalat. Kalau ada anggota keluarga yang tak bisa memenuhi segera
seruan tersebut atau berhalangan, maka hal itu harus dijelaskan kepada
anak. Sehingga anak memahami sebagai hal yang dimaklumi secara syar’i.<br />
Pendukung lainnya, seperti pemberian hadiah manakala mau beribadah
secara tekun, memberikan sanksi atau hukuman yang mendidik &
menimbulkan efek jera bagi anak yang malas beribadah, menghilangkan
hal-hal yang jadi penyebab anak malas ibadah, & lain-lain.<br />
Pendidikan penting lainnya bagi anak yaitu membentuk kepribadian anak
yang beradab. Tahu etika, sopan santun. Menurut Asy-Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-’Utsaimin t, al-adab yaitu akhlak yang menjadikan manusia
santun (beretika) karenanya. Seperti, kemuliaan, keberanian, bagus
kepribadian, lapang dada, raut wajah yang berseri-seri, & lain-lain.
Jadi, al-adab adalah sebuah ungkapan tentang akhlak yang (bila)
seseorang menghiasi dirinya dgn akhlak tersebut akan menjadi terpuji
karenanya. (Syarhu Riyadhish Shalihin, 2/979)<br />
Saat seseorang berbicara tentang adab, maka sesungguhnya dia berbicara
masalah akhlak. Adab & akhlak, satu hal yang tak ada perbedaan
padanya. Akhlak terhadap Allah l adalah tak menyekutukan-Nya dgn sesuatu
pun. Mentauhidkan-Nya dlm rububiyah, uluhiyah, & asma wa shifat.
Seseorang yang berbuat syirik, senyatanya dia berbuat zalim yang besar.
Allah l berfirman:<br />
“Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (Luqman: 13)<br />
Akhlak seorang muslim terhadap Rasul-Nya n adalah tak lancang terhadap beliau n. Allah l berfirman:<br />
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah &
Rasul-Nya & bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, & janganlah kamu
berkata kepadanya dgn suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian
kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tak hapus (pahala) amalanmu
sedangkan kamu tak menyadari.” (Al-Hujurat: 1-2)<br />
Diungkapkan oleh Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di t bahwa ayat ini
meliputi kandungan adab terhadap Allah l & Rasulullah n.
Mengagungkan, menghormati, & memuliakannya. Allah l telah
memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman dgn perkara keimanan
terhadap Allah l & Rasul-Nya n. Yaitu, menunaikan perintah-perintah
Allah l & menjauhi larangan-larangan-Nya. (Sehingga) menjadikannya
berjalan di belakang perintah-perintah Allah l & mengikuti Sunnah
Rasulullah n dlm seluruh urusan mereka. Sikap mereka tak mendahului
Allah l & Rasul-Nya n. Mereka tak berkata sampai beliau n berkata.
Mereka tak menyuruh sampai Rasulullah n memerintahkan. Maka, sungguh
inilah hakikat adab yang wajib terhadap Allah l & Rasul-Nya n, yang
merupakan bentuk kebahagiaan seorang hamba & keberuntungannya.
(Sedangkan apabila) bersikap melancanginya, dirimu akan meninggalkan
kebahagiaan yang abadi & kenikmatan yang langgeng. Dalam ayat ini
pun terkandung larangan yang keras mendahulukan perkataan (pendapat)
selain Rasulullah n di atas perkataan beliau n. Maka, sesungguhnya
tatkala telah terang Sunnah Rasulullah n, wajib utk mengikuti &
mendahulukannya atas selainnya. (Taisir Al-Karimirrahman, hal. 889)<br />
Selain mendidik adab terhadap Allah l & Rasul-Nya n, anak mesti pula
dididik utk memiliki adab terhadap sesama manusia. Dalam hal ini yang
utama sekali mendidik akhlak anak terhadap orangtuanya. Mendidik agar
anak berbuat baik kepada kedua orangtuanya, tak semata dgn memberikan
asupan ilmu. Lebih dari itu, hendaknya seorang anak diberi ruang yang
bebas utk membangun ikatan emosional dgn kedua orangtuanya, sekaligus
sebagai media mempraktikkan ilmu yang didapatnya. Melalui interaksi
& komunikasi yang sehat, diharapkan ikatan itu terbentuk sehingga
anak memiliki rasa kepedulian terhadap orangtuanya. Bisa saja seorang
anak memiliki ilmu yang cukup & paham tentang bagaimana harus birrul
walidain (berbuat baik) kepada kedua orangtuanya. Namun manakala ikatan
emosional ini tak dibangun & dibentuk sejak dini, jalinan kedekatan
dgn orangtua pun bisa mengalami hambatan. Anak akan merasa kesulitan
mengamalkan ilmu & pemahamannya. Kepekaannya menjadi tak tajam.
Kepeduliannya pun tumpul. Padahal Allah l berfirman:<br />
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dlm keadaan lemah yang
bertambah-tambah, & menyapihnya dlm dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku & kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.” (Luqman: 14)<br />
Orangtua atau pendidik yang baik, akan senantiasa memerhatikan masalah
interaksi & komunikasi antara orangtua & anaknya. Mendidik bukan
semata mentransfer ilmu kepada anak. Lebih dari itu, bagaimana anak
tersebut mengamalkan ilmunya secara benar & berkesinambungan. Kerja
sama & komunikasi yang baik antara orangtua, anak, & pendidik,
di suatu lembaga pendidikan mutlak diperlukan. Karena anaknya sudah di
pesantren, lantas orangtua tak mau peduli kepada anaknya. Tak pernah
berkomunikasi & berinteraksi dgn sang anak. Ini adalah sikap tak
tepat. Begitu pula lembaga pendidikan di mana sang anak menimba ilmu,
bisa menjadi jembatan komunikasi antara orangtua & anak. Ini semua
sebagai upaya menyongsong pendidikan anak yang lebih baik. Allah l
berfirman:<br />
“Dan tolong-menolonglah kamu dlm (mengerjakan) kebajikan & takwa.” (Al-Ma`idah: 2)<br />
Hikmah yang bisa dipetik dari perintah mendidik anak utk shalat sejak
usia tujuh tahun yaitu adanya penanaman ilmu tentang shalat itu sendiri,
adanya proses pelatihan & pengondisian yang terus-menerus sehingga
ritual shalat menjadi proses ibadah yang melekat kokoh pada anak. Begitu
pula aspek pengamalan dlm masalah birrul walidain, selain penanaman
ilmu, perlu proses melatih, mengondisikan, mendekatkan, &
mengikatkan suasana emosional anak dgn orangtuanya. Kepedulian,
perhatian & kasih sayang orangtua kepada anak merupakan nutrisi bagi
‘kesehatan’ jiwa anak. Sehingga diharapkan anak mengalami tumbuh
kembang jiwa ke arah yang lebih baik. Lebih stabil secara emosional.
Matang dlm bersikap & dewasa dlm menghadapi masalah. Tidak
reaksioner, meletup-letup & kekanak-kanakan sehingga memperkeruh
masalah yang ada. Nas`alullah as-salamah wal ‘afiyah. Wallahu a’lam.<br />
<i>Sumber: www.asysyariah.com Majalah AsySyariah Edisi 043</i>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-9663432729229156612012-04-18T08:32:00.001-07:002012-05-08T08:39:15.042-07:00SISTEM PENDIDIKAN RASULULLAH SAW<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maju
mundur sesebuah bangsa itu bergantung kepada ilmu. Bangsa yang mendaulatkan
ilmu sebagai makanan kerohanian setiap masa – pagi, petang dan malam – nescaya
akan menjadi bangsa yang disegani dan takuti oleh kawan dan lawan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tetapi
kejayaan di dunia itu, sehingga banyak melahirkan tamadun-tamadun lahir yang
hebat-hebat, belum tentu selamat untuk beroleh kebahagian di akhirat. Sebab
tamadun-tamadun lahir itu adalah hasil ibadah, dan ibadah-ibadah itu
bersumberkan iman!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tanpa
iman, orang tidak akan mengerjakan ibadah!. Dan tanpa ibadah, manusia tidak
faham erti ‘kehambaan’ kepada ALLAH SWT, Tuhan penciptanya!. Lantas, manusia
berbuat ikut hawa nafsu dan syaitan semata.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Manusia
cenderung menghasilkan tamadun ia sendiri, iaitu tamadun yang rosak dan tidak
kekal!. Tamadun Lahir yang terbit dari perasaan tamak dan haloba semata.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
produk yang dihasilkan oleh Sistem Pendidikan kita pada hari ini. Sistem yang bertangungjawab
dalam mencorak Tamadun Lahir yang dibuat dengan perasaan ‘gah’ di mata dunia!.
Pastinya kita tidak mendapat imbalan pahala akhirat sebab bercanggah dengan ‘<a href="http://asoib001.tripod.com/5Syarat2Ibadah.htm">Lima(5) Syarat-Syarat Ibadah’</a>!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalilnya,
kita boleh bina dan kita boleh runtuhkan ia dengan sekelip mata!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak
ada rasa penyesalan!. Apa nak disesalkan!. Bukannya harta benda mak bapak
kita!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
sikap bodoh, ego dan sombong kita yang tidak bertanggungjawab – yang tidak
selayaknya bergelar ‘Khalifah ALLAH’ di muka bumi!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Jelasnya,
kita telah gagal membina peribadi-peribadi soleh dan solehah dalam masyarakat
kita hari ini!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Produk2
yang lahir dari institusi2 pengajian tinggi ternyata tidak membantu membetulkan
keadaan!. Malah mengambil kesempatan pula atas kedaifan orang lain untuk
mengaut kepentingan baik untuk diri, keluarga atau kroni. Dan ianya berlaku
bukan setakat golongan elit dan pemerintah sahaja, malah orang-orang kampung
hatta tok imam sekalipun!. Masing-masing bersikap individualistik dan
materialistik!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Puak
Korporat berjiwa sekularis, lebih-lebih lagi la!. Mengaut keuntungan berlipat
kali ganda, atas nama Program Pengswastaan Negara!. Hak milik rakyat tiba-tiba
berubah jadi hak milik persona!. Sedang benda itu dia dapat percuma-cuma sahaja
dan kos relatif!. </span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tanpa
perlu bersaing dengan siapa-siapa, dan... masih boleh bangkrap!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maka
jadilah ia seorang yang panas baran, lupa diri, dan lupa daratan!. Sudah tidak
ketahuan asal-usul lagi.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
ini bisa terjadi demikian?. Bagaimana tebu yang ditanam, dipupuk dan dibaja..
boleh tumbuh jadi buah peria!. Pahit, kelat.. sanggup mengkianati negara dan
bangsa sendiri!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS">(Itu belum berlaku perang!. Jika di zaman
perang, mungkin dia yang pertama cabut lari ke luar negeri bersama anak isteri
dan harta kekayaan. Seperti kes gawat yang melanda ekonomi negara baru-baru
ini. Hampir sahaja orang bungkus tikar bantal, menukar Ringgit dengan Dollar Amerika..
dan bersantai di luar negara!. Tidak ada rasa bertanggungjawaban!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS">Saudara2 harus mengakui hakikat ini.
Mungkin saudara merasa tuduhan ini keterlaluan!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Boleh
saja saudara menganggap demikian, kerana ia tidak mengenai batang hidung sendiri
atau mengugat kepentingan hidup saudara. Apa kata.. jika habuan yang menyeronok
itu datang menyogok diri kepada tuan, samada berupa hamper, saham atau
perempuan!. Apa tidak terjengkil mata dan terliuk dibuatnya?. Kiaslah kepada
mata benda yang lain!. Kerana apa?. Sebab satu-satunya, iaitu <b>Program
Pembinaan Insan belum selesai!.</b> Ringkasnya, <b>Iman</b> tidak ada!).</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Baik!. Kembali kita..</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa
kesilapan dasar pendidikan hari ini sehingga tidak menghasilkan produk yang
sama sepertimana Sistem Pendidikan Rasulullah. Kerana telah jelas dan nyata,
Rasulullah SAW berjaya mengeluarkan produk yang dikatakan, <b><i>“Menjadi Abid
(hamba Allah) di malam hari, dan menjadi Singa (khalifah Allah) di siang hari”.</i></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa kelebihan cara Rasulullah itu?. Apa matlamat, dasar dan
kaedah pendidikan yang digunapakai oleh Rasulullah SAW sehingga menghasilkan
masyarakat contoh yang terbaik di kalangan semua umat manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa
kelemahan dan kekurangan yang terdapat pada Sistem Pendidikan Negara – yang
sentiasa berubah-ubah itu?. Tidak konsisten!. Sehingga kita merasakan anak-anak
kita sebagai ‘testing ground’ sahaja!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
produk akhir boleh kita tidak tahu?.. samada jadi orang atau jadi hantu raya!.
Merayau-rayau di shopping2 complex, tanpa arah tujuan!. Tidak tahu peranan dan
tangungjawab sebagai rakyat negara merdeka, kalau tidakpun sebagai hamba
ALLAH!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
itu mari kita melakukan bedah siasat, di mana kekurangan dan kesilapan Sistem
Pendidikan Negara agar kita tidak disoal siasat sekali lagi di Hari Pengadilan,
dan berakhir dengan bertekak sesama sendiri di dalam Neraka Allah SWT.
Waliyazubillah!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Saya
akan cuba membuat perbandingan ini melalui cara Rasulullah SAW dan cara kita
zaman moden ini dengan melihat kepada tujuan/matlamat, dasar, kaedah/metod,
kesan pendidikan Rasulullah SAW, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
itu, pertama-tama sekali kita harus memahami terlebih dahulu apa itu dikatakan
‘Rasul’.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">A)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">PENGERTIAN
RASUL</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasul
itu Utusan <span> </span>ALLAH, bertangungjawab membawa
syariat ALLAH kepada manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Hakikat tugas Rasul adalah ‘Mengajar, Mendidik dan Memimpin”.
Mengajar sekadar menyemat ilmu di akal fikiran murid, tetapi ‘Mendidik’
melibatkan hubungan/jalinan/kontak hati antara murid dengan gurunya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan
‘Memimpin’ adalah natijah dari itu, iaitu tidak dinamakan ‘Memimpin’ kalau
murid(rakyat) tidak boleh diatur dan diarah-arah!. Semuanya atas kebijaksanaan
mendidik.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Baik!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Perkara 3M ini mestilah dibuat serentak. Sebab ketiga2 itu
saling kait-mengait dan bantu membantu dalam menjayakan perjuangan menegakkan
syariat ALLAH di muka bumi.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam 3
perkara itu, ‘Mendidik’ (Didik & Asuh) adalah yang terpenting dan teramat
sulit sekali. Sebab, tiada ertinya mengajar kalau yang mendengar itu tidak
boleh ‘follow-up’ dan berbuat dengan apa yang kita syarah!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Nak
bagi masuk ke dalam benak hati seseorang itu, bukan boleh diajar dan
sebut-sebut begitu sahaja. Perlu dibimbing, didorong dan diawasi sepanjang
masa. Itulah dikatakan mengasuh dan mendidik ataupun Tarbiah!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana
berjayanya sebuah kepimpinan itu bergantung kepada ketaatan, dan ketaatan
adalah hasil dari didikan yang konsisten dan istiqamah!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Orang
tidak akan mengasuh kalau bukan bertujuan untuk jadi orang – boleh dipimpin dan
memimpin. Dan tidak dinamakan ‘memimpin’ kalau rakyat tidak boleh disuruh atau
dilarang melaksanakan sesuatu tindakan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Bagaimana
dikatakan ‘mendidik/mengasuh’ itu dalam ertikata yang sebenar?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
mengetahui bagaimana sikap guru seharusnya mendidik, sila baca <a href="http://asoib001.tripod.com/AsasPerpaduan.htm">‘Perpaduan Ummah Bermula Di Sekolah’.</a></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 1 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kita mengasuhpun tidak!. Setakat mengajar sahaja. Yang penting
tugas mengajar sudah dilaksanakan, dan cukup bulan terima gaji!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sedang maksud mengajar itu mengkehendaki lebih dari itu.
Seseorang perlu korbankan masa, tenaga dan wangnya untuk anak didiknya. Sanggup
makan sedulang, tidur sebantal selain ‘mencontohkan’ sikap dan akhlak yang baik
kepada anak buah.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak peliklah, pelajar-pelajar sekarang tidak boleh terima
arahan guru. Sebab guru sendiri tidak amanah, ambil kesempatan niaga, dan
bla..bla.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Apabila didikan tidak masuk ke dalam benak hati dan akal fikiran
pelajar, bagaimana kita hendak memimpin mereka kepada kebaikan!. Kalau usaha
kita untuk mengatur dan mengarah-mengarah mereka demi kebaikan bangsa dan
negara, dipandang sepi dan curiga sentiasa. Lantas usaha pembangunan negara
tidak berjalan dengan sewajarnya. Asyik berdemonstrasi dan tidak berminat untuk
membangunkan bangsa dan negara. Hala kepada merosakkan itu – banyak!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Itulah produk yang kita peroleh hari ini, anak watan yang
bersikap kurang ajar dan tidak tahu berterima kasih kepada usaha-usaha kerajaan
dan jenerasi terdahulu membangunkan negara tercinta. <i>Sonang-sonang saja
mereka nak runtuh!.</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: #333399; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">B)
Apa MATLAMAT/tujuan pendidikan dalam Islam?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ada dua(2)
matlamat pendidikan dalam Islam. Iaitu untuk melahirkan insan yang berjiwa
taqwa dan untuk melahirkan insan-insan yang sanggup bekerja sebagai khalifah
(duta) ALLAH. Ini dapat dikesan menerusi 2 firman ALLAH TAALA yang bermaksud;</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">i)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak
Aku jadikan jin dan manusia melainkan untuk menyembah Aku. (Az Zariat: 56)</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.5in; text-indent: -0.5in;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">ii)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sesungguhnya
Aku akan menjadikan di muka bumi seorang khalifah. (Al Baqarah: 30).</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ayat
pertama menegaskan iaitu tujuan ALLAH menjadikan manusia ialah untuk menjadi
seorang hamba ALLAH yang hidupnya hanya <b>untuk menyembah dan mengabdikan</b><b> seluruh hidup kepada ALLAH semata.</b>
Melaksanakan seluruh perintah (hukum-hakam) ALLAH dalam semua aspek kehidupan
manusia, dan menghindari diri dari semua larangan-Nya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Manakala
ayat kedua sebagai khalifah ALLAH bermaksud, untuk melahirkan insan-insan yang
sanggup bekerja sepenuh masa dengan kerajaan ALLAH <b>untuk membangunkan
syariat ALLAH</b> dan <b>melaksanakan tugas yang diamanahkan</b> oleh ALLAH.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">‘Combination’</span></i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> antara dua maksud tersebut maka
lahirlah ungkapan yang masyhur iaitu, “Menjadi Abid di malam hari, dan menjadi
singa ALLAH di siang hari”.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Abid
berperanan sebagai hamba ALLAH yang sebaik-baiknya. Singa berperanan sebagai
khalifah ALLAH yang sebaik-baiknya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Maka,
dalam usaha memproses manusia menjadi hamba dan khalifah ALLAH sekaligus, maka
dapat tidak Sistem Pendidikan hendaklah menjurus ke arah itu!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 2 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Adakah kita mendesignkan kurikulum pendidikan kita mengikut
sepertimana kehendak ALLAH itu?. Menjadi Abid dan Singa Allah, sekaligus!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sekali-sekali!. Kalau adapun sedikit sekali. Sekadar lalu
menyapa angin.. ambil nama saja!. Kalau tidak buat begitu, nanti orang kata
menentang arus kebangkitan Islam pulak!. Sebab ini zaman kebangkitan Islam
akhir zaman. Orang pakai tudung di mana-mana!. Hatta dalam pejabat orang bukan
Islam!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Justru itu, tidak peliklah Pendidikan Islam tidak dipantau dengan
baik. Demi menghasilkan pelajar yang bertaqwa tinggi.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kerana apa?. Kerana matlamat kita ialah hidup senang di dunia, bukan
menjamin untuk mendapatkan kehidupan yang kekal abadi di alam akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dalilnya, produk yang lahir bukannya jenis hamba yang hidup mati
untuk ALLAH. Tetapi untuk menyembah hawa nafsu dan syaitan semata!. Hidup di
dunia ini semata untuk keseronokan wang, kuasa dan wanita. Melaksanakan hukum
hakam Allah dalam setiap aspek kehidupan jauh sekali!. Malah sesiapa yang
berkehidupan Islam diangggap kolot, jumud dan beku.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sukar untuk melihat perkara ‘ego alias satanisme’ ini
melalui pergaulan bebas, dedah aurat, penipuan, rasuah, dsb.nya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalau diri sendiri sudah tidak terkawal gelojohan nafsunya itu,
maka jangan haraplah ia akan menjadi pemimpin (khalifah) yang sebaik-baiknya.
Salah-salah kero, habis semua khazanah negara dilesapkannya!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidakkah ini suatu petanda bahawa sistem pendidikan kita tidak
menjurus kepada pembentukan diri sebagai ‘hamba dan khalifah ALLAH’.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidakkah ini dikatakan perjuangan yang tersasar dari landasan
pembinaan insan yang sebenar?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Bagaimana kita boleh mengatakan sistem pendiddikan sesebuah
jemaah Islam itu tidak betul. Sedangkan sistem kita sendiri menghasilkan
‘melaun’ yang menunggu masa sahaja nak menjatuhkan kita(pemimpin) dan
menjahanamkan negara!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">So.. bagaimana kita boleh melahirkan jenerasi yang bertakwa,
kalau benda semudah inipun kita boleh tertipu hidup-hidup!. Silap programing,
katakan!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText3">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText3">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy;">C) BAGAIMANA PROSES pendidikan yang digunakan oleh
Rasulullah SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Proses Pendidikan yang digunakan oleh Rasulullah SAW
untuk melahirkan manusia-manusia berwatak ‘Abid di malam hari dan Singa di
siang hari’ adalah melalui dua peringkat pendidikan, iaitu:-</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat
Pembangunan Insan di Makkah.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2" style="margin-left: 40.5pt; text-indent: -22.5pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat
Pembangunan Material di Madinah.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat pertama mengambil masa lebih kurang 13
tahun, dan peringkat kedua pula 10 tahun. Perlu diingat bahawa sepanjang
berlakunya pembangunan material itu, proses pembangunan insan tetap berjalan.
Sebab, insan memang perlu dibangunkan selalu kerana ia mudah lupa apabila
berhadapan dengan nikmat dunia atau pembangunan material yang mencabar.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Untuk mendidik insan, Al Quran mempunyai ayat-ayat
khusus yang disebut ayat-ayat Makkiyah. Yakni ayat-ayat mengenai keimanan
kepada ALLAH, kepada Hari Qiamat, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Dengan ayat-ayat yang demikian itu fikiran dan jiwa insan
akan menjadi yakin dengan ALLAH, serta cinta dan takut kepada-Nya. Juga yakin
dengan Hari Qiamat, bahkan sangat membesarkan dan mengutamakan kehidupan di
Alam Akhirat dan cinta dengan Surga.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Dalam pada itu, ayat-ayat Makkiyah akan menjadikan
insan takut dengan azab kubur, azab neraka dan kedahsyatan Padang Mahsyar.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Itulah iman. Yakni rasa hati yang cintakan ALLAH,
gerun dengan Neraka, dan rindu dengan Syurga di Akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Bila fikiran dan jiwa terisi dengan keyakinan begitu,
maka manusia akan takut dengan dosa dan berlumba-lumba untuk beramal soleh dan
berakhlak mulia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Peringkat pembangunan seterusnya ialah Pembangunan
Material sudah tidak jadi masalah. Jiwa-jiwa yang telah dibangunkan dengan Iman
dan Islam, rela berkorban untuk menjayakan Tamadun dan Kebudayaan Islam di atas
tauhid yang sejati.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-style: normal;">Tidak ada lagi curi tulang, tuang kerja, rasuah,
tidak amanah, tidak jujur, dll serta yang lebih berat ialah mengkianati agama,
bangsa dan negara.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 3 :</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Adakah kita melaksanakan peringkat-peringkat
pendidikan yang sedemikian cara, iaitu bermula dengan Pendidikan Insan?. Tidak
sekali-sekali!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Pendidikan Insan (di sini ialah Fardhu
Ain sekolah) menjadi pelajaran sampingan yang dibuat pada hari-hari cuti umum
atau sebelah petang sahaja. Kita (termasuk sikap ibu bapa) tidak memberi
tumpuan penuh kepada pencapaian subjek ini berbanding pendidikan yang menjurus
kepada kebendaan (sains, matematik, dll). Sebab apa?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Sebab di situ terletaknya jaminan hidup
di masa depan!. Gara-gara sikap tawakal dan tauhid kepada ALLAH sudah tidak
ada.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Kalau keyakinan kepada azab neraka ALLAH
sudah tidak ada, apa ‘faktor pengawal’ yang boleh menjaga ia dari melakukan
perkara-perkara yang merosakkan diri dan negaranya di hari muka?. Kalau
bukannya IMAN!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal;">Tidak hairan lah, tahun demi tahun, akta
dan undang-undang jenayah digubal untuk mengawal mereka-mereka yang abnormal
ini. Sehinggalah Malaysia hari ini dikenali dunia sebagai negara yang paling
banyak menyakat orang ramai dengan undang-undang!. Tidak bagi can bagi kreativiti
langsung! (Dalam kontek JPJ).</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">D)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">Apa dasar pendidikan yang diambil OLEH
RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Daripada
dua(2) proses Pembangunan Insan dan Pembangunan Material di atas, yang lebih ditekankan
ialah Pembangunan Insan. Malah, ia menjadi dasar pendidikan yang pertama dan
utama sekali diambil perhatian oleh Rasulullah SAW sebelum Pembangunan
Material. </span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ringkasnya,
individu-individu yang hidup dalam sistem jahiliah perlu diubah terlebih dahulu
kepada peribadi-peribadi soleh dan solehah, sebelum digerakkan untuk menjalani
sistem hidup Islam sepenuhnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Matlamat
Pembangunan Insan ini ialah untuk melahirkan orang-orang yang membangunkan Al
Quran dan Sunnah dalam setiap aspek kehidupan tanpa mengharapkan apa-apa upah.
Mereka berjuang menegakkan tamadun dan empayar Islam dengan tujuan untuk
menyelamatkan manusia dan dunia amnya daripada sebarang kekejaman dan
pemusnahan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Keuntungan
yang diharapkan bukan kekayaan dan kekuasaan, tetapi keredhaan ALLAH dan
keampunan-Nya. Itu baharulah bertepatan dengan gelaran – hamba dan khalifah
ALLAH yang sesifat sejagat!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS">(Maksudnya, boleh lah kita pergi berdakwah
ke planet-planet lain sebagai duta ALLAH. Kalau boleh dikatakan begitu!.)</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan
kata lain, sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh Rasulullah berjaya mengubah
fikiran, jiwa dan fizikal manusia sehingga berjaya mencetuskan zaman
kegemilangan tamaddun manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Itulah
rahsia kejayaan Rasulullah dalam melahirkan generasi contoh, dan membina sebuah
negara yang cukup indah sehingga mendapat pujian ALLAH dengan firman-Nya; <b><i>Negara
yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH.</i></b><i> (As Saba’: 15)</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-style: normal; text-transform: uppercase;">Kontradiktion 4:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Berbeza dengan sistem pendidikan Negara, kita lebih menumpukan
usaha kepada Pembangunan Fizikal. Membangunkan Al Quran dan Sunnah dalam setiap
aspek kehidupan itu perkara kedua.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka berlakulah pencapaian tamadun lahir kita menongkat langit,
tetapi tamadun batin kita (akhlak dan sifat kehambaan) merundum jatuh!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Jelasnya, sistem pendidikan kita hanya mampu mengubah dasar,
matlamat dan teknik pentadbiran lahir sahaja. Kita <u>tidak dapat mengubah jiwa
manusia</u> sehingga membuat mereka merasakan diri mereka sebagai hamba ALLAH
sebenar-benarnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sepatutnya perkara ini tidak berlaku. Sebab belum tentu negara
boleh terbangun, kalau kita mencuaikan Al Quran dan Sunnah!. Tetapi kalau kita
mengutamakan Al Quran dan Sunnah dalam kehidupan, Pembangunan Material akan
sendirinya akan terbangun dan terbela.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, tidak akan ada orang akan merempuh bangunan pencakar langit
KLCC dengan kapal terbang sebagai ‘copyright’ kepada peristiwa 11 September di
WTC, New York!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Krana apa?. Sebab insan sudah terdidik!. Orang tidak akan buat
kerja gila seperti itu lagi kerana takutkan dosa!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">E)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">APA KAEDAH YANG DIGUNAPAKAI OLEH RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kaedah atau metod yang digunakan oleh
Rasululah SAW – mudah sahaja!. Semudah A, B dan C. Tidak perlu pembaris,
kompass, alat alur, bangunan air-cond, dll. Hanya pakai batu dan pelepah tamar
sahaja!.</span><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"></span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">(Saja nak ‘smash’ mika yang dok design
kurikulum pendidikan.. sampai nak bongkok 3 pelajar-pelajar hari ini kerana
pikul beg yang berat!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kalau bertambah2 tawaduk sejajar dengan beban
beg yang berat tu.. tak apa juga laa!. Tetapi ilmu yang diperolehi tidak setinggi
mana, tapi akhlak dan prilaku amat mengecewakan sebagai seorang mukmin!).</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW menggunakan pendekatan
Pendidikan Informal, iaitu suatu bentok pendidikan tidak resmi. Ia berlaku pada
sebarang tempat, pada sebarang waktu dan pada sebarang orang, tidak kira kecil
atau besar, tua atau muda.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah memberi priority kepada pendidikan
informal daripada pendidikan formal (resmi) kerana kaedah informal lebih
berkesan, praktikal dan memberi hasil yang cepat dan konkrit. Manakala
pendidikan formal hanya menambahkan teori-teori yang jarang dipraktikkan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sistem Pendidikan Rasulullah ini kelihatan
mempunyai maksud untuk melahirkan manusia yang mengamalkan ilmu. Baginda tidak
menekankan ilmu yang tinggi atau ilmu yang banyak, sebaliknya memberi keutamaan
kepada pengamalan ilmu.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam hal ini, Rasulullah SAW ada bersabda, <i>“Barangsiapa
beramal dengan ilmu yang ia tahu, ALLAH akan pusakakan kepadanya ilmu yang dia
tidak tahu.” (dikeluarkan oleh Abu Nuaim).</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sehubungan dengan itu, guru mesti menjadi
contoh yang baik terhadap anak-anak muridnya. Sikap dan cakap guru sepanjang
masa di dalam pergaulannya dengan murid-murid mesti bersifat mengajar dan
mendidik. Kiranya berlaku hal yang sebaliknya, ertinya guru itu sudah
mengagalkan matlamat pendidikannya supaya anak-anak muridnya beramal dengan
ilmu yang mereka perolehi.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Oleh
kerana sistem pendidikan Rasulullah tidak memberi penekanan kepada menghafal,
mengingat dan menulis kembali ilmu tetapi ialah pada pengamalan. Maka, sudah
tentu tidak ada apa-apa sijil kelulusan yang hendak dikeluarkan. Sebab produk
akhir yang dikehendaki ialah TAKWA, dan ukuran takwa ialah pada akhlak dan amal
soleh. Takwa itulah nilai tertinggi bagi seseorang yang menuntut ilmu kerana
ALLAH. Seperti kata pepatah, “Jadilah seumpama padi, semakin berisi semakin
tunduk. Jangan jadi seperti lalang, semakin tinggi semakin menyucuk!”.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan kaedah-kaedah di atas, pelajar yang
lahir dari sistem pendidikan Rasulullah ialah orang yang terus beramal, bekerja
dengan ilmu yang ia dapat, bukan kerana gaji tetapi kerana ALLAH. Ertinya
mereka bekerja dengan penuh tanggungjawab, bersih daripada dosa dan maksiat,
dan selamat daripada mengharapkan sebarang kepentingan duniawi atau pribadi.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 5:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Berlainan sikap dengan kita
sebagai guru di zaman moden ini. Kita memberi segala-galanya kepada
pelajar-pelajar kita. Dengan projektor, slaid, komputer, bilik air-cond, dll.
Apa yang kita perolehi?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Memanglah ilmu yang mereka dapat
itu tinggi, tetapi adakah mereka beramal dengan ilmu yang mereka dapat itu?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Tidak sekali-kali!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalaulah demikianlah
pulangannya, lebih baik kita mengajar di bawah pokok getah, saja. </span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Hah.. jangan salah faham!.
Samada di bawah pokok getak ke..bawah bangunan ke.. yang penting ialah - Produk
akhir mesti TAQWA!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka, cara yang sebaik-baik
untuk memproses taqwa ialah melalui pendidikan informal. Sebab ilmu yang diajar
secara informal itu (di bawah pokok dan sambil jalan-jalan itu) lebih berkesan
dan meresap ke dalam benak hati mereka.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">(Seperti kisah apabila Nabi SAW
melihat bangkai anjing semasa berjalan-jalan dengan sahabat-sahabatnya, baginda
berkata, ‘Inilah Dunia!’. Tersentak jiwa sahabat.. begitu hina sekali dunia
ini, sekadar 1 ½ hari penghidupan berbanding akhirat yang kekal abadi!. Lantas
mereka terus sujud akur kepada kebenaran Illahi. Tidak ada keinginan untuk curi
tulang, dsb.nya).</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, insya-Allah, jika kaedah
informal ini ditukar stailnya kepada musafir sufi berteknologi, dan belajar dari
Universiti Kehidupan, nescaya mereka akan terus mantap, ghairah beramal dengan
ilmunya berserta panduan dan tauladan dari guru. Dan, ganjaran dari kaedah
‘mujahadah’ ini ialah TAQWA!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dengan taqwa sahaja kita boleh
berdepan dengan Amerika dan Stealth B-2 dan sekutu-kutunya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dan, dengan taqwa sahaja kita
akan beroleh bantuan ‘Rijalul Ghaib’, iaitu tentera-tentera ALLAH sebagaimana
firman-Nya, “ALLAH menolong orang-orang yang bertaqwa”.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">(Nak harap kepada teknologi,
jangan haraplah kita boleh mengatasi kecanggihan senjata mereka dalam masa
terdekat ini).</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: #003366; font-family: "Courier New";">F)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: #003366; font-family: "Courier New";">APA
PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMAHAMKAN ORANG TENTANG ISLAM</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Lain orang
lain kekuatan akalnya. Tentunya lain pulalah pendekatan yang digunakan untuk
memahamkan orang tentang Islam. Seperti contoh, kalau ia seorang budak kecil,
kita sebagai guru hendaklah melakun sebagai budak kecik juga, supaya dia mudah
faham!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah
pendekatan pendidikan Rasulullah apabila berhadapan dengan umat-umatnya. Hal
ini selaras dengan firman ALLAH SWT, <b><i>“Serulah kepada Tuhanmu secara
hikmah dan pengajaran yang baik, dan berhujah dengan mererka secara yang baik”.</i></b><i>
(An Nahl: 125).</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dalam menunaikan tuntutan hikmah dan
bijaksana itu, Rasulullah membahagikan golongan yang menjadi sasaran dakwah dan
pendidikan kepada 3 kategori, iaitu:-</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Khawas (istimewa),</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Awam, dan</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">c)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan
Degil.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">a)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Khawas (istimewa) ialah orang-orang
yang menerima kebenaran hanya apabila ia disampaikan dengan hujah yang tepat,
jelas dan benar. Mereka adalah golongan bijak pandai, cerdik dan berilmu.
Mereka hanya akan menerima sesuatu kalau ada dalilnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Untuk
menghadapi mereka, Rasulullah menggunakan susunan perkataan yang mengandungi
hukum yang sahih dan dalil yang terang serta hujah-hujah yang tepat. Hingga
dengan itu hilanglah keraguan mereka, bahkan mererka melihat Islam begitu
tinggi nilai kebenaranya; mengatasi pegangan-pegangan yang lain.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">b)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Awam pula tidak memerlukan hujah
yang ilmiah dalam menerima kebenaran, kerana fikiran mereka tidak diragukan
oleh berbagai-bagai persoalan. (Tidak seperti golongan khawas, golongan ini
banyak sangat bertanya dan hampir-hampir mereka tidak dapat berbuat dengan
suruhan). Sebaliknya golongan awam cukup dengan melihat kebaikan yang ada untuk
dibuat pegangan hidup.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana itu Rasulullah mendekati mereka dengan
nasihat yang baik. Iaitu dengan mendatangkan iktibar yang memuaskan hati atau
yang memberi pengajaran, pendidikan serta ibarat-ibarat yang memberi manfaat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">c)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Golongan Degil ialah golongan yang mempunyai
rasa tidak senang dengan sesuatu. Untuk mendekati mereka, Rasulullah mengajak
mereka berdailog tentang hal-hal yang tidak disenangi itu.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dialog
itu dibuat dengan sebaik-baiknya, mudah dan lemah lembut. Hujah-hujahnya adalah
hujah logik yang boleh diterima akal, demi memadamkan hujah yang membuat hati
mereka tidak senang dengan Islam. Hasil dialog membolehkan mereka menerima
perintah-perintah ALLAH. Kalaupun mereka tidak bleh terima, mereka sudah tidak
ada hujah lagi untuk menolaknya. Contoh hujah sepertimana firman ALLAH, <b><i>“Katakanlah,
kemukakanlah 10 surat yang diada-adakan itu yang menyamai Al Quran. Dan
panggilah siapa-siapa yang kamu sanggup selain ALLAH, kalau kamu memang
orang-orang yang benar”.</i></b><i> (Hud: 13)</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Demikianlah 3 pendekatan yang digunakan oleh
Sistem Pendidikan Rasulullah. Dan ianya dibuat dengan cara penyampaian yang
berbagai-bagai pula, samada dengan menjawab soalan,<span> </span>mengaju sendiri soalan dan menjawabnya pula atau membuat
bandingan dan lain-lain. Segala-galanya dibuat untuk lebih menarik perhatian
dan kefahaman. Dan biasanya, percakapan Rasululah itu tepat, ringkas, padat dan
tidak menjemukan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 6:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS">Adakah kita menggunakan pendekatan seperti itu?. Iaitu
membahagikan manusia kepada beberapa golongan pencari kebenaran. Tidak ada!.</span></span><br />
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kita mengajar dan bersyarah
pakai tangkap muat sahaja. Kita klasified pelajar mengikut kecerdasan I.Q. Yang
cerdik kita letak di Kelas A, biarpun dia seorang penentang kebenaran, aktivis
sosial lucah ataupun atheis!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kerana apa?. Sebab kita hanya
mementingkan <i>“Apa sumbangan anda kepada negara?”.</i> Pastinya yaqng kita
hendak ialah wang, kuasa dan kemasyhuran.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sedangkan Rasulullah SAW
membahagikan manusia kepada tahap penerimaan mereka kepada kebenaran. Supaya
setiap usaha dakwah yang melibatkan masa dan wang tidak sia-sia begitu sahaja
kerana tidak menepati golongan sasaran.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Dalam ertikata lain, perbelanjaan ibubapa untuk
persekolahan anak-anak mendapat pulangan yang setimpal, iaitu kelahiran anak
soleh dengan kos yang minimum!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">G)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">APA SUMBER AMBILAN PENDIDIKAN
RASULULLAH SAW?.</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Seperti dimaklumi, pendekatan yang
digunakan oleh Rasulullah ialah Pembinaan Insan. Sebab tanpa pembinaan insan
(iman dan akhlak), pembinaan material akan melahirkan masyarakat yang tempang
dan pincang. Keadilan, keamanan dan kebahgiaan hidup masyarakat akan hilang.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Justru itu, sumber utama ambilan Rasulullah untuk
mendidik jiwa dan rohani manusia ialah dengan Al Quran dan Hadis. Sebab ALLAH
yang mencipta manusia, ALLAH jugalah yang tahu bagaimana untuk membaiki dan mendidik
hati-hati manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kita lihat apa langkah-langkah pendidikan yang
diambil Al Quran dan Hadis untuk mendidik akhlak, jiwa dan fikiran manusia.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">1)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik jiwa
tauhid agar tumbuh rasa kehambaan yang tinggi terhadap ALLAH SWT. Ini dibuat
dengan membawa manusia berfikir tentang kebesaran ALLAH, kuasa ALLAH, kehebatan
ALLAH, kebaikan ALLAH, rahmat ALLAH serta nikmatnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">2)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik hati
agar rasa rindu dengan Surga ALLAH, rahmat ALLAH, keampunan ALLAH, bantuan
ALLAH dan lain-lain. Ini dilakukan dengan menyebut khabar-khabar gembira
(tabsyir) tentang perkara-perkara tersebut.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">3)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik iman
dan taqwa di hati agar manusia berasa gerun dengan Neraka dan azab ALLAH, serta
ugutan-ugutan dan kemurkaan ALLAH. Hal ini didapati dengan menyebut perkara-perkara
yang menakutkan manusia (tanzir).</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">4)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar melakukan amal soleh dan berakhlak mulia. Untuk itu, Al Quran
banyak menceritakan sejarah hidup para nabi, rasul dan orang-orang soleh agar
menjadi panduan kepada manusia dalam menjalani kehidupan sebenar.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">5)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar menghindari sifat-sifat jahat dan agar selamat daripada api
Neraka. Maka diceritakan perihal orang-orang jahat atau musuh ALLAH seperti
Firaun, Namrud, Qarun, Haman, dll.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt; text-indent: -24.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">6)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Mendidik
manusia agar memiliki sikap hidup yang khusus sebagai seorang Islam, agar
selamat di dunia dan di Akhirat. Maka Al Quran mengajar tentang syariat atau
hukum-hakam ALLAH. Ada perkara haram dan makruh yang perlu dijauhi. Ada perkara
wajib dan harus yang perlu dibuat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt;">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">(Tentang ayat-ayat Al Quran
berhubung langlah-langkah pendidikan di atas telah sama-sama kita maklumi. Saya
tidak perlu menulis banyak, nanti timbul boring pula..)</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 42.75pt;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 7:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Oleh kerana kita mementingkan
pendidikan material untuk membangunkan negara, maka kita kurang menumpukan
kepada pembinaan insan (jiwa).</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Justru itu, sumber rujukan kita
ialah kitab dunia, iaitu Sains Encyclopedia, National Geography, dll. Kita
hendak melahirkan saintis-saintis yang terhebat dengan ciptaan-ciptaan yang
anggun.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka, Al Quran dan Sunnah
tinggal jadi bahan pameran dan harapan sahaja. Konon-kononnya, kita sebagai
pejuang agama ALLAH tidak mungkin dibiarkan begitu sahaja oleh ALLAH SWT. Pasti
akan ditolongnya memeranggi tentera kafir!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Begitu sekali sangkaan kita,
sehingga tidak sempat hendak mencermin diri samada kita layak untuk menerima
kurniaan ALLAH sebesar itu.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Nafsu belum sampai ke tahap Mutmainnah, dan iman belum sampai ke
tingkat Iman Ayan, kita sudah mimpi Surga!. Betul-betul lah kita ini Mat Jenin
punya keturunan!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Bagi bom sebiji kan!.. baru dia khabor.</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in;">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 0in; text-indent: 0in;">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New"; text-transform: uppercase;">H)<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-family: "Times New Roman"; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><b><span lang="MS" style="color: navy; font-family: "Courier New";">A<span style="text-transform: uppercase;">KHLAK RASULULLAH SEBAGAI CONTOH DAN ‘ROLE MODEL’.</span></span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW mendidik dengan sikap dan akhlak. Apa
yang baginda cakapkan, baginda laksanakan.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Inilah rahsia pendidikan yang cukup penting, iaitu guru
melaksanakan dahulu sebelum diajar kepada murid-murid. Sebagaimana perintah
ALLAH, </span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">“Wahai orang-orang yang beriman,
mengapa kamu mengatakan sesuatu yang kamu tidak berbuat. Amat besar kebencian
di sisi ALLAH bila kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan”.</span></i></b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> (As Saff:
2-3)</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">ALLAH marah dan benci pada
seseorang yang pandai bercakap tapi tidak berbuat. Kerana sikap itu akan
mempersia-siakan ilmu. Dia akan membuat orang yang diajar pun bersikap serupa.
Sehingga ilmu hanya untuk dibanggakan tapi tidak dilaksanakan!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Ini bertentangan dengan kehendak Al Quran dan Sunnah
itu sendiri. Sebab pendidikan Islam itu mengajarkan cara hidup yang mesti
ditegakkan dalam realiti kehidupan, kerana Islam itu ‘Cara Hidup’ (Dinulhayah).
Bagaimana hendak dikatakan cara hidup, kalau semua ilmu Islam setakat di akal
fikiran (teori semata), bukan dilaksanakan secara praktis dalam semua aspek
kehidupan!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasulullah SAW telah membuktikan tentang
praktikalnya Al Quran, sekaligus memberi contoh tentang cara hidup Islam yang
diperintahkan oleh ALLAH SWT. Sikap dan akhlak baginda itu dicontohi dan dikuti
oleh para sahabat. Mereka pelajari di kala Rasulullah bersama-sama mereka.
Sembahyang berjemaah, makan sedulang, tidur sebantal. Duduk tidak pernah tinggi
daripada sahabat, pakaian tidak berbeza dengan sahabat. Baginda bercakap,
berbincang dan bermesra bahkan bergurau dengan sahabat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan kebenaran dan keindahan Islam yang begitu
menarik hati, yang kelihatan pada diri Rasulullah, sahabat-sahabat
berlumba-lumba untuk mencontohi Rasulullah dalam apa juga yang baginda lakukan.
Rasulullah benar-benar satu figure yang dicintai, dikagumi, dirindui dan
dicontohi setiap perilakunya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kerana benar dan baiknya sikap dan akhlak Rasulullah
itu, maka para sahabat rela hidup semati bersama Rasulullah. Apa kata
Rasulullah, ditaati sepenuh hati. Bahkan mereka sanggup mati demi
mempertahankan dan melindungi Rasulullah.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan itu, setiap hukum-hakam ALLAH yang
disampaikan pada mereka, bukan saja mereka dengar dan patuh, bahkan mereka
perjuangkan dengan rela hati sebagai cita-cita hidup. Dan mereka berkorban apa
saja hingga rela terkorban segala-galanya demi untuk ALLAH dan </span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Rasul.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS">(Kalau hal yang serupa berlaku pada seorang ulama
pewaris nabi, janganlah pulak dikatakan pengikutnya ‘taksud’ dengan tok
gurunya!</span><span lang="MS" style="font-style: normal;">. Maka dituduh tok guru mereka
hidup bermewah-mewah dengan kereta yang banyak, dll hasil pemberian anak-anak
muridnya. Betul ke?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoBodyText2">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">You’ll jangan nak
tuduh orang dakwah macam tuu!..nak kemana sangat sampai kereta berbelas-belas
buah. Kita sebiji dua keretapun tak tahu mana nak pergi!. Kalau hilang sebuah,
buat tak kisah saja. Malas nak lapur. Kira sodokah saja!.</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan, orang dakwah
ini mereka bersikap ‘zuhud’ dengan dunia. Erti zuhud ialah apa saja kita boleh
milikki - kapal terbang, kepala keretapi, bot mewah, bas bertingkat, dll.
Tetapi jangan letak di hati!. Letak di tangan supaya mudah nak buat kerja
jihad!).</span></i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Itulah hasil didikan melalui sikap dan akhlak. Ia
mampu membeli hati-hati manusia dan menyatukan hati-hati itu dalam satu barisan
yang teratur kukuh. Dan hati manusia tidak boleh dibeli dengan wang, projek,
dsb.nya. Sebagaimana firman ALLAH SWT, </span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">“Jika kamu
belanjakan seluruh kekayaan seisi bumi untuk menjinakkan hati manusia, nescaya
kamu tidak dapat melakukannya. Tapi ALLAH-lah yang menjinakkannya”.</span></i></b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> (Al Anfal:
63)</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">KONTRADIKTION 8:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Akhlak guru dengan anak murid seperti
dicontohkan oleh baginda Rasulullah SAW sedikit sekali berlaku pada zaman kita
kini. Sebab utama, kerana guru sendiri telah ‘Cinta Dunia dan Takut Mati’. Gara-gara
iman tidak ada!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Sudah tidak ada lagi keikhlasan dalam
amal kebaikan, lebih-lebih lagi apabila ‘amal kebaikan’ sudah boleh
dikomersialkan!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Orang lebih menjaga periuk nasi sendiri
daripada berkorban untuk anak bangsa. Ditambah lagi dengan habuan(gaji) yang
sentiasa meningkat-ningkat. Maka perhatian dan keikhlasan sudah berubah!. Bukan
kerana murid, bukan kerana amal soleh, tetapi kerana gaji!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Itulah sekularisme.. yang menghantui
amal kebajikan yang kita perbuat!. Sudah tidak ikhlas lagi, tetapi kerana
wang!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Maka boleh kah diajak anak murid untuk
berjuang jihad fisabilillah!. Untuk mempertahankan agama, bangsa dan negara.
Tak osah nak harap lah!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Kalau dengan guru sendiri pun
(penyelamat dunia akhirat) tidak dicinta, terhadap negara lebih-lebih lagi
lah!. Iaitu pemimpin negara yang tidak menjalankan amanahnya dengan baik,
bertindak zalim kepada mereka yang tidak sehaluan, lebih-lebih lagi negeri yang
dikuasai oleh pembangkang. </span><i><span lang="MS" style="color: maroon; font-family: "Courier New";">Mengetap bibir.. geram sepanjang masa.</span></i></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><b><span lang="MS" style="color: purple; font-family: "Courier New";">KESIMPULAN:</span></b></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Alahai!.. berapa punya banyak <i>Contradiction</i>
la?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Semua aspek sistem pendidikan bercanggah dengan cara
yang Nabi SAW buat!. Baik dari segi kaedah, tujuan, dasar, pendekatan dakwah,
dll.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sedangkan itu semua adalah siasah yang wajib dalam
Sistem Pendidikan Rasulullah. Satu-satunya sistem pendidikan di dunia yang
telah berjaya menegakkan Sistem Islam (hukum hakam Islam) dalam kehidupan
manusia sehingga meliputi 3/4 dunia. Siapa lagi yang hendak kita tiru dan
contohi kalau bukan kaedah yang nabi buat!.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Jelasnya, kita manusia bergelar umat moden abab ke
22 masih meraba-meraba mencari suatu kaedah pendidikan yang boleh menjadikan
menusia sebagai seorang hamba dan khalifah ALLAH yang sebenar-benarnya.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Apa rahsia kejayaan Rasulullah SAW sehingga berjaya
membentuk manusia menjadi ‘</span><b><i><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">sebagai Abid di malam hari, dan pejuang
ALLAH di siang hari’</span></i></b><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> itu?.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Tidak lain dan tidak bukan ialah kerana Rasulullah
mempunyai sahabat-sahabat seperjuangan yang berhati </span><b><u><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">‘Zuhud’</span></u></b><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";"> dengan
dunia. Hati mereka tidak terpaut dengan dunia yang sementara. Kerana hati
mereka terpaut dengan kehidupan Akhirat yang kekal abadi. Justru itu, mereka
bertindak memperalatkan dunia untuk tujuan memburu Akhirat, kerana <i>‘Dunia
itu tanam-tanaman untuk ke akhirat’. (hadis).</i></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan adanya sahabat-sahabat Rasulullah yang
berjiwa sedemikian, maka dengan mudah dan cepat Sistem Hidup Islam atau hukum
ALLAH itu tertegak dalam kehidupan masyarakat. Dengan iman dan taqwa mereka
cukup berani untuk memecah tradisi hidup jahiliah untuk digantikan dengan
Islam.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Amalan Islam yang adil, berakhlak dan sesuai dengan
fitrah manusia yang mereka amalkan membuatkan orang ramai tertarik sehingga
mendorong mereka masuk Islam serta turut sama membangunkan cara hidup Islam.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Kejayaan sedemikian berpunca daripada pendidikan
insan (jiwa) yang menjadi ‘priority’ dalam proses pendidikan Rasulullah SAW.
Baginda mendidik hati agar zuhud dengan dunia, dan sebagai gantinya baginda
menanamkan rasa cinta kepada kehidupan akhirat.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dengan adanya sifat zuhud maka manusia tidak
terhalang untuk melaksanakan dan memperjuangkan hukum-hakam ALLAH dalam
kehidupan manusia sejagat. Secara otomatiknya, pembangunan fizikal turut
berlaku yang memungkinkan lahirnya Tamadun dan Kebudayaan Islam yang sebenar.
Tamadun dan budaya yang suci murni terbit dari hati hamba dan khalifah ALLAH
yang bertaqwa.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Inilah yang diberi pujian oleh ALLAH SWT sebagai,
“Negara yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH”.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Dan, sewajarlah mereka mendapat bantuan ALLAH
terhadap orang-orang kafir sebagaimana janji-Nya, “ALLAH menolong orang-orang
yang bertaqwa”.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Sekian.</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">Akan bersambung... ULASAN MUJAHID</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">APIPI@Abuya.Jr.001</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: x-small;"><span lang="MS" style="font-family: "Courier New";">16102001</span></span></div>
<span style="font-size: x-small;">
</span><br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<span style="font-size: x-small;">
<span lang="MS">(Kuliah di atas dipetik dari buku
‘Pendidikan Rasulullah’ oleh Abuya Sheikh Imam Ashaari Muhammad At-Tamimi
dengan sedikit tambahan oleh penulis).</span></span>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3256825369660795750.post-27517416326686356772010-03-21T19:17:00.000-07:002012-04-18T08:17:36.995-07:00kepala dinas surabaya<h3>
<center>Data Lengkap Kepala Dinas Pendidikan yang baru</center></h3>
Tanggal : 13/03/2012<hr style="border: dashed 1px;" />
<br />
<table border="1" cellpadding="3" cellspacing="3" style="width: 100%;">
<tbody>
<tr>
<td rowspan="2" style="background-color: #ffcc00;" width="5%">
<div align="left">
<strong>No.</strong></div>
</td>
<td rowspan="2" style="background-color: #ffcc00; width: 20%;">
<div align="center">
<strong>Jabatan</strong></div>
</td>
<td rowspan="2" style="background-color: #ffcc00;" width="23%">
<div align="center">
<strong>Nama</strong></div>
</td>
<td align="center" colspan="2" style="background-color: #ffcc00;"><strong>Alamat</strong></td>
</tr>
<tr>
<td align="center" style="background-color: #ffcc00;" width="25%"><strong>Kantor</strong></td>
<td align="center" style="background-color: #ffcc00;" width="25%"><strong>Rumah</strong></td>
</tr>
<tr valign="top">
<td align="center">1.</td>
<td>Kepala Dinas Pendidikan</td>
<td>Dr. Ikhsan, S.Psi, MM</td>
<td>Jl. Jagir Wonokromo No. 356 Surabaya<br /> Telp. 031-8418904</td>
<td>Jl. Dharma Husada Regency 221 Surabaya<br /> Telp. 031-5923947</td>
</tr>
</tbody>
</table>
<br /><br /><a href="http://tetrasmasby.net/html/index.php?id=info&kode=21">Kembali ke Atas</a>SDIT AL-FATHIMIYYAHhttp://www.blogger.com/profile/12388990165956865172noreply@blogger.com0